Pengertian Corporate Sosial Responsibility CSR Pengertian Akuntabilitas

b. Adanya penyisihan laba ditahan droping dibahas dan ditetapkan dalam Rapa Umum Pemegang Saham RUPS dan model penganggaran yang dilakukan dalam aktifitas sosial PT. Semen Gresik yaitu berpola top down. c. Evaluasi yang seharusnya menjadi tolak ukur keberhasilan mitra binaan yang dibina ternyata belum bisa mengakomodir secara data perkembangan mitra binaan yang menyangkut efektifitas bantuan yang disalurkan, perasalahan tersebut terjadi karena keterbatasan SDM yang dimiliki. d. PKBL mempunyai posisi sebagai unit kerja yang mandiri dan mempunyai kewenangan atas pengelolaan dana, sumber daya dan pelaporan aktifitas CSR secara terpisah dengan perusahaan induk. e. Belum adanya pemisahan fungsi dalam tubuh administrasi dan keuangan dikarenakan adanya keterbatasan SDM. f. Bentuk pelaporan pada umumnya mengacu pada keputusan yang ditetapkan oloh Menteri, tapi PKBL juga melakukan modifikasi detail pelaporan atas program CSR yang dilakukan. g. Kegiatan evaluasi yang dilakukan belum bisa mengakomodir data keefektifan program CSR sehingga berdampak pada masyarakat. h. Pada umumnya informasi yang diungkapkan dalam laporan PKBL mencakup isu ekonomi, sosial, dam lingkungan.

2.2 Pengertian Corporate Sosial Responsibility CSR

Sulit dipungkiri bahwa wacana CSR yang sebelumnya merupakan isu marginal kini menjelma menjadi isu sentral. CSR kini semakin popular dan bahka di tempatkan diposisi yang kian terhormat. Karena itu, kian banyak pula dunia usaha dan pihak-pihak terkait mulai merespon wacana ini. Yang menarik sebagai sebuah konsep yang makin popular, CSR ternyata belum memiliki definisi tunggal. Ada berbagai definisi yang menggambarkan bentuk CSR, diantaranya: The Word Business Council for Sustainible Development WBCSD misalnya, lembaga internasional yang berdiri tahun 1995 dan beranggotakan lebih dari 30 negara itu, dalam publikasinya Making Good Business to Sense mendefinisikan CSR sebagai: “Continuing commitment y business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large” Uni Eropa EU Green Paper on CSR mengemukakan bahwa: “CSR is a concept whereby companies integrate social and environtmental concern in their business operationsand their interaction with their stakeholders on a voluntary basic”. Versi lain mengenai definisi CSR dilontarkan oleh World Bank. Lembaga keuangan global ini memandang CSR sebagai: “The commitment of business to contribute to sustainable economic development working with employees and their representatives the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development”.

