Robert Reiff Menurut Robert Reiff dalam “The Invisible Victim, The

KEBIJAKAN SISTEM PEMIDANAAN YANG BERORIENTASI PADA KORBAN DILENGKAPI DENGAN BAHAN KAJIAN PERBANDINGAN 51 HAKIKAT PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA 2011 “Conventional crimes do have victims whose suffering is real; steps should be taken to understand and control these crimes so that fewer and fewer people are victimized. None the less, before galloping off down the “law and order”campaign trail, it might, be prudent to consider whether murder, rape, robbery, assault, and other crimes focused on by state officials, politicians, the media, and the criminal justice system do constitute the major part of our real crime problem. Maybe they are only a crime problem and not the crime problem. Maybe what is stuffed into our consciousness as the crime problem is in fact an illusion, a trick to deflect our attention way from other, even more serious crimes and victimizing behaviours, which objectively cause the vast bulk of avoidable death, injury and deprivation”. Dikatakan, bahwa kejahatan konvensional menimbulkan korban berupa penderitaan yang nyata merupakan suatu tahapan yang harus dimengerti dan pengawasan terhadap kejahatan ini karena masyarakat kecil yang akan menjadi korban. Mungkin mereka beranggapan hal itu hanya masalah kejahatan atau bukan masalah kejahatan atau mungkin apakah kesadaran kita terhadap problem kejahatan itu merupakan fakta atau ilusi, atau sebuah trik yang membelokkan perhatian kita dari cara yang lain, bahkan kejahtan yang lebih serius dan perilaku para calon korban, yang secara objektif menjadi penyebab penting dapat dihindarinya kematian, luka-luka atau kerugian lainnya.

1.6. Robert Reiff Menurut Robert Reiff dalam “The Invisible Victim, The

Criminal Justice System’s Forgotten Responsibility” mengatakan bahwa : KEBIJAKAN SISTEM PEMIDANAAN YANG BERORIENTASI PADA KORBAN DILENGKAPI DENGAN BAHAN KAJIAN PERBANDINGAN 52 HAKIKAT PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA 2011 The problem of crime always gets reduced to “What can be done about criminals?” Nobody asks, “What can be done about victms?” Everyone assumes the best way to help the victim is to catch the criminal- as though the offender is the only source of the victim’s trouble. Robert Reiff menyatakan bahwa masalah kejahatan selalu dihasilkan dari pertanyaan; “Apakah yang dapat dilakukan tentang kejahatan ?” dan tak seorangpun mengatakan ;” Apakah yang dapat dilakukan tentang korban?” Setiap orang beranggapan, bahwa banyak cara untuk menolong korban dengan menangkap penjahat, seperti yang dipikirkan, bahwa pelaku kejahatan hanyalah sumber masalah bagi korban. Selanjutnya Robert Reiff menegaskan, tetapi tindak kejahatan pelaku hanya merupakan gambaran dari tragedi para korban. Polisi dengan hukum wajib respek secara konkret dan khusus terhadap hak- hak para pelaku, tetapi mereka buta terhadap hak-hak para korban. Pengadilan juga demikian, bersekongkol melawan korban dengan menipu mereka bahkan lebih beradap dan diterima oleh masyarakat sebagai bentuk pembalasan, demikian mereka merampas rasa keadilan. Demikian halnya korban, merasa tak bersalah atas perbuatan salahnya, hak memperoleh perlindungan terancam hilang. Ada ketidakadilan bagi para korban hingga masyarakat tahu, bahwa prinsip keadilan yang teramat penting membuat korban utuh kembali. Saat ini KEBIJAKAN SISTEM PEMIDANAAN YANG BERORIENTASI PADA KORBAN DILENGKAPI DENGAN BAHAN KAJIAN PERBANDINGAN 53 HAKIKAT PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA 2011 perasaan para penjahat adalah musuh mereka korban demikian halnya polisi, pengadilan dan siapa di antara mereka yang cepat memahami, sering tidak memiliki perasaan dan sikap yang tidak manusiawi terhadap para korban. Konsep tentang korban yang dikemukakan oleh Robert Reiff di atas membuktikan adanya tindakan para aparat penegak hukum yang menjadikan korban kejahatan dalam posisi dianak tirikan, bahkan mereka bermufakat jahat menentang para korban.

1.7. Arif Gosita