Analgesik opioid dan opiat analgesik narkotik Analgesik nonopioid

1. Analgesik opioid dan opiat analgesik narkotik

Analgesik ini merupakan analgesik kuat yang berasal dari derivat opium atau senyawa sintetik yang memproduksi efek farmasetis sama dengan opium. Jika berasal dari opium murni, misalnya kodein dan morfin, maka disebut opiat. Opioid merupakan senyawa sintetik seperti meperidine dan fentanil. Analgesik narkotik digunakan untuk menangani nyeri akut sedang hingga berat. Mekanisme kerja analgesik narkotik adalah mengubah persepsi nyeri dengan kerja yang menyerupai endorfin, memblokir transmisi impuls nyeri dan meningkatkan ambang nyeri. Selain analgesik, obat golongan ini memiliki efek antitusif dan sedatif. Ketergantungan adiksi dapat terjadi ketika dilakukan penggunaan jangka panjang Fulcher, Fulcher, and Soto, 2012.

2. Analgesik nonopioid

Analgesik nonopioid disebut juga analgetik perifer, yang bekerja merintangi terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri perifer Tjay dan Rahardja, 2008. Kebanyakan analgesik nonopioid seperti aspirin, ibuprofen, dan parasetamol tersedia dalam bentuk obat bebas. Ada berbagai macam penggolongan analgesik nonopioid, seperti analgesik salisilat aspirin, nonsalisilat parasetamol, dan non steroidal anti inflammatory drugs NSAID atau obat antiinflamasi nonsteroid ibuprofen, asam mefenamat, indometasin, celecoxib, dan sebagainya. Analgesik nonopioid umum digunakan sebagai kontrol nyeri ringan hingga sedang dan sebagian besar memiliki tiga karakteristik meliputi antiinflamasi, analgesik, dan antipiretik Fulcher, Fulcher, and Soto, 2012. Mekanisme kerja dari analgesik nonopioid sebagian besar berdasarkan pada penghambatan sintesis prostalglandin, di mana enzim siklooksigenase diblokir Tjay dan Rahardja, 2008. Mekanisme pemblokiran siklooksigenase COX oleh analgesik nonopioid dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 5. Penghambatan COX -1 2 oleh analgesik nonopioid Aspirin memiliki keunikan mekanisme kerja di mana aspirin menghambat COX secara ireversibel. Golongan NSAID lainnya menghambat COX secara reversibel. Ditemukannya dua macam COX menyebabkan pengembangan lebih lanjut mengenai selektifitas dari aksi analgesik Rang, Dale, Ritter, and Fowler, 2008. NSAID yang ideal hendaknya hanya menghambat COX-2 COX-2 terbentuk jika terjadi inflamasi dan tidak menghambat COX-1 COX-1 memiliki fungsi melindungi mukosa lambung. Sampai saat ini, hanya tersedia beberapa obat yang bekerja selektif COX-2 yaitu nabumeton, meloxicam, dan celecoxib Tjay dan Rahardja, 2008.

G. Ibuprofen