2.3 Hubungan Good Corporate Governance GCG dengan Corporate Social Responsibility CSR

2.3.1 Prinsip-Prinsip GCG

GCG merupakan suatu sistem, dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham dan dewan komisaris serta dewan direksi demi tercapainya tujuan korporasi. Dalam arti luas mengatur hubungan seluruh kepentingan stakeholders dapat dipenuhi secara proporsional. GCG dimaksud untuk mengatur hubungan-hubungan tersebut dan mencegah terjadinya kesalahan- kesalahan signifikan dalam strategi korporasi. GCG juga untuk memastikan bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera. Terdapat lima prinsip GCG yang dapat dijadikan pedoman bagi pelaku bisnis, yaitu: 1. Transparency Keterbukaan Informasi Secara sederhana bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi. Dalam mewujudkan prinsip ini, perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang cukup, akurat, tepat waktu kepada segenap stakeholders-nya. 2. Accountability Akuntabilitas Yang dimaksud akuntabilitas adalah adanya kejelasan fungsi, stuktur, sistem, dan pertanggungjawaban elemen perusahaan. Apabila prinsip ini diterapkan secara efektif, maka aka nada kejelasan akan fungsi, hak, kewajiban, dan wewenang serta tanggungjawab antara pemegang saham, dewan komisaris dan dewan direksi. 3. Responsibility Pertanggungjawaban Bentuk pertanggungjawaban perusahaan adalah kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku, diantaranya masalah pajak, hubungan industrial, kesehatan dan keselamatan kerja, perlindungan lingkungan hidup, memelihara lingkungan bisnis yang kondusif bersama masyarakat dan sebagainya. Dengan menerapkan prinsip ini, diharapkan akan menyadarkan perusahaan bahwa dalam kegiatan operasionalnya, perusahaan juga mempunyai peran untuk bertanggungjawab selain kepada shareholder juga kepada stakeholder-nya. 4. Indepandency Kemandirian Intinya prinsip ini mensyaratkan agar perusahaan dikelola secara professional tanpa ada benturan kepentingan dan tanpa tekanan atau intervensi dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan- peraturan yang berlaku. 5. Fairness Kesetaraan dan Kewajaran Prinsip ini menuntut adanya perlakuan yang adil dalam memenuhi hak stakeholder sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Diharapkan fairness dapat menjadi factor pendorong yang dapat memonitor dan memberikan jaminan perlakuan yang adil di antara beragam kepentingan dalam perusahaan. 2.3.2 Prinsip-prinsip CSR 2.3.2.1 Konsep Triple Bottom Line Gambar 1: Konsep Triple Bottom Line Sumber: SWA. Edisi 26XXI19 Desember 2005 – 11 Januari 2006 Berdasarkan konsep Triple Bottom Line di atas dapat dideskripsikan menjadi: 1. Profit keuntungan Profit merupakan unsur terpenting dan menjadi tujuan utama dari setiap kegiatan usaha. Tak heran bila fokus utama dari setiap kegiatan dalam perusahaan adalah mengejar profit atau mendongkrak harga saham setinggi – tingginya, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Inilah bentuk tanggung jawab sosial ekonomi yang paling esensial terhadap pemegang saham 2. People Masyarakat Pemengku Kepentingan Menyadari bahwa masyarakat merupakan stakeholder penting bagi perusahaan, karena dukungan mereka, terutama masyarakat sekitar, sangat diperlukan bagi keberadaan, kelangsungan hidup, dan perkembangan perusahaan, maka sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat lingkungan, perusahaan perlu berkomitmen untuk berupaya memberikan manfaat sebesar – besarnyakepada mereka. Selain itu juga perlu disadari bahwa operasi perusahaan berpotensi memberikan dampak kepada masyarakat. Karenanya pula perusahaan perlu untuk melakukan berbagai kegiatan yang menyentuh kebutuhan masyarakat, intinya, jika ingin eksis dan akseptabel, perusahaan harus menyertakan pula tanggung jawab sosial. 3. Planet Lingkungan Unsur ketiga yang mesti diperhatikan juga adalah panet atau lingkungan. Jika perusahaan ingin eksis dan akseptabel maka harus disertakan pula tanggung jawab kepada lingkungan. Lingkungan adalah sesuatu yang terkait sengan seluruh bidang kehidupan kita. Semua kegiatan yang kita lakukan mulai kita bangun tidur di pagi hari hingga kita terlelap di malam hari berhubungan dengan lingkungan. Air yang kita minum, udara yang kita hirup, seluruh peralatan yang kita gunakan, semuanya berasal dari lingkungan. Lingkungan dapat menjadi teman atau musuh kita, tergantung bagaimana memperlakukan.

