BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisa Laju Konversi Lahan Pertanian di Kecamatan Peusangan
Sebelum Pemekaran Tahun 1990-2000 dan Sesudah Pemekaran Tahun 2000-2010
Kawasan penelitian merupakan kawasan yang penggunaan lahannya didominasi oleh kegiatan pertanian. Namun seiring waktu telah terjadi perubahan laha
dari pertanian sawah, ladang, dan perkebunan menjadi non pertanian perdagangan, permukiman, dan perkantoran. Dalam melakukan analisis penggunaan lahan yang
ada di Kecamatan Peusangan dengan melihat perbandingan antara penggunaan lahan kawasan penelitian sebelum pemekaran dalam rentang waktu tahun 1990 sampai
tahun 2000 dan setelah pemekaran dalam rentang waktu tahun 2000 sampai dengan tahun 2010 menggunakan foto udara dari google earth dan peta dasar dari Bappeda
Kabupaten Bireuen. Tipe penggunaan lahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas tiga jenis penggunaan lahan yaitu lahan pertanian terdiri dari sawah dan
lahan kering; urban termasuk permukiman, pendidikan, kesehatan, perkantoran, perdagangan dan jasa; serta rawa atau empang. Hasil interpretasi dari foto udara
kemudian didigitasi dengan software AutoCAD, sehingga didapat hasil perhitungan seperti pada Tabel 5.1.
82
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1 Penggunaan Lahan di Kecamatan Peusangan Tahun 1990-2000 Sebelum Pemekaran
No. Penggunaan lahan
Tahun 1990 Tahun 2000
Besar Perubahan
lahan LuasHa
LuasHa Luas Ha
1. Lahan Pertanian Sawah+Lahan Kering
1.319,32 91,48 1.256,76 87,14
- 62,56 2.
Urban 112,22
7,78 174,78 12,12
+ 62,56 3.
RawaEmpang 10.065
0,74 10,65
0,74 -
Jumlah 1.442,19
100 1.442,19
100
Sumber: Data Lapangan Setelah Diolah, 2010
Berdasarkan Tabel 5.1 pada tahun 1990 area yang terluas adalah lahan pertanian dengan luas area sebesar 1.319,32 Ha, dengan persentase 91,48 dari luas
keseluruhan. Kemudian wilayah urban dengan luas sebesar 112,22 Ha dengan persentase 7,78 dari luas keseluruhan, dan yang terakhir adalah rawaempang
dengan luas sebesar 10.065 Ha dengan persentase 0,74 dari total luas seluruhnya. Sedangkan data tahun tahun 2000, menunjukan penggunaan lahan masih didominasi
pertanian yaitu seluas 1.256,76 Ha dengan persentase 87,14 dari luas keseluruhan wilayah penelitian. Kemudian wilayah urban mempunyai luas 174,78 Ha, dengan
persentase 12,12 dari luas keseluruhan. Sisanya adalah rawa dan empang dengan luas 10,65 Ha, dengan persentase 0,74 dari luas keseluruhan.
Gambar 5.1 merupakan peta penggunaan lahan di kawasan studi pada tahun 1990 dan Gambar 5.2 merupakan peta penggunaan lahan di kawasan studi tahun
2000. Dengan membandingkan Gambar 5.1, dan 5.2 maka didapat Gambar 5.3 yaitu peta perubahan lahan antara kurun waktu 1990 sampai 2000
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.1 Peta Penggunaan Lahan Kawasan Penelitian Kecamatan Peusangan tahun 1990 Sumber: Analisa Penulis, 2010
Universitas Sumatera Utara
PANTE GAJAH MNS TIMU
MNS. DAYAH
MTG SAGOE
KEUDE MTG
Gambar 5.2 Peta Penggunaan Lahan Kawasan Penelitian Kecamatan Peusangan tahun 2000 Sumber: Analisa Penulis, 2010
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.3 Peta Perubahan Lahan Kawasan Penelitian Kecamatan Peusangan tahun 1990 - 2000 Sumber: Analisa Penulis, 2010
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan lahan dalam rentang waktu 2000-2010 setelah pemekaran didapat perubahan lahan seperti pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Penggunaan Lahan di Kecamatan Peusangan Tahun 2000-2010 Setelah Pemekaran
No. Penggunaan lahan
Tahun 2000 Tahun 2010
Besar Perubahan Lahan
Luas Ha Luas Ha
Luas Ha 1.
Pertanian 1.256,76
87,14 1.078,82 74,78
-177,94 2.
Urban 174,78
12,12 353,01 24,48
+178,23 3.
