Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri 18 Buku Guru kelas VIII SMP
D. Kontekstual Contextual Teaching and Learning
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan ramah, terbuka, negosiasi yang terkait dengan dunia
nyata kehidupan peserta didik daily life modeling, sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajikan, motivasi belajar muncul, dunia
pikiran peserta didik menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif, nyaman dan menyenangkan. Prinsip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas peserta
didik, peserta didik melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi. Ada tujuh indikator
pembelajaran kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu modeling pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-
tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh, questioning eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi,
inkuiri, generalisasi, learning community seluruh peserta didik partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba,
mengerjakan, inquiry identiikasi, investigasi, hipotesis, konjektur dugaan, generalisasi, menemukan, constructivism membangun pemahaman
sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis, relection reviu, rangkuman, tindak lanjut, authentic assessment penilaian selama proses dan
sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha peserta didik, penilaian portofolio, penilaian secara objektif dari berbagai aspek dengan
berbagai cara.
E. Pembelajaran Langsung Direct Learning
Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada keterampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara
pembelajaran langsung. Langkahnya adalah menyiapkan peserta didik, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing, releksi, latihan mandiri, dan
evaluasi. Cara ini sering disebut dengan metode ceramah atau ekspositori ceramah bervariasi.
Misalnya: Pada pembelajaran Pendidikan Agama Khonghucu khususnya dalam pembelajaran tata ibadah seperti tata cara sembahyang kepada Tian,
Nabi Kongzi, para Shenming atau leluhur.
F. Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Based Learning
Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah
yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual peserta didik, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap
harus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar peserta didik dapat berpikir optimal.
Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi analisis, interpretasi, induksi, identiikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis,
generalisasi, dan inkuiri.
khonghucu 8 buku guru 2 april senggol dikit.indd 18 4142014 7:18:57 PM
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri 19
Misalnya: Model pembelajaran ini dapat diterapkan dalam materi perilaku Junzi, dimana peserta didik diberikan masalah sosial yang terjadi di masyarakat
yang pada akhirnya mereka mencari penyelesaian sampai didapatlah sebuah kesimpulan atau pemahaman yang lebih mendalam tentang implementasi
perilaku Junzi.
G. Problem Solving
Dalam hal ini masalah dideinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah
mencari atau menemukan cara penyelesaian menemukan pola, aturan, atau algoritma. Langkahnya adalah: sajikan permasalahan yang memenuhi kriteria
di atas, peserta didik berkelompok atau individual mengidentiikasi pola atau aturan yang disajikan, peserta didik mengidentikasi, mengeksplorasi,
menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi.
Misalnya: Model pembelajaran ini dapat diterapkan dalam materi perilaku berlandaskan kebajikan, dimana peserta didik diberikan suatu masalah atau
konlik yang menjadikan peserta didik seakan berada dalam konlik tersebut yang pada akhirnya mereka mencari penyelesaian sampai didapatlah sebuah
kesimpulan atau pemahaman yang lebih mendalam tentang implementasi perilaku berkebajikan.
H. Problem Posing
Bentuk lain dari problem solving adalah problem posing, yaitu pemecahan masalah dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah
menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana sehingga dipahami. Langkahnya adalah: pemahaman, jalan keluar, identiikasi kekeliruan, menimalisasi tulisan-
hitungan, cari alternative, menyusun soal-pertanyaan.
Misalnya: Pada pembelajaran pendidikan Agama Khonghucu model pembelajaran ini dapat diterapkan dalam kegiatan penugasan, dimana peserta
didik didorong kemampuannya untuk menyusun pertanyaan dari materi yang telah diberikan, agar kekayaan materi dapat bervariasi melalui pembuatan
soal.
I. Probing Prompting
Teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian petanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali
sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap peserta didik dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari.
Selanjutnya peserta didik mengonstruksi konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.
Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk peserta didik secara acak sehingga setiap peserta didik mau
tidak mau harus berpartisipasi aktif, peserta didik tidak bisa menghindar
khonghucu 8 buku guru 2 april senggol dikit.indd 19 4142014 7:18:57 PM