Pengertian Kuisioner Penyusunan Kuisioner Pengujian Kuisioner

Tabel 2.7 Nilai Indeks Random RI 1,2 3 4 5 6 7 8 9 10 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 Sumber : Analitical Hierarchy Process, Bambang Brodjonegoro, 1991 Rumus dari konsistensi inkonsistensi CR itu sendiri dapat dituliskan sebagai berikut : CR = CI RI, dimana : CR = Rasio Konsistensi CI = Indeks Konsistensi RI = Indeks Random Tingkat inkonsistensi yang masih bias diterima adalah tingkat inkonsistensi sebesar 10 kebawah Bambang PS Brodjonegoro, 1991 : 15

2.7 Kuisioner AngketDaftar Pertanyaan

2.7.1 Pengertian Kuisioner

Menurut Safirin 2002 : 65, kuisioner merupakan alat komunikasi antar peneliti dengan orang yang diteliti responden, berupa daftar pertanyaan, yang dibagikan oleh peneliti utuk diisi oleh responden. Kusioner dibedakan dalam kebiasaan anglosaxon menjadi kuisioner tertulis dan kuisioner wawancara yang digunakan oleh peneliti sebagai pegangan dalam melakukan wawancara.

2.7.2 Penyusunan Kuisioner

Agar dalam pengisian kuisioner pengisian kuisioner tidak memerlukan waktu yang terlalu lama, maka ada persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu a. Menggunakan bahasan sederhana, mudah dimengerti, bahasa yang dipakai sesuai keseharian responden. b. Menggunakan kalimat pendek. c. Tidak menganggap responden mempunyai pengetahuan atau pengalaman tertentu. d. Melindungi harga diri responden. e. Hindari kalimat yang ambigu. f. Tiap pertanyaan menyajikan satu buah pikiran saja. g. Mulai dengan pertanyaan yang mudah dan menarik hingga ke pertanyaan yang sulit. h. Tempat pertanyaan pribadi diakhir kuisioner.

2.6.3. Pengujian Kuisioner

Data yang masuk diuji dahulu kevalidan dan reliabilitasnya. Adapun pengujian kevalidan dan reliabilitas dapat diterangkan sebagai berikut : a. Validitas Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa kuat suatu alat tes melakukan fungsi ukurnya. Semakin tinggi validitas suatu variabel maka tes tersebut semakin mengenai sasarannya dan semakin menunjukkan apa yang harus ditunjukkannya. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara validitas internal yaitu kriteria yang dipakai berasal dari dalam tes itu sendiri dimana masing-masing variabel pelayanan dikorelasikan dengan nilai totalnya sehingga diperoleh diperoleh koefisien korelasi product momen. Rumus korelasi produk momen adalah sebagai berikut :            ] Y Y [N ] X X [N Y X XY N r 2 2 2 2 dimana : X = skor tiap variabel ; Y = skor total tiap responden ; N = jumlah responden b. Reliabilitas Reliabilitas dapat didefinisikan sebagai indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan .Keandalan disini dapat berarti berapa kalipun variabel-variabel pada kuisioner tersebut ditanyakan kepada responden yang berlainan maka hasilnya tidak akan menyimpang terlalu jauh dari rata-rata jawaban responden untuk variabel tersebut. Atau dengan kata lain reliabilitas dapat menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Untuk mengetahui sejauh mana reliabilitas suatu alat ukur, digunakan pendekatan pengukuran reliabilitas konsistensi internal dengan cara formula Spearman – Brown dengan rumus:   Y1Y2 Y1Y2 2 1+ XX r r r  , dimana r XX’ = Koefisien reliabilitas test r Y1Y2 =Koefisien korelasi antara belahan Y1 dan belahan Y2 c. Kecukupan Data Dalam menguji apakah data yang kita sebarkan kepada responden cukup, menurut Render dan Heizer 1997 : 250 kita menguji dengan rumus : 2 2 . Z n e          dimana :n = jumlah kecukupan data 2 Z  = probabilitas distribusi normal dengan tolerasi kesalahan sebesar α τ = simpangan baku =   2 1 1 n i i x x n     e = angka absolut dari kesalahan yang dapat diterima, biasanya yang digunakan sebesar 0,1

2.6.4 Brainstroming Penelitian terdahulu perlu dijadikan referensi oleh peneliti, seperti pada