Pada umumnya topik satu hingga topik 11 diberikan pada siswa kelas satu dan dua. Sedang untuk topik 12 hingga 17 diberikan pada siswa kelas
tiga. Kalau dianalisis sebenarnya dari topik satu hingga topik 11 merupakan karakter yang harus dimiliki oleh seorang calon wirausahawan, sehingga
materi tersebut di samping berupa aspek kognitif juga mengandung aspek sikap, dan keterampilan yang dibutuhkan dalam berwirausaha. Jadi target
materi tersebut, diharapkan para siswa memiliki sikap kewirausahaan, atau menjadi manusia wirausaha yang berhasil.
Berdasarkan bobot dan jenis materi yang diberikan, tampak jelas bahwa di SMK materi kewirausahaan diberikan secara khusus, yang
merupakan bagian dari kurikulum untuk kelompok adaptif. Sementara di SMU tidak tercantum materi kewirausahaan. Namun, sebenarnya unsur-unsur
dan dasar kewirausahaan secara implisit juga dibahas dalam materi ekonomi Hari, 2005:87.
Pada SMK mata pelajaran wirausaha diberikan secara tersendiri dan spesifik, maka diyakini bahwa sikap kewirausahaan para mahasiswa yang
berasal dari SMK akan lebih cepat terbentuk dibandingkan mereka yang berasal dari SMU. Sehingga penulis menduga bahwa perilaku inovatif pada
mahasiswa yang berasal dari SMK akan lebih besar daripada mahasiswa yang berasal dari SMU.
4. Pengalaman Berwirausaha
Maksud pengalaman dalam penelitian disini berfokus pada pengalaman wirausaha atau pengalaman berusaha sektor kecil, pengalaman
ini bisa saja diperoleh dari pendidikan formal maupun pendidikan nonformal yang diperoleh dalam kehidupan sehari-harinya. Dimana pengalaman
berusaha juga dapat diperoleh dari bimbingan sejak kecil yang diberikan oleh orang tua yang yang memiliki sebuah usaha Prihatin, 2003:37. Pengalaman
dalam berusaha juga dapat diperoleh bila seseorang terlibat secara langsung dalam kegiatan-kegiatan usaha yang berasal dari orangtua yang berwirausaha.
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa sekarang banyak mahasiswa yang kuliah sekaligus dengan berusaha kecil-kecilan untuk menambah uang saku
mereka, contohnya berusaha dengan membuat assesoris wanita yang sedang diminati kemudian menjualnya di kampus baik kepada mahasiswa lainnya.
Dan ada juga mahasiswa yang berwirausaha dengan menjualkan barang- barang yang sedang mode tanpa mengubahnya menjadi suatu produk baru.
Dengan adanya pengalaman wirausaha, penulis menduga bahwa mahasiswa yang sudah berpengalaman wirausaha akan memiliki perilaku inovatif yang
tinggi.
B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian oleh Brigita Pujiwati 2004, bertujuan untuk mengetahui hubungan antara locus of control internal dengan produktivitas kerja karyawan
PT. Astra Internasional Tbk-Honda Yogyakarta. Uji kesahihan butir menyatakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ada 26 butir item yang gugur dan 54 butir yang sahih dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,9694 dan koefisien determinan R
2
sebesar 0.117 yang berarti bahwa sumbangan variabel locus of control internal terhadap produktivitas kerja
karyawan sebesar 11.7 . Data penelitian dengan mengunakan teknik korelasi product moment pearson. Hasil analisis data penelitian ini menunjukkan bahwa
sebaran data adalah normal dan linear. Koefisien korelasi r yang diperoleh adalah 0,342 pada taraf signifikansi 0,05 dengan probabilitas 0,015 p0,05. Hal
tersebut berarti hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara locus of control internal dengan produktivitas kerja pada PT. astra
internasional Tbk-Honda di Yogyakarta dapat diterima. Penelitian
oleh Parwitasari
2005, bertujuan untuk menemukan hubungan antara locus of control internal dengan motif berprestasi pada siswa
kelas III SMU Negri I Seyegan, Sleman, Yogyakarta. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah: apakah ada hubungan positif antara locus of control internal
dengan motif berprestasi pada siswa kelas III. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III IPA
1
, IPS
2
, Bahasa
1
SMU Negri I Seyegan, Sleman Yogyakarta tahun ajaran 20012002. Pengumpulan data dilakukan dengan
metode angket dengan menggunakan dua buah skala yaitu skala IPC Levenson dan skala Mehrabian Measures of Achieving Tendency. Skala pertama
mempunyai reliabilitas 0,853 dan skala kedua mempunyai korfisien reliabilitas 0,915. Data yang dihasilkan berupa angka yang menunjukkan kecenderungan
arah locus of control dan kecendrungan arah motif berprestasi subjek penelitian. Data tersebut kemudian diolah dengan teknik product moment pearson. Hasil
pengolahan data menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,521 antara locus of control internal dengan motif berprestasi subjek penelitian. Hal ini mengandung
arti bahwa ada hubungan positif antara locus of control internal dengan motif berprestasi subjek penelitian. Koefisien determinasi diperoleh sebesar 0,271. Hal
ini menunjukkan locus of control membuka peluang bagi adanya motif berprestasi sebesar 27,1.
C. Rasionalitas Penelitian 1. Pengaruh jenis pendidikan terhadap hubungan antara
locus of control dengan perilaku inovatif mahasiswa
Locus of control merupakan keyakinan individu tentang faktor- faktor yang mengatur kejadian-kejadian dalam hidupnya, yang dapat
dikontrol locus of control internal dan yang di luar kontrol dirinya locus of control eksternal. Perilaku inovatif sendiri adalah perilaku seseorang yang
mencari tahu teknologi baru, proses, teknik, ide-ide baru; menghasilkan ide- ide kreatif; memajukan dan memperjuangkan ide-ide ke orang lain; meneliti
dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan ide-ide baru; mengembangkan rencana dan jadwal yang matang untuk mewujudkan
ide baru tersebut. Jenis pendidikan dalam penelitian ini adalah jenjang pendidikan formal pada SMU dan SMK. Mahasiswa yang berasal dari SMK
sudah mengenal konsep wirausaha dari mata pelajaran kewirausahaan sedangkan mahasiswa yang berasal dari SMU belum mengenal konsep
wirausaha. Derajat hubungan locus of control dengan perilaku inovatif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI