masih termasuk lemah weak inhibitor, namun, perlu adanya perhatian khusus dan studi in vivo lebih lanjut mengenai penggunaan minuman herbal rosela
bersamaan dengan obat-obatan yang dimetabolisme oleh CYP450 Showande, Fakeye, Tolonen, and Hokkane, 2013.
B. Interaksi Obat
1. Pengertian umum
Interaksi terjadi ketika efek dari satu obat diubah oleh adanya obat, obat herbal, makanan, minuman, atau agen kimia lingkungan lainnya. Pengaruh
interaksi obat dapat berbahaya bila menyebabkan peningkatan toksisitas dari obat. Contohnya, pasien yang menggunakan obat golongan MAOI monoamine oxidase
inhibitor dapat mengalami krisis hipertensi akut dan mengancam jiwa jika memakan makanan kaya tyramine seperti keju Stockley, 2010.
Pengurangan efikasi obat karena interaksi dapat berbahaya pula. Misalnya, pasien yang menggunakan warfarin dan rifampisin, akan membutuhkan
dosis warfain lebih, untuk menjaga efek antikoagulasi yang mencukupi. Pasien yang menggunakan tetrasiklin atau kuinolon perlu menghindari antasida dan
makanan mengandung susu karena efek antibiotiknya dapat berkurang atau bahkan tidak terjadi Stockley, 2010.
Donatus 1994 pada disertasinya menyebut interaksi obat dengan istilah antaraksi obat, yang pada dasarnya memiliki makna yang sama. Definisi antaraksi
obat ini dapat ditelaah maknanya melalui dua faktor. Pertama berdasarkan akibat luaran, antaraksi obat didefinisikan sebagai peristiwa manakala efek obat
tertentu obat obyek diubah oleh obat lain antaraktan yang diberikan sebelum atau bersama-sama dengannya. Yang kedua berdasarkan perantara mekanisme
kerja, antaraksi obat didefinisikan sebagai peristiwa yang terjadi manakala obat diberikan bersama, saling mempengaruhi proses farmakokinetika dan atau
farmakodinamika masing-masing obat. Kedua definisi ini bermakna bahwa akibat antaraksi dapat berupa pergeseran kinerja farmakologi dan atau toksikologi obat-
obyek, perantara antaraksi mungkin pergeseran kinerja farmakokinetika dan atau farmakodinamika obat-obyek, dan penyebab antaraksi mungkin faktor peringkat
dosis dan atau lama masa perlakuan interaktan Donatus, 1994.
2. Penggolongan Interaksi
Terdapat beberapa istilah yang dapat dipakai untuk menjelaskan efek obat, yaitu homoergi sepasang obat menimbulkan efek yang benar-benar sama,
heteroergi sepasang obat hanya salah satu yang menimbulkan efek tertentu, homodinami sepasang obat homoergi dengan mekanisme kerja yang sama, dan
heterodinami sepasang obat homoergi dengan mekanisme kerja berbeda. Berdasarkan sifat efek pasangan obat tersebut, antaraksi obat dapat digolongkan
menjadi antaraksi homoergi-homodinami dengan luaran penambahan infra, sederhana, atau supra, serta homoergi-heterodinami dan heteroergi dengan luaran
efek penghambatan inhibisi atau penguatan potensiasi Donatus, 1995. Penggolongan antaraksi, yang selanjutnya disebut sebagai interaksi dapat dilihat
pada gambar 3 berikut.
Gambar 3. Rangkuman penggolongan interaksi obat berdasarkan perubahan efek Donatus, 1995
Interaksi obat juga digolongkan berdasarkan mekanisme kerja yang meliputi
interaksi farmakokinetika
dan farmakodinamika.
Interaksi farmakokinetika berkenaan dengan perubahan keberadaan obat obyek di tempat
kerja, sedangkan interaksi farmakodinamika berkenaan dengan perubahan keefektifan reaksi obat obyek dengan tempat kerjanya Donatus, 1995.
3. Interaksi Farmakokinetika