berhubungan secara langsung mengenai segala bentuk aktivitas CSR yang sedang dijalankan maupun mengenai informasi-informasi pendukung dalam penyajian
informasi sosial perusahaan sebagaimana informasi pendukung tersebut merupakan bagian yang tak bisa dipisahkan dengan informasi sosial yang turut
disajikan dikarenakan hal ini merupakan bentuk dari konsep keberlanjutan perusahaan. Adapun media ataupun sarana yang dijadikan objek pengamatan
mengenai pengungkapan informasi CSR TELKOM adalah melalui Laporan Keberlanjutan TELKOM 2007, dan Official Website PKBL TELKOM yaitu pada
www.telkom-pkbl.com.
5.2.1 Pengungkapan CSR dalam Laporan Keberlanjutan
Pengungkapan sosial pada TELKOM dilakukan dengan melakukan penelusuran terhadap laporan keberlanjutan perusahaan pada tahun 2007.
Berdasarkan hasil penelusuran tersebut akan dipetakan pengungkapan sosial yang telah dilakukan oleh perusahaan. Pemetaan pengungkapan meliputi 3 tema yaitu
ekonomi,sosial, dan lingkungan adapun ketiga tema tersebut merupakan bagian dari konsep triple bottom line, sebagaimana konsep tersebut merupakan landasan
dalam pengimplementasian CSR pada perusahaan.
5.2.1.1 Pengungkapan Berdasarkan Konsep Triple Bottom Line 1. Tema Ekonomi
Bidang ekonomi mencakup usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam kaitannya dengan CSR sebagai wujud upaya peningkatan ekonomi yang
berdampak secara langsung terhadap stakeholder. Dalam pelaksanaan program PKBL, bidang ekonomi merupakan bidang yang dikelola oleh unit yang disebut
sebagai unit kemitraan, sebgaimana disebutkan pada PER-05MBU 2007 bahwa Program Kemitraan BUMN dengan Usaha kecil, selanjutnya disebut sebagai
Program Kemitraan, adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba
BUMN [pasal 16]. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh bapak Agus Sudarmono selaku Officer-1 Kemitraan CD Area Jatim dalam kutipan
wawancara berikut ini: PK adalah merupakan bagian kemitraan pertama yaitu sebetulnya yang bekerja
langsung ke mitra adalah petugas yang ada di DATEL, itu mencari mitra binaan yang akan diberikan bantuan bergulir, bantuan bergulir artinya bantuan yang
diberikan kepada masyarakat secara berkesinambungan
Pernyataan Officer-1 Kemitraan Berdasarkan pernyataan diatas, peneliti melihat bahwa bidang ekonomi
merupakan bidang yang dalam hal ini terwakili oleh kemitraan dikarenakan aktivitas kemitraan merupakan suatu bentuk usaha yang dilakukan dalam bentuk
pemberian dana bergulir dan pembinaan terhadap UKM yang dalam hal ini disebut sebagai Mitra Binaan. Sehingga, dengan kata lain program kemitraan
dapat disebut juga sebagai aktivitas CSR yang berorientasi pada aspek ekonomi. .
PT. TELKOM dalam laporan keberlanjutannya mengungkapkan program kemitraan yang ditujukan untuk masyarakat sekitar. Sehubungan dari pada itu
peneliti dalam hal ini mencoba untuk menggambarkan pengungkapan informasi mengenai aktivitas kemitraan yang disajikan pada laporan keberlanjutan 2007.