2.3.2.2. Ruang Lingkup CSR.

Meskipun isu utamanya akan berbeda baik antara sektor industri maupun antar perusahaan, namun secara umum isu CSR mencakup 5 lima komponen pokok. Darwin, 2006 : 1. Hak Azasi Manusia HAM Bagaimana perusahaan menyingkapi masalah HAM dan strategi serta kebijakan apa yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghindari terjadinya pelanggaran HAM di perusahaan yang bersangkutan. 2. Tenaga Kerja Buruh Bagaimana kondisi tenaga kerja di supp;y chain atau di pabrik milik sendiri mulai dari soal system panggajian, kesejahteraan hari tua dan keselamatan kerja, peningkatan keterampilan dan profesionalisme karyawan, sampai pada soal penggunaan tenaga kerja di bawah umur. 3. Lingkungan hidup Bagaimana strategi dan kebijakan yang berhubungan dangan masalah lingkungan hidup. Bagaimana perusahaan mengatasi dampak lingkungan atas produk atau jasa mulai dari pengadaan bahan baku sampai pada masalah buangan limbah, serta dampak lingkungan yang diakibatkan oleh proses produksi dan distribusi produk. 4. Sosial – masyarakat Bagaimana strategi dan kebijakan dalam bidang sosial dan pengembangan masyarakat setempat Community development, serta dampak operasi perusahaan terhadap kondisi sosial dan budaya masyarakat setempat. 5. Dampak produk dan jasa terhadap pelanggan. Apa saja yang dilakukan oleh perusahaan untuk memastikan bahwa produk dan jasa bebas dari dampak negative seperti; mengganggu kesehatan, mengancam keamanan. Dan produk terlarang. Mencermati prinsip-prinsip GCG dan prinsip-prinsip CSR di atas, rasanya tidak sulit mencari benang merah hubungan antara GCG dengan CSR, yang mana dalam konteks ini adanya penekanan yang signifikan diberikan kepada stakeholder perusahaan. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa penerapan CSR merupakan salah satu bentuk implementasi dari konsep GCG. Sebagai entitas bisnis yang bertanggungjawab terhadap masyarakat dan lingkungan, perusahaan memang mesti bertindak sebagai good citizen yang merupakan tuntutan dari good business ethics.

2.4 Pengertian Akuntabilitas

Akuntabilitas sebetulnya timbul sebagai konsekuensi logis atas adanya hubungan antara manajemen dan pemilik principal. Principal dalam hal ini memberikan kewenangan penuh pada manajemen untuk melakukan aktivitas operasional organisasi. Sebagai konsekuensi alas wewenang ini, maka agent harus mempertanggung-jawabkan aktivitasnya terhadap principal. Namun saat ini akuntabilitas tidak hanya mengatur hubungan antara manajemen dengan pemilk saja, melainkan penekanan hubungan mengharuskan perusahaan untuk menjalin kondisi yang akuntabel kepada stakeholder. Ada berbagai penjelasan yang mampu mendefinisikan kondisi tersebut. Diantaranya akuntabilitas perusahaan diartikan sebagai:  Accountability is the legal or ethical responsibility to provide an account or reckoning of the actions for which one is held responsible;  Accountability differs from responsibility in that the latter refers to one’s duty to act in a certain way, whereas accountability refers to one’s duty to explain, justify, or report on his or her actions. Wilson, 2003 dalam Corporate Sustainability, Ivey Business Journal, MarchApril Sedangkan menurut Prof. Miriam Budiharjo Lalolo, 2003 mendefinisikan akuntabilitas sebagai: “Pertanggungjawaban pihak yang diberi mandat untuk memerintah kepada mereka yang memberi mandat itu”

2.5 Pengungkapan Disclosure CSR

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Kinerja Keuangan Pada Nilai Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 73 108

Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR)Internal dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT Darmasindo Intikaret Tebing Tinggi Sumatera Utara

18 141 162

Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Pertumbuhan Pendapatan Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) Binaan P.T. Telekomunikasi Indonesia-TBK. CDC Area Medan

4 53 101

Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Bank Bni Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) (Studi Pada PT. BNI 46 Kantor Cabang Universitas Sumatera Utara)

5 90 106

Corporate Social Responsibility Dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility terhadap Citra Perusahaan PT. Toba Pulp Lestari,Tbk pada Masyarakat di Kecamatan Parmaksian Toba Samosir)

2 65 145

Dampak Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Toba Samosir (Studi Kasus: Kecamatan Porsea)

17 118 108

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 71 72

Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012-2014

2 82 70

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (Csr) Pt. Perkebunan Nusantara Iiidalam Pemberdayaan Umkm Kabupaten Asahan (Studi Pada Program Kemitraan Pt. Perkebunan Nusantara Iiidistrik Asahan)

4 63 140

Akuntabilitas Pelaporan dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

0 0 22