PERUBAHAN SOSIAL STRUKTUR SOSIAL

283 mencapai tujuan pranatalembaga yang bersangkutan; 5 lambang-lambang biasanya juga merupakan ciri khas dari pranatalembaga sosial; dan 6 suatu pranatalembaga sosial mempunyai suatu tradisi yang tertulis dan yang tak tertulis yang dirumuskan tujuannya, tata tertib yang berlaku. Unsur-unsur pranata sosial antara lain: 1 tiap-tiap lembaga mempunyai lambang-lambangnya; 2 lembaga-lembaga kebanyakan mengenal upacara- upacara dan kode-kode kelakuan formil, berupa sumpah, ikrar, pembacaan kewajiban-kewajiban dan lain-lain; 3 tiap pranatalembaga mengenal pula pelbagai nilai-nilai beserta rasionalisasi-rasionalisasi atau sublimasi-sublimasi yang membenarkan atau mengagungkan peranan-peranan sosial yang dikehendaki oleh lembaga pranata itu. Pengelompokkan pranata sosial berdasarkan atas fungsi dari pranata- pranata untuk memenuhi keperluan-keperluan hidup manusia sebagai warga masyarakat, paling sedikit ada delapan golongan yakni: 1 kinship atau domestic institutions; 2 economic institutions; 3 educational institutions; 4 scientific institutions; 5 religious institutions; 6 political institutions; 7 somatic institutions; dan 8 aesthetic and recreational institutions. Fungsi pranata keluarga sebagai berikut: 1 mengatur hubungan seks. Secara normatif tidak ada masyarakat yang memperbolehkan hubungan seks bebas, maka pranata keluarga berfungsi untuk mengatur bagaimana diperbolehkannya hubungan seks terjadi; 2 fungsi reproduksi, yakni untuk mengembangkan keturunan yang dibatasi oleh aturan-aturan yang berlaku dalam keluarga; 3 sosialisasi. Pranata keluarga berfungsi untuk mensosialisasi- kan sebagai anggota baru dalam masyarakat untuk dapat memerankan apa yang diharapkan dari dirinya; 4 fungsi afeksi yakni memberi suasana saling asah, saling asuh dan saling asih; dan 5 memberi status, baik terkait dengan jenis kelamin, urutan dalam keluarga, hubungan dengan kekerabatan dan status sosial. Mobilitas sosial adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Contoh lain, seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Ia melakukan investasi di suatu bidang yang berbeda dengan ayahnya. namun, ia gagal dan jatuh miskin. Proses keberhasilan ataupun kegagal- an setiap orang dalam melakukan gerak sosial seperti inilah yang disebut mobilitas sosial social mobility. Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Cara yang sering dilakukan untuk dapat melakukan mobilitas sosial adalah sebagai berikut: 1 perubahan standar hidup; 2 perkawinan; 3 284 perubahan tempat tinggal; 4 perubahan tingkah laku; dan 5 perubahan nama . Mobilitas sosial dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut: 1 perubahan kondisi sosial; 2 ekspansi teritorial dan gerak populasi; 3 komunikasi yang bebas; dan 4 pembagian kerja. Saluran-saluran dalam melakukan mobilitas sosial adalah: 1 lembaga-lembaga keagamaan; 2 lembaga pendidikan; 3 organisasi politik; 4 organisasi ekonomi; 5 organisasi keahlian; dan 6 perkawinan. Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan. Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi perubahan sosial: 1 tekanan kerja dalam masyarakat; 2 keefektifan komunikasi; dan 3 perubahan lingkungan alam. 285

BAB 6 KONFLIK SOSIAL

A. PENGERTIAN KONFLIK SOSIAL Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan sesama manusia. Ketika berinteraksi dengan sesama manusia, selalu diwarnai dua hal, yaitu konflik dan kerjasama. Dengan demikian konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia. Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih bisa juga kelompok dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik, dalam kamus besar Bahasa Indonesia 2002 diartikan sebagai percekcokan, perselisihan, dan pertentangan. Menurut Kartono Gulo 1987, konflik berarti ketidaksepakatan dalam satu pendapat emosi dan tindakan dengan orang lain. Keadaan mental merupakan hasil impuls-impuls, hasrat-hasrat, keinginan-keinginan dan sebagainya yang saling bertentangan, namun bekerja dalam saat yang bersamaan. Konflik biasanya diberi pengertian sebagai satu bentuk perbedaan atau pertentangan ide, pendapat, faham dan kepentingan di antara dua pihak atau lebih. Pertentangan ini bisa berbentuk pertentangan fisik dan non-fisik, yang pada umumnya berkembang dari pertentangan non-fisik Gambar 6 1 Sekelompok manusia sedang melaksanakan demo menentang kebijakan negara