Proses Penelitian Hipotesis Penelitian Kuantitatif

55 Di samping hipotesis berfungsi sebagai guide penelitian, eksistensi penelitian itu sendiri yang terpenting adalah untuk menguji hipotesis. Sebagai guide penelitian, hipotesis dirancang menurut kebutuhan penelitian —agar dapat menuntun penelitian. Oleh karena itu, sejak awal peneliti harus sudah tahu untuk apa hipotesis dirancang. b. Fungsi Hipotesis Bagi penelitian eksplanasi menjelaskan hubungan antar gejala, peneliti dituntut merumuskan dan menguji hipotesis, tetapi penelitian eksploratif misalnya yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tidak perlu menyimpulkan dan menguji hipotesis, karena dengan hipotesis justru akan membatasi informasi yang diperoleh. c. Jenis-jenis Hipotesis Jenis-jenis hipotesis, antara lain: 1 Hipotesis Diskriptif Adalah hipotesis yang menggambarkan suatu gejala tertentu, hipotesis ini terdiri dan satu variabel. 2 Hipotesis Relasional. Hipotesis yang menjelaskan hubungan antar dua atau lebih variabel. Berdasarkan cakupannya atau jumlah variabel hipotesis relasional di bagi menjadi dua yaitu: a Hipotesis Mayor b Hipotesis Minor Hipotesis Relasioanal bisa menunjukkan arah positif dan negatif. 3 Hipotesis Komparasi atau Perbedaan. 56 Hipotesis komparatif atau perbedaan adalah yang menggambar-kan ada atau tidak adanya perbedaan karakteristik tertentu antar dua atau lebih kelompok. 4 Hipotesis Kerja atau Alternatif. Hipotesis kerja atau Alternatif adalah suatu hipotesis yang dijadikan landasan kerja dalam penelitian. Hipotesis ini bisa diuji dengan metode verifikasi, yaitu dengan membandingkan data dengan teori. 5 Hipotesis Nihil Nol atau Statistik. Hipotesis ini dirumuskan kebalikan dari hipotesis kerja atau alternatif, hipotesis ini hanya bisa diuji dengan statistik, oleh karena itu apabila hipotesis kerja akan diuji dengan statistik maka harus diubah ke dalam rumusan hipotesis nihil. Hipotesis nihil sama dengan hipotesis statistik. d. Merumuskan Hipotesis William F. Ogburn dalam Burhan Bungin 2001:92 menyebutkan untuk sampai pada validitas hipotesis yang berkemampuan mencapai keilmuan langgeng harus melalui langkah-langkah mencapai ide, merumuskan ke dalam suatu bentuk hingga dapat didemonstrasi dan verifikasi.Pembicaraan mengenai tiga langkah tersebut adalah inti dari pembahasan tentang hal-hal yang perlu dihadirkan dalam rancangan hipotesis dan menjadi “roh” nya hipotesis. Sifat-sifat yang harus dimiliki hipotesis, diformulasikan sebagai berikut: 1 Hipotesis harus muncul dan ada hubungannya dengan teori serta masalah yang diteliti. 2 Setiap hipotesis adalah kemungkinan jawaban terhadap persoalan yang diteliti. 3 Hipotesis harus dapat diuji atau terukur tersendiri untuk menetapkan hipotesis paling besar kemungkinannya didukung oleh data empirik. Formulasi hipotesis memenuhi syarat sebagai berikut : 57 1 Sebuah hipotesis disajikan dalam formulasi konsisten logis. Hipotesis harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga konsekuensi mutlak yang lahir darinya, tidak merupakan sesuatu yang berlawanan atau sesuatu yang inkonsistensi. 2 Berprinsip ekonomis. Sesuatu yang tidak penting dan tidak diujikan serta tidak diperlukan secara formal, tidak perlu dimasukkan dalam formulasi hipotesis. 3 Hipotesis diajukan dengan kemungkinan untuk dapat diuji kebenarannya. 4 Hipotesis harus spesifik dan tidak menggunakan bahasa yang ambigous. 5 Acuan empiris yang ditentukan secara tegas. Dalam hal ini hipotesis tidak dapat melepaskan diri dari jangkauan konsep yang telah didefinisikan. Perlu diingat, apa pun sifat dan syarat suatu hipotesis, yang jelas bahwa penampilan setiap hipotesis adalah dalam bentuk statement, yaitu pernyataan tentang sifat atau keadaan hubungan dua atau lebih variabel yang akan diteliti.

6. Variabel dalam Penelitian Kuantitatif

Dalam penelitian kuantitatif, terdapat beberapa pembagian variabel yaitu berdasarkan sifatnya; variabel dikotomis variabel dengan dua nilai kategori yang saling berlawanan dan variabel kontinyu variabel yang mempunyai nilai-nilai dalam satu variabel tertentu. Sedangkan berdasarkan pada hubungan antar variabel yaitu variabel bebas, moderator, tergantung dan intervening. Variabel penelitian dapat disamakan dengan faktor-faktor yang dapat berubah-ubah ataupun dapat diubah dalam keperluan penelitian. Variabel penelitian perlu ditentukan agar alur hubungan dua atau lebih variabel dalam penelitian dapat dikejar. Penentuan variabel dalam suatu penelitian, berkisar pada variabel bebas independent variabel, variabel tergantung dependent variabel maupun variabel kontrol intervening variabel. 58 Indikator Variabel. Untuk mengukur variabel, pertama ditentukan dulu indikator variabel, yaitu alat ukur variabel. Salah satu contoh, dalam mengukur variabel pekerjaan yang dicita-citakan, digunakan indikator pegawai negeri, usaha sendiri dan pegawai swasta. pada intinya indikator variabel berfungsi penuh dalam mendeteksi variabel yang akan diukur, sehingga indikator harus peka terhadap variabel yang akan diukur. Tetapi perlu diingat bahwa indikator hanya muncul dari konsep variabel yang telah ditentukan sebelumnya.

7. Populasi dan Sampel

a. Populasi Dalam metodologi penelitian kata populasi juga amat populer, digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan universum dan objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian. Populasi dilihat dari penentuan sumber maka populasi dapat dibedakan; populasi terbatas dan populasi tak terhingga. 1 Populasi terbatas, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang jelas batas-batasnya secara kuantitatif. 2 Populasi tak terhingga, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang tidak dapat ditentukan batas-batasnya secara kuantitatif. Dilihat dan kompleksitas objek populasi, maka populasi dapat dibedakan; populasi homogen dan populasi heterogen. 1 Populasi homogen, yaitu keseluruhan individu yang menjadi anggota populasi, memiliki sifat-sifat yang relatif sama satu sama lainnya. 2 Populasi heterogen, yaitu keseluruhan individu anggota populasi relatif memiliki sifat-sifat individual, di mana sifat tersebut membedakan individu anggota populasi yang satu dengan lainnya makin beragam.