Nilai F yang dihasilkan dikonsultasikan dengan nilai F
tabel
pada taraf signifikansi 5. Jika nilai F
hitung
F
tabel
, hubungan antara kedua variabel sifatnya tidak linier, dan sebaliknya.
3. Uji Hipotesis a. Uji hipotesis I
Rumusan hipotesis
I: H
: Tidak ada pengaruh jenis pendidikan terhadap hubungan antara locus of control dengan perilaku inovatif mahasiswa.
H
a
: Ada pengaruh jenis pendidikan terhadap hubungan antara locus of control dengan perilaku inovatif mahasiswa.
b. Pengujian hipotesis
I Pengujian hipotesis I dalam penelitian ini mengunakan model
persamaan regresi yang dikembangkan Chow Gujarati, 1995:271 dengan rumus sebagai berikut:
Y
i
= α
+ α
1
D
1
+ β X
1
+ β D
1
X
1
+ µi Dimana:
Y
i
= Variabel perilaku inovatif X
1
= Variabel locus of control α,β = Konstanta atau parameter
D
1
= Variabel jenis pendidikan
1 = jika jenis pendidikan responden SMK 0 = jika jenis pendidikan responden SMU
µi = Pengganggu regresi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Uji Hipotesis II Rumusan
Hipotesis II:
H : Tidak ada pengaruh pengalaman wirausaha terhadap hubungan
antara locus of control dengan perilaku inovatif mahasiswa. H
a
: Ada pengaruh pengalaman wirausaha terhadap hubungan antara
locus of control dengan perilaku inovatif mahasiswa. d. Pengujian
hipotesis II
Pengujian hipotesis II dalam penelitian ini mengunakan model persamaan regresi yang dikembangkan Chow Gujarati, 1995:271
dengan rumus sebagai berikut: Y
i
= α
+ α
1
D
2
+ β X
1
+ β D
2
X
1
+ µi Dimana:
Y
i
= Variabel perilaku inovatif X
1
= Variabel locus of control α,β = Konstanta atau parameter
D
2
= Variabel pengalaman berwirausaha
1 = jika mempunyai pengalaman berwirausaha 0 = jika tidak mempunyai pengalaman berwirausaha
µi = Pengganggu regresi Untuk menguji tingkat signifikansi koefisien regresi dari interaksi
variabel D
1
dan D
2
terhadap Y
i ,
maka dilakukan pembandingan nilai signifikansi koefisien regresi
β dengan taraf signifikansi α yang digunakan dalam penelitian ini yakni 0,05. Hipotesis I dan II dalam
penelitian ini akan diterima bila nilai signifikansi koefisien regresi β
lebih rendah dari taraf signifikansi α 0,05. Dimana :
Jika probabilitas 0,05 maka Ho ditolak Jika probabilitas 0,05 maka Ho diterima
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Responden dalam penelitian ini berjumlah 95 mahasiswa dari 101 mahasiswa yang menjadi populasi penelitian ini. Peneliti hanya mendapatkan
data penelitian sebanyak 95 responden, karena pada waktu penelitian 6 mahasiswa yang seharusnya masuk dalam responden penelitian ini diantaranya
sedang mengambil cuti sehingga penulis tidak bisa mendapatkan data dari 6 responden tersebut. Dengan demikian penulis hanya menggunakan 95 data
responden yang diperoleh untuk melakukan penelitian ini. Dari 95 responden, terdapat 86 responden yang jenis pendidikannya SMU, 9 responden yang jenis
pendidikannya SMK. Dan dari 95 responden, juga terdapat 32 responden yang tidak mempunyai pengalaman berwirausaha, 63 responden mempunyai
pengalaman berwirausaha. Dalam pendeskripsian kecenderungan jawaban dalam penelitian ini, penulis mengunakan acuan pada PAP II. Berikut ini adalah
pendeskripsian data penelitian. 1. Variabel
Perilaku Inovatif
a. Responden yang jenis pendidikannya SMK Data penelitian yang diperoleh dalam penelitian untuk variabel
perilaku inovatif menunjukkan bahwa skor terendah yang diperoleh adalah 45 dan skor tertinggi adalah 55. Hasil perhitungan kondisi sentral
menunjukkan bahwa nilai mean M 48,33; median Me 47; modus Mo 47; standar devisiasi 3,279. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran II analisis deskripsi kecenderungan jawaban. Berikut ini disajikan tabel deskripsi kecenderungan jawaban variabel perilaku
inovatif responden SMK.
Tabel 9
Deskripsi Kecenderungan Jawaban Variabel Perilaku Inovatif Responden SMK
Interval Skor Frekuensi
Absolut Frekuensi
Relatif Kriteria
55 – 64 1
11,11 Sangat Tinggi
48 – 54 3
33,33 Tinggi
43 – 47 5
55,56 Cukup Tinggi
38 – 42 Rendah
Di bawah 38 Sangat Rendah
Jumlah 9 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang jenis pendidikannya SMK, mempunyai frekuensi terbesar sebanyak 5
responden 55,56 yang masuk dalam kriteria perilaku inovatif cukup tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku inovatif
responden yang berasal dari SMK termasuk dalam kategori cukup tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran II analisis
deskripsi kecenderungan jawaban.
b. Responden yang jenis pendidikannya SMU Data penelitian yang diperoleh dalam penelitian untuk variabel
perilaku inovatif menunjukkan bahwa skor terendah yang diperoleh adalah 38 dan skor tertinggi adalah 61. Hasil perhitungan kondisi sentral
menunjukkan bahwa nilai mean M 48,49; median Me 48; modus Mo 50; standar devisiasi 4,879. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran II analisis deskripsi kecenderungan jawaban. Berikut ini disajikan tabel deskripsi kecenderungan jawaban variabel perilaku
inovatif responden SMU.
Tabel 10
Deskripsi Kecenderungan Jawaban Variabel Perilaku Inovatif Responden SMU
Interval Skor Frekuensi
Absolut Frekuensi
Relatif Kriteria
55 – 64 10
11,63 Sangat Tinggi
48 – 54 38
44,19 Tinggi
43 – 47 31
36,04 Cukup Tinggi
38 – 42 7
8,14 Rendah
Di bawah 38 Sangat Rendah
Jumlah 86 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang jenis pendidikannya SMU, mempunyai frekuensi terbesar sebanyak 38
responden 44,19 yang masuk dalam kriteria perilaku inovatif tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku inovatif mahasiswa
PAK yang berasal dari SMU termasuk dalam kategori tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran II analisis
deskriptif kecenderungan jawaban.
c. Responden yang berpengalaman wirausaha Data penelitian yang diperoleh dalam penelitian untuk variabel
perilaku inovatif menunjukkan bahwa skor terendah yang diperoleh adalah 38 dan skor tertinggi adalah 55. Hasil perhitungan kondisi sentral
menunjukkan bahwa nilai mean M 46,87; median Me 47; modus Mo 48; standar devisiasi 3,255. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada