425
bumbu membuat masakan atau kue. Tanaman cengkeh banyak di tanam di Minahasa Sulawesi Utara.
7. Kelapa dan Kelapa Sawit Kelapa tumbuh di semua wilayah di Indonesia, tetapi hanya di
manfaatkan untuk kepentingan wilayah bersangkutan, sedangkan yang diekspor dalam bentuk kopra banyak diusahakan di Sulawesi dan
Maluku. Kelapa sawit ditanam sebagai tanaman perkebunan sebagai bahan baku minya goreng diusahakan di berbagai wilayah di Sumatera
untuk dijadikan CPO crude palm oil atau bahan setengah jadi untuk minyak goreng.
8. Garam Pulau-pulau Indonesia dikelilingi oleh laut, tetapi tidak semua pantai
dapat dijadikan pembuatan garam, karena harus memenuhi syarat- syarat tertentu untuk dapat diusahakan menjadi tambak garam yaitu
kadar garam yang tinggi dan adanya budaya untuk pembuatan garam. Adapun syarat diusahakannya tambak garam sebagai berikut: 1 tidak
terdapat sungai yang bermuara ke laut; 2 kurangnya curah hujan; 3 pemanasan sinar matahari yang kuat; 4 musim kemarau lebih panjang
dari musim penghujan; dan 5 tidak terdapat arus laut menuju wilayah tersebut.
Apabila syarat tersebut terpenuhi, maka di wilayah pantai bersangkutan dapat dijadikan tambak garam. Penduduk yang banyak memiliki budaya
pembuatan garam yaitu di Madura.
9. Beras Penduduk Indonesia di Pedesaan banyak memiliki mata pencaharian
sebagai petani dengan padi sebagai tanaman pokok, tetapi produksi beras nasional setiap tahun tidak dapat memenuhi kebutuhan penduduk
Indonesia, sehingga harus mengimpornya dari negara lain, terutama dari negara-negara yang berada di Asia Tenggara seperti Myanmar,
Vietnam, dan Thailand. Wilayah di Indonesia sebagai penghasil beras terbesar yaitu dari P. Jawa dan Lampung. Walaupun demikian, di Jawa
Barat terdapat pusat-pusat beras dengan kualitas baik yang merupakan ciri dari wilayah bersangkutan seperti beras Sumedang dengan nama
beras jembar dan beras Cianjur dengan nama beras pandanwangi, hanya sayangnya beras ini tidak dikembangkan di daerah lain karena
berumur panjang dan hasilnya di bawah IR pada satuan luas lahan yang sama.
10. Perikanan Ikan di Indonesia jumlahnya melimpah tetapi hanya terkonsentrasi di
berbagai tempat, misalnya untuk pusat perikanan laut di Bagan siapi-api pantai Timur Sumatera, pelabuhan perikanan samudera di Cilacap.
Sedangkan perikanan air tawar di setiap daerah memiliki kolam ikan baik
426
kolam empang ataupun kolam air deras, tetapi di Jawa Barat ikan ditanam pada jaring terapung di waduk Jatiluhur, waduk Cirata, dan
Waduk Saguling.
11. Sapi Sapi banyak diusahakan di Bali dan NTT, menyebabkan di wilayah sapi
menjadi lambang status sosial dan menjadi pemasok kebutuhan sapi bagi wilayah-wilayah lain. Tetapi jumlah daging yang dibutuhkan oleh
penduduk Indonesia setiap tahun tidak sebanding dengan jumlah sapi yang dihasilkan di wilayah tersebut, sehingga Indonesia banyak
mengimpor sampai dari Australia.
Tugas 9.4
F. PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM
Suatu sumberdaya alam dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan, sehingga pemilihan peruntukannya menjadi sangat penting.
Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah: 1 efisiensi dan efek- tivitas penggunaan yang optimal dalam batas kelestarian yang mungkin;
2 tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian sumberdaya alam yang berkaitan dalam ekosistem; dan 3 memberikan kemungkinan untuk
mempunyai pilihan penggunaan di masa depan, sehingga perubahan ekosistem tidak terjadi secara drastis.
Selain hal tersebut di atas, pemanfaatan sumberdaya alam juga perlu memperhatikan patokan-patokan sebagai berikut.
1 Daya guna dan hasil guna yang dihendaki harus dilihat dalam batas-batas yang optimal sehubungan dengan kelestarian ling-
kungan sumberdaya alam yang mungkin dicapai. 2 Tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian sumberdaya alam
yang berkaitan dalam suatu ekosistem. 3 Memberikan kemungkinan untuk mengadakan pilihan pengguna-
an dalam pembangunan di masa yang akan datang. Pengelolaan sumberdaya alam yang dapat diperbarui merupakan
penentu kelangsungan pembangunan, sehingga pemakaiannya harus Menurut kalian mengapa sumberdaya alam yang ada di
bumi ini kondisinya terbatas? Seandainya suatu saat kita harus membeli udara, seperti
sekarang ini kita harus membeli air untuk dikonsumsi? Kira-kira apakah ada kehidupan di permukaan bumi ini?
