Tidak Tersedianya Faktor-Faktor Lain

437 kemampuan yang terbatas untuk mengembalikannya, tergantung pada manusia untuk melestarikan alam dan lingkungannya. Pengelolaan sumberdaya alam yang dapat diperbarui merupakan penentu kelangsungan pembangunan, sehingga pemakaiannya harus memper- hatikan sumberdaya alam yang lain dalam suatu ekosistem karena sumberdaya alam tersebut akan saling berkaitan dan saling berinteraksi satu sama lainnya. Sumberdaya alam yang dapat memperbarui diri termasuk di dalamnya sumberdaya alam hayati. Sumberdaya alam hayati merupakan sumberdaya alam yang dapat memperbarui diri, dalam arti kata bahwa sumberdaya ini dapat dipanen berulang kali. Tetapi bila pemanennya tidak mempertimbangkan segi kelestariannya, maka sumberdaya alam ini akan menjadi sumberdaya alam yang tidak dapat memperbarui diri. Pemanfaatan sumber-sumber alam adalah tergantung pada tingkat teknologi yang ada dalam suatu masyarakat. Sudah tentu tingkat teknologi ini dapat kita pelajari dar negara yang telah majudan tidak terbatas pada cara-cara yang telah ada dalam masyarakat itu sendiri. Teknik-teknik yang baru itu dapat diperkenalkan di negara-negara yang sedang berkembang dengan cara misalnya melalui perdagangan atau mendatangkan misi teknik untuk mengadakan survey dan eksploitasi di negara itu. penggunaan dan eksploitasi sumber-sumber alam adalah dipengaruhi oleh keadaan-keadaan dalam masyarakat yang bersangkutan. Dalam masyarakat yang masih pra-industri belum mengalami kegiatan industri misalnya, masyarakat itu dipandang oleh penduduknya sebagai sesuatu yang misterius dan belum dapat dimengerti. Kebutuhan-kebutuhan akan materi terbatas pada kebutuhan pokok. Dalam kebudayaan semacam ini manusia belum berfikir untuk menggunakan atau mengekploitasi sumber-sumber alam yang ada. Sebaliknya dalam masyarakat industri atau yang telah maju, sikap masyarakat itu adalah agresif dan ingin menguasai alam. Sumber-sumber baru ditemukan, diperkembangkan, dan dikuasai untuk menyediakan kebutuhan- kebutuhan manusia yang selalu berkembang. A1 LAMPIRAN A DAFTAR PUSTAKA Ali, Fachry. 1997. “Budaya Lokal Di Indonesia”. Dalam Asprasi Budaya Lokal Dalam Konteks negara Kesatuan. Halaman 1-34. Jakarta. Penerbit Badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen Dalam Negeri. Al Hakim, Suparlan. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Penerbit IKIP Malang. Malang Azra, Azyumardi. 2007. Pendidikan Multikultural Membangun Kembali Indonesia Bhinneka Tunggal Ika. Banks, J.A. 1984. Teaching Strategies For Ethnic Studies, Third Edition. Boston: Allyn and Bacon, p. 14. Banks, J.A. 1991. “Multicultural Education: Its Effects on Studies’ Racial and Gender Role Attitude” In Handbook of Research on Sociel Teachng and Learning. New York: MacMillan. Banks, J.A. 1993. “Multicultural Educatian: Historical Development, Dimentions and Practrice” In Review of Research in Education, vol. 19, edited by L. Darling- Hammond. Washington, D.C.: American Educational Research Association. Banks, J.A. 1994. Multiethnic Education: Theory and Practice, 3rd ed. Boston: Allyn and Boston. Cholisin. 2002. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran PPKN. Pengembangan Materi PPKn aspek Ekonomi dan Sosbud Modul: PKN A.15. Direktorat SLTP. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas. Clayton, Richard, R. 1999, The family, Marriage and Social Change, Lexington Mass-Torronto, De hath and Company Cobb, Roger W.dan Charles D. Elder. 1972. Participation in American Politics: The Dynamics of Agendo-Building. Boston: Allyn and Bacon. Cogan, J.J. Derricot, R. Eds. 1998. Citizenship for the 21 Century. London. Kogan Page. Conn, Paul. 1971. Conflic and Decission Making: An Introduction to Political Science. New York: Harper and Row Publisher. Coser, Lewis A. 1956. The Functions of Social Conflict. New York : The Free Press. Cribbin, James J. 1985. Kepemimpinan: Srategi Mengefektifkan Organisasi. Terjemahan Rochmulyati Hamzah. Jakarta. PT Pustaka Binaman Persindo. Dahrendorf, Ralf. 1969. Conflict Groups, Group Conflict, and Social Change. Dalam Peter dan Sonya Orleans, eds. Social Structure and Social Process: An Introductory Readers. Boston. Allyn and Bacon.