Tabel 4.8 Peranan Sektor Ekonomi dalam Pembentukan PDRB Kota Bireuen Tahun 2002-2006 persen
No Lapangan Usaha
2001 2002
2003 2004
2005 2006
1 2
3 4
5 6
7 8
1 Pertanian
45.3 45.5
45.2 45.1
43.7 42.8
2 Pertambangan dan Penggalian
1.2 1.2
1.2 1.2
1.3 1.3
3 Industri Pengelolaan
1.6 1.6
1.5 1.5
1.6 1.6
4 Listrik dan Air Minum
0.2 0.2
0.3 0.2
0.3 0.3
5 Bangunan
6.7 6.6
6.5 6.6
6.7 6.8
6 Perdagangan, Hotel dan
Restaurant 30.3
30.0 30.1
30.0 30.6
31.1 7
Pengangkutan dan Komunikasi 7.5
7.6 7.6
7.6 8.1
8.2 8
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
1.3 1.4
1.6 1.7
2.0 2.1
9 Jasa-Jasa
5.8 5.9
5.9 5.9
6.0 6.0
PDRB 100 100.0
100.0 100.0 100.0
100.0
Sumber: Hasil Pengolahan, 2008
Namun demikian perlu dicermati kecenderungan penurunan kontribusi dari sektor utama yaitu pertanian terhadap total PDRB dari tahun 2001 sampai dengan
tahun 2006 berdasarkan atas harga konstan, meskipun penurunannya relatif kecil. Penurunan terutama terjadi pada sub-sektor tanaman bahan makanan dan sub-sektor
perkebunan.
4.1.5 Penggunaan lahan Penggunaan lahan di Kota Bireuen didominasi oleh lahan sawah 34,81 dan
perkebunan 21,53. Sedangkan luas lahan terbangun di Kota Bireun seluas 1910,8 Ha mempunyai proporsi sebesar 16,01. Proporsi penggunaan lahan lainnya di Kota
Bireuen dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Karakteristik Penggunaan Lahan Kota Bireun Penggunaan Lahan
Luas Ha BangunanGedung
366,5 3,17
Ladang 738,6
6,39 Lahan Kosong
139,5 1,21
Lahan Pekarangan 1222,5
10,57 Lahan Terbangun
1910,8 16,52
Mangrove 19,3
0,17 Padang Rumput
10,7 0,09
Pasir 56,5
0,49 Perkebunan
2568,3 22,21
Sawah 4153,2
35,91 Semak Belukar
66,2 0,57
TambakKolam 679,7
5,88 Total
11565,1 100
Sumber: Hasil Analisis, 2008
Pada Tahun 2006 luas lahan baku sawah Kota Bireuen 6.288 Ha. Sebagian besar areal ini sudah di airi oleh irigasi, baik teknis, semi teknis, sederhana maupun
irigasi non PU. Luas areal irigasi teknis 4.952 Ha, irigasi semi teknis 0 Ha, irigasi sederhana 0 Ha dan irigasi Non PU 258 Ha, sedangkan areal sawah tadah hujan
seluas 1078 Ha. Areal sawah yang paling luas dialiri oleh air irigasi adalah Kecamatan Peusangan
dengan 1931 Ha sedangkan areal sawah yang terkecil dialiri oleh air irigasi adalah Kecamatan Juli dengan 334 Ha. Luas lahan sawah yang diairi dengan irigasi dan
tadah hujan menurut kecamatan di Kota Bireuen dapat dilihat seperti Tabel 4.10.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10 Luas Baku Sawah yang Diairi Dengan Irigasi dan Tadah Hujan Menurut Kecamatan dalam Kota Bireuen Tahun 2010
No Kecamatan
Jenis Irigasi Tadah
Hujan Ha
Luas Baku
Sawah Ha
Teknis Ha
Semi Teknis
Ha Sederhana
Ha Non PU
Ha 1
Juli 217
- -
117 309
643 2
Jeumpa 1340
- -
38 235
1613 3
Kota Juang 512
- -
- 45
557 4
Kuala 952
- -
103 -
1055 5
Peusangan 1931
- -
- 489
2420 Jumlah
4952 -
- 258
1078 6288
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Bireuen, 2010
Lahan sawah seluas 6.288 Ha tersebut telah menghasilkan 36.308 Ton beras, dengan kecamatan penghasil padi tertinggi adalah Kecamatan Peusangan sekitar
15.776 Ton, yang juga memiliki produktivitas paling tinggi yaitu 4,975 TonHa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi dalam Kota Bireuen Tahun 2010
No Kecamatan
Luas Tanam
Ha Luas
Panen Ha
Produktivitas TonHa
Total Produksi
Ton
1 Juli
365 495
4,950 2450
2 Jeumpa
1958 1958
4,850 9496
3 Kota Juang
566 566
4,830 2734
4 Kuala
1405 1198
4,885 5852
5 Peusangan
2519 3171
4,975 15776
Jumlah 6813
7388 24,490
36308 Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Bireuen, 2010
Universitas Sumatera Utara
4.2 Kebijakan Tata Ruang Kawasan Perkotaan Bireuen