Adapun gambaran mengenai aktivitas program kemitraan yang dikutip dalam pada laporan keberlanjutan TELKOM tahun 2007 sebagai berikut:
“TELKOM memiliki komitmen untuk melaksanakan program kemitraan dengan memberikan pembinaan kepada usaha kecil dan menengah mitra binaan secara
berkelanjutan. Selain penyaluran dana pinjaman, TELKOM juga memberikan program pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan usaha kecil dan menengah
serta pengembangan masyarakat secara luas.” [SR 2007 60]
“Sejak tahun 2003 sampai 2007, TELKOM telah membina 40.301 mitra binaan dan menyalurkan pinjaman lunak senilai Rp 552,84 miliar. Pada tahun 2007, telah
disalurkan dana kemitraan sebesar Rp 182,59 miliar dari target sebesar Rp 190 miliar atau pencapaiannya sebesar 96, disalurkan kepada 9.709 mitra binaan
yang tersebar di 33 propinsi dan terbagi dalam delapan sektor.”[SR 2007 60]
“Mitra binaan TELKOM turut berpartisipasi dalam Pameran Texcraft 2007 di Jogja Expo Center Hall yang berlangsung pada Juli 2007. Dalam kesempatan
tersebut 10 mitra binaan TELKOM memamerkan karya dan inovasi mereka antara lain piring bercorak batik, batik sutra, jilbab lukis, batik kayu, dan kerajinan
kerang.” [SR 2007 61
Berdasakan dari analisis dokumen pada laporan keberlanjutan TELKOM 2007, peneliti melihat bahwa pengungkapan aktivitas program kemitraan terfokus
pada komitmen pelaksanaan program kemitraan, realisasi penyaluran dana yang berdasarkan sektor-sektor ekonomi, serta informasi mengenai aktivitas
pelaksanaan yang telah dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti melihat bahwa tidak adanya penyajian informasi mengenai jumlah mitra binaan
yang dibina dan anggaran beserta realisasi anggaranya setiap tahunnya pada tiap- tiap DIVRE sebagai pembina mitra di tiap-tiap daerah. Peneliti beranggapan
bahwa dengan adanya penyajian tersebut, nantinya akan diketahui sejauh mana tingkat keberhasilan dalam perealisasian anggaran maupun tingkat pembinanaan
terhadap mitra binaan di tiap-tiap daerah, yang tentunya hal tersebut akan
berdampak positif terhadap image perusahaan sebagai pelopor kegiatan CSR pada umumnya dan pembinaan terhadap usaha kecil yang terangkum pada aktivitas
program kemitraan pada khususnya di Indonesia.
2. Tema Sosial
Dalam pelaksanaannya program PKBL, bidang sosial merupakan bidang yang dikelola oleh unit yang disebut sebagai unit bina lingkungan. Kegiatan
bidang lingkungan sebagaimana disebutkan dalam PER-05MBU 2007 bahwa Program Bina Lingkungan yang selanjutnya disebut sebagai BL, adalah program
pemberdayaan sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.[pasal 17]. Penyediaan dana yang bersumber dari laba
perusahaan, disatu sisi bisa dikatakan sebagai bentuk kontribusi yang diberikan oleh perusahaan terhadap keberadaan masyarakat disekitar, disisi lain perusahaan
tidak bisa mengelak kalau keberdaan masyarakat disekitar merupakan bentuk bagian dari pemangku kepentingan perusahaan. Sebagaimana disampaikan oleh
Bapak Sarman selaku Officer-1 Bina Lingkungan CD Area JATIM dalam kutipan wawancara berikut:
“Jadi dari PT TELKOM tentang bina lingkungan itu telah menginformasikan kepada masyarakat tentang adanya program batuan kepada masyarakat yang
dikelompokkan menjadi lima asnap ya.. jadi bantuan bencana alam, bantuan pendidikan dan pelatihan, bantuan kesehatan, bantuan sarana umum, bantuan
sarana ibadah maupun pelestarian lingkungan, dari hal tersebut telah diinformasikan kepada masyarakat baik melalui media maupun melalui sarana-
sarana lain karena kita punya”
Pernyataan Officer-1 Bina Lingkungan CD Area JATIM
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa wujud kontribusi sosial yang diselenggarakan oleh TELKOM telah dikelompokkan
menjadi beberapa asnap, yaitu bantuan bencana alam, bantuan pendidikan dan pelatihan, bantuan kesehatan, bantuan sarana umum, bantuan sarana ibadah dan
pelestarian lingkungan. Berikut ini beberapa gambaran mengenai pengungkapan di bidang sosial yang telah dikutip dalam laporan keberlanjutan TELKOM 2007:
“Sejak tahun 1999 TELKOM telah mengembangkan program IG2S, yang ditujukan untuk mengatasi kesenjangan terhadap akses informasi melalui internet
di kalangan masyarakat, khususnya di lingkungan sekolah, madrasah, dan pesantren” [SR 2007460]
“Sebagai upaya mencerdaskan masyarakat dan menciptakan media pembelajaran melalui internet dan meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai
pemanfaatan media internet, TELKOM Divisi Regional Jawa Timur berinisiatif membentuk Broadband Learning Center BLC.”[SR 200755]
“TELKOM memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat yang terkena bencana alam dengan menyediakan pertolongan pertama dalam bentuk bantuan
logistik, kesehatan, makanan, dan alat-alat kebersihan.”[SR 200762]
Berdasarkan hasil analisis dokumen terhadap laporan keberlanjutan TELKOM 2007, aspek pengungkapan yang disajikan oleh perusahaan di bidang
sosial lebih mengarah kepada penyajian informasi di bidang pendidikan, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya informasi di bidang pendidikan yang disajikan
oleh perusahaan dalam laporan keberlanjutan 2007, peneliti dalam hal ini melihat bahwa banyaknya informasi di bidang pendidikan yang disajikan dikarenakan
sebagaimana telah dibahas sebelumnya yaitu program pendidikan merupakan program yang memiliki anggaran yang lebih besar dibandingkan dengan program-
program di bidang sosial yang dilakukan oleh perusahaan, kondisi seperti ini mengindikasikan bahwa semakin besar anggaran yang ditetapkan oleh
perusahaan, maka pengungkapan yang akan disajikan akan semakin besar pula. Maka dari itu tidaklah sulit mencari benang merah hubungan antara besarnya
anggaran terhadap penyajian pengungkapan informasi sosial perusahaan. Dalam hal ini, banyaknya informasi yang disajikan tentunya perusahaan mengaharapkan
bahwa fokus perusahaan sebagaimana tertuang pada misi CSR perusahaan yaitu mencerdaskan masyarakat melalui pendidikan teknologi infocomm dapat
tersampaikan, tentu pada khususnya kepada khalayak pengguna laporan keberlanjutan perusahaan.