427
memperhatikan sumberdaya alam yang lain dalam suatu ekosistem kare- na sumberdaya alam tersebut akan saling berkaitan dan saling ber-
interaksi satu sama lainnya. Sumberdaya alam yang dapat memperbarui diri termasuk di dalamnya sumberdaya alam hayati. Sumberdaya alam
hayati merupakan sumberdaya alam yang dapat memperbarui diri, dalam arti kata bahwa sumberdaya ini dapat dipanen berulang kali. Tetapi bila
pemanennya tidak mempertimbangkan segi kelestariannya, maka sumberdaya alam ini akan menjadi sumberdaya alam yang tidak dapat
memperbarui diri. Oleh karena itu, pengelolaannya harus memper- timbangkan prinsip-prinsip berikut ini.
1. Prinsip Daya Toleransi
Setiap makhluk hidup punya rentang kisaran kondisi faktor lingkungan yang memberikan kesempatan padanya untuk lulus hidup.
Ada batas atas dan ada batas bawah, di antara kedua nilai ekstrem tersebut merupakan kisaran toleransi dan termasuk kondisi optimum.
Faktor apa pun yang kurang atau melebihi batas toleransi dianggap sebagai faktor pembatas Odum, 1997.
2. Prinsip Hukum Minimum
Hukum minimum menyatakan bahwa nilai hasil, hasil atau kualitas suatu sistem ditentukan oleh faktor pendukungnya yang berada dalam
keadaan minimum. Hukum minimum yang dikemukan oleh Liebiq ini dapat diterapkan dalam menentukan daya dukung. Kalau suatu daerah
atau pulau mengalami keadaan keku-rangan air, maka tersedianya air dan besarnya kebutuhan air akan sangat menentukan daya dukung dae-
rah atau pulau itu. Jadi dengan hukum minimum dapat ditentukan permasalahan lingkungan terpenting, sehingga dapat ditentukan pula
prioritas pengelolaannya Soerjani, dkk., 1987.
3. Prinsip Faktor Pengontrol
Sungguhpun semua sumberdaya alam hayati itu menerima secara menyeluruh terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi-
nya, seringkali terdapat juga suatu faktor lingkungan tertentu yang mem- punyai daya pengontrol. Faktor pengontrol ini beroperasi, baik melalui
ukurannya yang terlalu sedikit atau terlalu banyak, tetapi kesannya dapat menentukan dinamika populasi dari suatu jenis sumberdaya alam hayati.
428
Jadi pencemaran udara, pestisida, pupuk dapat menjadi faktor pengontrol Darmodjo Kaligis, 19841985.
4. Prinsip Ketanpabalikan
Beberapa sumberdaya alam hayati tidak dapat memperbarui diri lagi karena proses fisis dan biologis dalam suatu habitat atau ekosistem
memang sudah tidak berlangsung lagi, atau sudah tak berfungsi lagi. Akibatnya, sumberdaya hayati tersebut dapat menjadi sumberdaya alam
yang tidak dapat memperbarui diri lagi bahkan punah sama sekali Darmodjo Kaligis, 19841985.
5. Prinsip Pembudidayaan
Sumberdaya alam hayati yang telah dibudidayakan oleh manusia untuk jangka waktu yang lama, jarang dapat berkembang terus menerus
dipelihara dan dilindungi oleh manusia. Oleh karena itu, segala bentuk pembudidayaan sumberdaya alam hayati disamping membawa manfaat
juga membawa tanggung jawab yang berat bagi manusia Darmodjo Kaligis, 19841985.
6. Prinsip Holisme
Prinsip holisme adalah pandangan yang utuh terhadap lingkungan hidup. Hal ini berdasarkan prinsip bahwa semua komponen kehidupan
tentu saling berinteraksi satu sama lain, saling mempengaruhi dan saling terkait. Jadi perlu dilihat secara utuh atau sistematik menurut sistemnya
Soerjani, dkk., 1987.
7. Pendekatan Progresif
Konsep yang kita sebut pendekatan progresif ini berdasarkan gagasan Vayda 1982 tentang kontekstualisasi progresif yang melihat
suatu permasalahan menurut konteks pokoknya dan dikembangkan me- nurut keperluannya dengan melihat konteks persoalan berikutnya. Jadi
dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan harus diutamakan faktor yang menjadi masalah pokok, karena faktor ini merupakan peluang
terbesar dan terpenting untuk memperbaiki keadaan. Pendekatan ini sangat menunjang prinsip hukum minimum Soerjani, dkk., 1987.
Bukan suatu khayalan bahwa banyak di antara sumberdaya alam hayati telah menjadi langka akhir-akhir ini. Kelangkaan ini bukan saja
terjadi pada jenis-jenis dan varietas-varietas yang telah dibudidayakan