Mengolah Bahan Uraian Materi 1. Pendahuluan
129
kadang memerlukan kerja yang cukup komprehensif. Laporan penelitian misalnya, tidak dapat sekedar ’dikerdilkan’ untuk menjadi artikel jurnal.
Artikel jurnal yang diangkat dari hasil penelitian misalnya, sistematikanya
tidak sama dengan laporan penelitian, tetapi memiliki sistematika sendiri. Jadi, penulis harus menuliskannya kembali, dengan format dan
sistematika yang baru, yang sesuai dengan gaya selingkung jurnal yang akan memuat artikel tersebut.
Menyangkut pengecekan bahasa diperlukan untuk memenuhi standar atau kaidah kebahasaan dan gaya bahasa. Kebenaran tatabahasa haus
dipenuhi, pemilihan dan penggunaan istilah disesuaikan dengan sifat tulisan ilmiah yang cenderung formal, lugas dan bermakna jelas.
Artikel jurnal mempunyai format atau bentuk, struktur, dan sifat-sifat tertentu, yang berbeda dengan tulisan-tulisan ilmiah populer. Oleh karena
itu, penulisannya juga harus mengikuti pola, teknik, dan kaidah-kaidah tertentu. Pola dan teknik penulisan artikel ilmiah ini relatif konsisten diikuti
oleh penerbitan ilmiah pada umumnya yang biasa dikenal sebagai jurnal atau majalah ilmiah. Walaupun demikian, setiap masjalah ilmiah mungkin
memiliki gaya selingkung yang dipertahankan secara konsisten sebagai penciri dan kriteria kualitas teknik dan penampilan majalah yang
bersangkutan. Jurnal adalah penerbitan ilmiah yang memuat informasi tentang kegiatan
dan hasil kegiatan bidang IPTEKS tertentu. Fungsi jurnal adalah mengkomunikasikan aktivitas dan hasil pengembangan IPTEKS. Jadi,
jurnal adalah sarana komunikasi ilmiah di antara antara pihak yang terlibat di bidang IPTEKS yang sama atau sejenis. Karena jurnal adalah
wahana komunikasi ilmiah isinya adalah juga tulisan yang bersifat ilmiah. Seperti diketahui, tulisan ilmiah mempunyai beberapa ciri: a. kritis, b.
analitik, c. objektif, d. logis, dan e. sistematik. Pertama, dengan sifat kritis dimaksudkan penulisan artikel didorong oleh
rasa qurious rasa ingin tahu dan skeptis keraguan, ketidakpastian akan kebenaran suatu fenomena. Penulis belum merasa puas dengan
penjelasan yang ada tentang fenomena tersebut.Oleh karena itu dia lalu melakukan studi atau penelitian lebih lanjut untuk memberikan penjelasan
atau pembahasan yang dianggapnya lebih dapat diterima oleh
130
pikirannya.Penjelasannya itu diwujudkan dalam bentuk artikel yang dimuat di dalam jurnal.
Kedua, analitik artinya penjelasan atau pembahasan tersebut dikembangkan dengan melakukan analisis terhadap unsur-unsur yang
mempunyai kontribusi terhadap fenomena yang dikaji, dan hubungan atau interaksi antara unsur-unsur terkait. Ketiga, penulis artikel harus
objektif penjelasan dan pembahasannya harus konsisten dengan bukti- bukti empirik yang ada, Keempat, harus logis: tidak bertentangan dengan
kaidah kebenaran yang berlaku. Kelima, harus memenuhi ciri sistematik ditunjukkan oleh anatomi tulisan yang runtut dan jelas dalam
menyampaikan pola pikir penulisnya, sehingga jalan pikiran yang disajikan dapat diikuti dengan mudah oleh pembaca.