Pola Konversi Lahan Pertanian berdasarkan Penggunaannya

berkembang secara linier terutama di pusat kota. Perkembangan pemukiman penduduk sangat dipengaruhi oleh keberadaan pusat perdagangan dan fasilitas Pendidikan. Perkembangan permukiman yang cenderung kosentrik hanya terjadi disekitar pusat kota, namun perkembangannya juga cenderung mengikuti pola jalan terutama pada ruas-ruas jalan dalam kota.

5.3 Pola Konversi Lahan Pertanian berdasarkan Penggunaannya

Pola konversi lahan pertanian berdasarkan penggunaannya dari lahan pertanian ke non pertanian permukiman, perdagangan, pendidikan dan lainnya menunjukkan bahwa perkembangan kota yang berlangsung cepat, secara langsung membuat kebutuhan akan lahan menjadi meningkat. Dengan menganalisa peta perubahan penggunaan lahan dari tahun 2000 hingga 2010 pada Gambar 5.5 dapat diketahui perubahan lahan yang terjadi di kawasan penelitian pada tahun 2000-2010, sehingga dalam rentang waktu seperti demikian, dapat diketahui didaerah mana perubahan lahan pertanian menjadi fungsi lain terjadi dan kecenderungan ke arah mana penggunaan pola tersebut berkembang. Informasi yang digunakan adalah jenis penggunaan lahan setelah konversi lahan pertanian terjadi dengan mengambil sampel 5 lima desa yaitu Matang Sagoe, Keude Matangglumpangdua, Pante Gajah, Matangglumpangdua Meunasah Timu dan Matanggulmpangdua Meunasah Dayah. Jenis penggunaan lahan tersebut meliputi Universitas Sumatera Utara permukiman, perdagangan dan jasa, pendidikan dan penggunaan lainnya. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.4. Tabel 5.4 Penggunan Lahan Setelah Konversi Lahan di Wilayah Penelitian di Kecamatan Peusangan Penggunaan lahan pertanian ke non pertanian Mtg Sagoe Mns. Dayah Mns. Timu Konversi lahan pertahun Ha Konversi lahan pertahun Ha Konversi lahan pertahun Ha Pemukiman 33.87 83.99 15.84 97.13 11.23 66.89 Perdagangan, jasa dan perkantoran 6,22 15.42 - - 4.17 24.84 Pendidikan - - - - - - Lain-lain 0.24 0.60 0.47 2.88 1.39 8.28 Total 40.32 100 16.31 100 16.79 100 Tabel 5.4 Lanjutan Penggunaan lahan pertanian ke non pertanian Pante Gajah Keude Matang Konversi lahan pertahun Ha Konversi lahan pertahun Ha Pemukiman 26.98 84.61 1.12 6.39 Perdagangan, jasa dan perkantoran 3.49 10.94 11.23 64.10 Pendidikan - - 3.96 22.60 Lain-lain 1.42 4.45 1.21 6.91 Total 31.89 100 17.52 100 Sumber: Data Lapangan Setelah Diolah, 2010 Berdasarkan Tabel 5.4 jika dianalisis lebih lanjut, pola konversi lahan pertanian berdasarkan penggunaan lahan ke non pertanian di tiap desa, lahan Universitas Sumatera Utara pertanian yang dikonversi paling dominan digunakan untuk permukiman. Sedangkan lokasi lahan pertanian yang terletak di desa yang berdekatan dengan jalan arteri primer yaitu Desa Keude Matangglumpangdua konversi lahan pertanian paling dominan digunakan untuk perdagangan karena merupakan pusat kota. Di wilayah ini juga sebelumnya terdapat lahan pertanian yang berdekatan dengan kampus pendidikan yang sudah terkonversi seluruhnya untuk pengembangan kampus. Beberapa desa lain yang lahan pertaniannya terkonversi ke perdagangan juga dialami di Desa Matang Sagoe, Meunasah Timu dan Pante Gajah, hal ini disebabkan lahan pertanian di desa tersebut terletak di lokasi strategis atau dekat dengan pusat pertumbuhan ekonomi dengan akses jalan langsung ke jalan arteri sehingga dalam perkembangannya lahan pertanian ini tidak terelakkan untuk dikonversikan.

5.4 Analisis Faktor-faktor Penyebab Konversi Lahan Pertanian di