Pelaksanaan kegiatan sosial di TELKOM yang diselenggarakan program bina lingkungan bukanlah merupakan kegiatan keseluruhan di bidang sosial yang
dilakukan oleh perusahaan, ada aktivitas sosial lain diluar aktivitas sosial PKBL yang turut diungkapkan oleh perusahan pada laporan keberlanjutan 2007.
Aktivitas tersebut merupakan aktivitas kegiatan perusahaan di bidang ketenagakerjaan Human Resource.
A. Aspek Ketenagakerjaan Aspek ketenagakerjaan merupakan bagian dari aspek sosial yang turut
diungkapkan pada laporan keberlanjutan TELKOM 2007, hal ini menujukkan bahwa perusahaan menempatkan karyawan sebagai aset yang yang sangat
berharga bagi kelangsungan hidup perusahaan. Kondisi tersebut mengindkasikan bahwa perusahaan turut peduli terhadap kelangsungan hidup karyawannya,
tentunya kepedulian itu diwujudkan melalui program-program yang ditujukan kepada karyawan perusahaan. Sebagaimana diungkapkan oleh
Ibu Nur Endah Rini selaku Kepala PKBL CD Area JATIM dalam kutipan wawancara berikut ini:
“Ya kalau CSR yang stakeholdernya employe yang berperan banget adalah SDM unitnya unit Human Resource ya atau sumber daya manusia, bagaimana mereka
bisa berperan terhadap CSR-nya pada employe adalah salah satunya meningkatkan kesejahteraan karyawan, kemudian pembinaan karir.
” Pernyataan Kepala CD Area JATIM
Berdasarkan pernyataan diatas menunjukkan bahwa aspek karyawan merupakan bagian dari pelaksanaan CSR perusahaan, dimana pemegang unit
dalam pengelolaannya adalah unit Human Resource . Hal ini didukung oleh pembahasan sebelumnya dimana intinya mengatakan bahwa pelaksanaan CSR di
TELKOM tidak hanya berupa pelaksanaan PKBL saja melainkan ada aktivitas selain aktivitas PKBL yang termasuk bagian aktivitas di bidang CSR. Untuk
menunjang pembahasan tersebut, peneliti dalam hal ini mencoba untuk menggambarkan mengenai aktivitas di bidang ketenagakerjaan, sebagaimana
dikutip pada laporan keberlanjutan 2007 TELKOM berikut ini:
“Pelatihan eksekutif diberikan dalam berbagai bentuk program kepemimpinan Suspim 135, Commander training, Program Kepemimpinan Lanjutan dan
Program Kepemimpinan Extraordinary. Pelatihan eksekutif selama tahun 2007 diikuti oleh 4.216 karyawan, sementara program untuk mengurangi kesenjangan
kompetensi dan program-program pelatihan operasional lainnya diikuti oleh 18.136 karyawan.”[SR 200730]
“TELKOM memberikan penghargaan kepada karyawan atau unit yang berprestasi untuk memacu prestasi dan produktivitas karyawan. TELKOM telah menyediakan
beberapa penghargaan yang diberikan kepada karyawan terkait dengan prestasi individu atau unit. Penghargaan ini disebut TELKOM Employee Reward yang
meliputi penghargaan keagamaan, penghargaan prestasi individu, dan penghargaan prestasi unit. Selain itu TELKOM juga menyediakan penghargaan
The Healthiest Family Award, Best Tactical Innovator Award, Champion Award, dan Best Regional Office Award.”[SR 200733]
“TELKOM memberikan layanan kesehatan bagi karyawannya melalui Yayasan Kesehatan Yakes TELKOM. Aktivitas utama Yakes adalah menyelenggarakan
kebutuhan kesehatan karyawan dan pensiunan TELKOM beserta keluarga intinya.”[SR 200735]
3. Tema Lingkungan
Penyajian pengungkapan informasi mengenai aspek lingkungan merupakan usaha perusahaan dalam menyampaikan informasi mengenai aktivitas