Rawa dan empang 10,65
0,74 10,36
0,72 -0,29
Jumlah 1.442,19
100 1.442,19
100
Sumber: Data Lapangan, 2010
Berdasarkan hasil perhitungan dari Tabel 5.2 dan Gambar 5.4. Peta Penggunaan lahan tahun 2010 di wilayah penelitian di Kecamatan Peusangan dapat
diidentifikasi bahwa penggunaan lahan didominasi oleh lahan pertanian seluas 1.078,82 ha 74,78, lahan urban perkotaan seluas 353,01 Ha 24,48 dan
sisanya rawa dan empang seluas 10,36 Ha 0,72. Dengan menganalisa peta penggunaan lahan dapat diketahui perubahan lahan
yang terjadi di kawasan penelitian pada tahun 2000 dan 2010 sehingga dalam rentang waktu seperti demikian, dapat diketahui didaerah mana perubahan lahan pertanian
menjadi fungsi lain terjadi. Gambar 5.4 merupakan gambar peta penggunaan lahan di kawasan studi pada tahun 2010. Dengan membandingkan Gambar 5.2 peta
penggunaan lahan tahun 2000 dan Gambar 5.4 peta penggunaan lahan tahun 2010 maka didapat Gambar 5.5 yaitu peta perubahan lahan antara kurun waktu 2000
sampai 2010.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.4 Peta Penggunaan Lahan Kawasan Penelitian Kecamatan Peusangan tahun 2010 Sumber: Analisa Penulis, 2010
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.5 Peta Perubahan Lahan Kawasan Penelitian Kecamatan Peusangan tahun 2000 - 2010 Sumber: Analisa Penulis, 2010
Universitas Sumatera Utara
91
Melihat besarnya perubahan lahan pertanian dalam rentang tahun 2000-2010 maka dari Tabel 5.2 dapat diketahui proporsi perubahan lahan di wilayah penelitian
di Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen, yaitu terjadi penurunan sebesar 177.94 Ha.
Tabel 5.3 Luas dan Laju Konversi lahan di Kecamatan Peusangan
Tahun Luas Lahan
Pertanian Besar
Perubahan lahan Ha
Rata-rata Konversi
lahan pertahun
Ha Laju
Konversi Rata-rata
Laju konversi
pertahun 1990
1.319,32 -
- -
- 2000
1.256,76 - 62,56
6,256 0,48
0,04 2010
1.078,82 - 177,94
17,794 1,5
0,15
Sumber: Data Lapangan setelah diolah 2010
Dari perhitungan dengan rumus geometrik diatas didapat laju alih fungsi lahan pertanian sebelum pemekaran dari tahun 1990 hingga tahun 2000 adalah
sebesar 0,48 atau rata-rata 0,04 setiap tahunnya. Sedangkan laju alih fungsi lahan setelah pemekaran sejak tahun 2000 hingga tahun 2010 meningkat menjadi 1,51.
atau 0,15 setiap tahunnya. Jika dibandingkan rentang waktu sebelum pemekaran tahun 1990-2000
menunjukkan bahwa lahan pertanian setelah pemekaran tahun 2000-2010 mengalami penurunan mencapai lebih 3 tiga kali lebih besar dari sebelum pemekaran. Hal ini
dapat digambarkan dengan grafik pada Gambar 5.6.
Universitas Sumatera Utara
92
Gambar 5.6 Grafik Luas Area Pertanian dan Perkotaan Tahun 1990-1999 dan Tahun 2000-2010
Untuk lahan perkotaan pada grafik terlihat meningkat secara signifikan antara sebelum pemekaran dan sesudah pemekaran. Berdasarkan Tabel 5.1 dan 5.2
hasil klasifikasi konversi lahan pertanian rentang waktu sebelum pemekaran yaitu tahun 1990-2000 luas lahan perkotaan yang teridentifikasi tahun 1990 adalah sebesar
112,22 Ha atau 7,78 dari total luas area, tahun 2000 menjadi 174,78 Ha atau 12,12. Sedangkan setelah pemekaran tahun 2000-2010, luas lahan perkotaan yang
teridentifikasi tahun 2010 adalah sebesar 353,01 Ha, atau 24,48 dari luas lahan sehingga bisa dikatakan luas areal perkotaan sesudah pemekaran meningkat hampir 3
tiga kali dari sebelum pemekaran dengan rentang waktu yang sama yaitu 10 sepuluh tahun. Hal ini terjadi karena pembangunan di daerah yang sebelumnya sub
urban terjadi begitu cepat. Jumlah penduduk di wilayah ini juga bertambah setiap tahunnya yang ditandai dengan laju pertumbuhan penduduk yang yang besar. Hal ini
1319,32 1.256,76
1.078,82
112,22 174,78
353,01
Universitas Sumatera Utara
93
tentunya sangat berpengaruh dengan perambahan kota yang terjadi di wilayah ini. Semakin besar laju pertumbuhan penduduk di suatu wilayah, maka tingkat kebutuhan
lahan juga akan semakin tinggi.
5.2 Pola Spasial Konversi Lahan Pertanian