Pidana dan KAPITA SELEKTA HUKUM PIDANA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

KEBIJAKAN SISTEM PEMIDANAAN YANG BERORIENTASI PADA KORBAN DILENGKAPI DENGAN BAHAN KAJIAN PERBANDINGAN 90 KEBIJAKAN PERUMUSAN SISTEM PEMIDANAAN YANG BERORIENTASI PADA KORBAN DALAM HUKUM POSITIF SAAT INI 2011 undangan yaitu, 1. Bab Pidana dan Tindakan mengatur ganti rugi sebagai pidana tambahan, 2. Bagian Sanksi Pidana mengatur ganti rugi sebagai pidana tambahan, 3 dan 4. Bab Kompensasi, Restitusi dan Rehabilitasi nomor urut 3 dan 4 diartikan sebagai dua ketentuan perundang-undangan dengan bab yang sama, 5. Bab Tindak Pidana Korupsi mengatur pembayaran uang pengganti, 6. Bab Perlindungan dan Hak Asasi dan Korban mengatur restitusi atau ganti rugi, 7. Bab Perlindungan Saksi dan Korban mengatur restitusiganti rugi, 8. Bab Pembiayaan dan Kompensasi, 9. Bab Ketentuan Sanksi mengatur ganti rugi, Dengan demikian dapat dipahami bahwa judul bab bukan “bab ketentuan pidana”, namun substansinya sama atau setidak-tidaknya sejenis dengan ketentuan pidana, sehingga beralasan kalau dikategorikan sebagai “bab yang mengandung ketentuan pidana”. Kebijakan perumusan sistem pemidanaan yang berorientasi pada korban dalam 16 enam belas ketentuan perundang-undangan akan dianalis lebih dalam berikut ini. Ruang lingkup analisis meliputi bidang hukum pidana materiil, hukum pidana formil dan hukum pelaksanaan pidana. Tabel II : Kebijakan Perumusan Sistem Pemidanaan Yang Berorientasi Pada Korban Dalam Hukum Positif Saat Ini NO PERUNDANG- UNDANGAN KEBIJAKAN PERUMUSAN PERLINDUNGAN KORBAN DALAM HUKUM PIDANA MATERIIL KEBIJAKAN PERUMUSAN PERLINDUNGAN KORBAN DALAM HUKUM PIDANA FORMIL KEBIJAKAN PERUMUSAN PERLINDUNGAN KORBAN DALAM HUKUM PELAKSANAAN PIDANA 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Bab III Pidana dan Tindakan Pasal 23 ayat1;

Bab III Pidana dan

Tindakan Bab III Pidana dan Tindakan KEBIJAKAN SISTEM PEMIDANAAN YANG BERORIENTASI PADA KORBAN DILENGKAPI DENGAN BAHAN KAJIAN PERBANDINGAN 91 KEBIJAKAN PERUMUSAN SISTEM PEMIDANAAN YANG BERORIENTASI PADA KORBAN DALAM HUKUM POSITIF SAAT INI 2011 NO PERUNDANG- UNDANGAN KEBIJAKAN PERUMUSAN PERLINDUNGAN KORBAN DALAM HUKUM PIDANA MATERIIL KEBIJAKAN PERUMUSAN PERLINDUNGAN KORBAN DALAM HUKUM PIDANA FORMIL KEBIJAKAN PERUMUSAN PERLINDUNGAN KORBAN DALAM HUKUM PELAKSANAAN PIDANA Pengadilan Anak Pidana yang dapat dijatuhkan kepada Anak Nakal ialah pidana pokok dan pidana tambahan. Ketentuan mengenai pidana tambahan dirumuskan dalam Pasal 23 ayat 3; Selain pidana pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 terhadap Anak Nakal dapat juga dijatuhkan pidana tambahan, berupa perampasan barang- barang tertentu dan atau pembayaran ganti rugi. Penjelasan Pasal 23 ayat 3 menegaskan, bahwa pembayaran ganti rugi yang dijatuhkan sebagai pidana tambahan merupakan tanggung jawab dari orang tua atau orang lain yang menjalankan kekuasaan orang tua. Pasal 23 ayat 4; Ketentuan mengenai bentuk dan tata cara pembayaran ganti rugi diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PEMBERIAN KOMPENSASI, RESTITUSI, DAN BANTUAN KEPADA SAKSI DAN KORBAN Bagian Kedua Pemberian Restitusi Dari ketentuan Pasal 20 sampai dengan Pasal 30, tentang prosedur memperoleh restitusi Pasal 23 ayat 4; Ketentuan mengenai bentuk dan tata cara pembayaran ganti rugi diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PEMBERIAN KOMPENSASI, RESTITUSI, DAN BANTUAN KEPADA SAKSI DAN KORBAN Bagian Kedua Pemberian Restitusi Dari ketentuan Pasal 31 sampai dengan Pasal 33, tentang pelaksanaan restitusi 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Bagian Kedua Sanksi Pidana Pasal 63 Sanksi pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62, dapat di jatuhkan hukuman tambahan, berupa :

c. pembayaran ganti rugi;

TATA CARA PEMBAYARAN GANTI RUGI DIDASARKAN PADA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG

BAB XI BADAN