CSR perusahaan di bidang lingkungan, hal ini tentunya menandakan bahwa perusahaan juga turut berkontribusi terhadap keberadaan dan pelestarian alam
sekitarnya. Berikut disajikan gambaran mengenai akivitas perusahaan dalam aspek lingkungan seagaimana dikutip pada laporan keberlanjutan TELKOM 2007
berikut ini: “TELKOM bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka
melakukan gerakan penghijauan sebagai bagian dari program Majalengka Hijau pada bulan Pebruari 2007”[SR 200763]
“Aksi penanaman 50.000 batang pohon tanaman produktif di atas lahan kritis 1,5 Ha di kawasan wisata Jogging Punclut Bandung 1 Desember 2007.” [SR
200763]
“TELKOM Divisi Regional VII memberikan bantuan dua unit motor pengumpul sampah kepada masyarakat Manado dengan harapan masyarakat kota Manado
dapat memanfaatkannya sebagai bagian dari upaya mempertahankan penghargaan kota bersih Adipura.”
[SR 200763]
Berdasarkan hasil analisis dokumen terhadap laporan keberlanjutan TELKOM 2007 dapat disimpulkan bahwa pengungkapan informasi mengenai
bidang lingkungan hanya sebatas informasi kegiatan yang telah dilakukan, peneliti dalam hal ini tidak melihat adanya gambaran mengenai komitmen perusahaan di
bidang lingkungan, seperti halnya komitmen pada program pendidikan sebagaimana telah disajikan dalam pembahasan sebelumnya. Adanya komitmen
tentunya akan mempermudah perusahaan dalam pelaksanaan program lingkungan, dengan kata lain program akan lebih terfokus sehingga pelaksanaan program
lingkungan di kemudian hari akan lebih efektif dan tepat sasaran. Berbagai
unsur pengkomodasian pengungkapan dalam penyajian
informasi CSR yang mencakup ekonomi, sosial, dan lingkungan, merupakan wujud dari perusahaan dalam menerapkan konsep akuntabilitas dan transparansi
sebagaimana merupakan bagian dari penerapan konsep GCG Good Corporate Governance perusahaan. Sebuah hal yang bagus dalam pengakomodasian unsur-
unsur pemangku kepentingan guna keberlanjutan perusahaan di masa yang akan datang. Namun, upaya pengakomodasian yang telah dilakukan oleh perusahaan
tidak diimbangi dengan adanya penerapan konsep timelines, sebagaimana disebutkan dalam GRI
Global Reporting Initiative selaku acuan yang digunakan dalam pembuatan laporan keberlanjutan perusahaan, timelines yang dimaksud
adalah dilaporkan secara regular, tersedia tepat waktu kepada pemangku kepentingan. Hal yang dimaksudkan adalah bahwa laporan yang tersedia dan siap
ditransparansikan ke publik hanyalah laporan keberlanjutan tahun 2007, peneliti tidak menjumpai laporan terbaru yang bisa diakses guna dimanfaatkan bagi
penyediaan informasi pemangku kepentingan, wlaupun dalam hal ini perusahaan telah menyediakan fasilitas berupa website yang dapat digunakan untuk
mengunduh dokumen laporan keberlanjutan yaitu pada [www.telkom.co.id menu laporan keberlanjutan], namun penyediaannya sebagaimana dimaksud di atas
hanyalah sebatas laporan keberlanjutan tahun 2007. Dengan adanya permasalahan tersebut, timbul suatu pengharapan agar perusahaan mampu menyediakan laporan
keberlanjutan yang up to date sehingga pengguna informasi CSR yang dalam hal ini adalah pemangku kepentingan perusahaan dapat terus memantau, mengikuti
dan mengetahui mengenai pelaksanaan atupun proses aktivitas CSR perusahaan.
5.2.2 Pengungkapan CSR Dalam Website PKBL TELKOM www.pkbl- telkom.com