periodik. Dalam hal ini ada berbagai hal yang dapat mendefinisikan arti dari laporan keberlanjutan, antara lain:
Dokumen yang dibuat oleh perusahaan berkaitan dengan kinerja aspek
ekonomi, sosial, dan lingkungannya sebagai alat kontrol manajemen kepada pemangku kepentingan internal maupun alat akuntabilitas
terutama kepada pemangku kepentingan eksternal.
Laporan kinerja ketiga aspek hanya bisa disebut laporan keberlanjutan manakala kinerja yang dilaporkannya dalam kurun waktu tertentu sudah
berkelanjutan atau menunjukkan kecenderungan membaik menuju dampak bersih positif.
Konsekuensinya: laporan keberlanjutan memuat berbagai indikator ketiga
aspek yang terus dipantau secara periodik.
Dibuat untuk meningkatkan reputasi terkait dengan transparensi dan akuntabilitas.
Ditujukan kepada berbagai pemangku kepentingan, agar mereka bisa
mendapatkan informasi yang benar, jadi harus disebarluaskan lewat berbagai cara internet, tercetak, stakeholder convening, dsb.
Membantu perusahaan untuk mengambil keputusan manajemen:
memperbaiki kinerja pada indikator yang masih lemah.
Membantu investor untuk mengetahui kinerja perusahaan secara lebih menyeluruh.
2.7.1 Teknik Pelaporan CSR
Untuk melaporkan aspek kinerja CSR yang diakibatkan perusahaan ada beberapa tekhnik pelaporan CSR yaitu sebagai berikut Diller,1970 dalam
Harahap,2007: 1.
Pengungkapan dalam surat kepada pemegang saham baik dalam laporan tahunan atau bentuk laporan lainnya.
2. Pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan.
3. Dibuat dalam perkiraan tambahan misalnya melalui perkiraan akun
penyisihan kerusakan lokasi, biaya pemeliharaan lingkungan, dan sebagainya.
2.7.2 Komponen Laporan Keberlanjutan Sustainability Report Tabel 1: Components of a model to analyse the implementation likelihood of
sustainability reports.
Menurut Kolk 2004 dalam A Decade of Sustainability Reporting menjelaskan bahwa tabel 3 yang disajikan merupakan kemungkinan penyajian
komponen suatu model yang menggambarkan pelaksanaan dalam pembuatan laporan keberlanjutan.
Berdasarkan komponen yang disajikan menurut teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
Focus:
Nature: Mencakup lingkup sosial, lingkungan dan ekonomi
Reporting Scope: Lingkup pelaporan disajikan secara global dan secara
umum dengan studi penyajian tertentu.
Standart, Code, and Guidelines, Conventions : Standar, pengkodean, dan petunjukpemandu mengacu pada regulasi pemerintahcontoh: Per-05
tentang PKBL, maupun organisasi internasional contoh: GRI.
Organisation:
Enviromental System: Dalam hal ini organisasi memiliki sistem atau
kebijakan yang lengkap sebagai bukti petunjuk pelaksanaan tentang program yang berkaitan dengan lingkungan.
Social System: Dalam hal ini organisasi memiliki sistem atau kebijakan
yang lengkap sebagai bukti petunjuk pelaksanaan tentang program yang berkaitan dengan sosial.
Integrated system: Adanya pelaporan yang mencakup lingkungan, sosial,
dan ekonomi yang berdasarkan sistem atau kebijakan yang ada.
Environmental Performance: Adanya bukti yang menunjukkan pencapaian
dalam pelaksanaan program di bidang lingkungan.
Social Performance: Adanya bukti yang menunjukkan pencapaian dalam pelaksanaan program di bidang lingkungan.
Internal Control: Bukti pencapaian yang ada baik di bidang lingkungan
maupun sosial berguna bagi organisasi sebagai kendali dalam pengawasan pelaksanaan program yang ada.
Supplier Requirements: Informasi mengenai sosial, lingkungan dan
ekonomi berguna sebagai acuan atau referensi bagi pemegang saham.
Sanctions of Suppliers: Dapat dijadikan sebagai jenis pengukuran bagi supplier dalam hal ini pemegang saham untuk menuntut hal lebih kepada
pihak manajemen perusahaan agar program yang dijalankan dapat terlaksanakan sesuai dengan kesepakatan yang ada terutaman terhadap
suppliers pemegang saham.
Performance:
Environmental: Di dalam laporan disajikan indikator-indikator yang
digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan keseluruhan aktivitas kegiatan di bidang lingkungan dan jenis indikator yang digunakan.
Social: Di dalam laporan disajikan indikator-indikator yang digunakan
sebagai acuan dalam pelaksanaan keseluruhan aktivitas kegiatan di bidang sosial dan jenis indikator yang digunakan.
Monitor:
System: Berupa kebijakan yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan
lingkungan dan sosial.
Monitoring Party of System: Adanya divisi atau badan, baik di internal perusahaan ataupun eksternal lembaga asosiasi yang berfungsi untuk
memonitor pelaksanaan kebijakan perusahaan.
Report: Laporan yang ada bersifat menyeluruh.
Verifier of Report: Profesional eksternal yang dibayar perusahaan. Contoh: auditor.
2.8 Standar Laporan Keberlanjutan Sustainability Report 2.8.1 ISO 26000 International Standart Organization
ISO dalam hal ini merupakan sebagai induk organisasi standarisasi internasional, yang pada bulan September 2004 mengundang berbagai pihak
untuk membentuk tim working group melahirkan suatu panduan dan standarisasi untuk tanggungjawab sosial social responsibility yang diberi nama ISO 26000:
Guidance Standard on Social Responsibility, yang kemudian secara resmi diluncurkan pada Oktober 2008. Dalam hal ini prinsip ISO 26000 dapat dikatakan
sebagai peraturan umum yang dinyatakan sebagai basis dalam melakukan kegiatan serta dapat menghidupkan informasi perusahaan berupa kegiatan dan
pembuatan keputusan perusahaan. Dalam mengungkapkan informasi sosial perusahaan terdapat isu pokok yang dapat diangkat sebagai parameter pelaksanaan
kegiatan sosial perusahaan. Adapun cakupan isu pokok yang dapat diungkapkan dalam laporan keberlangsungan dalam ISO 26000, yaitu:
1. Organizational governance.
2. Human rights.
3. Labor practices.
4. Environmental.
5. Fair operating practices.
6. Consumer issues.
7. Social development.
2.8.2 GRI Global Reporting Initiative