Variabel aksesibilitas X Analisis Faktor-faktor Penyebab Konversi Lahan Pertanian di

pertanian. Isu perluasan kota menjadi pemacu sehingga semakin bertambah masyarakat yang sebelumnya bertani cenderung beralih ke tukang dan buruh konstruksi karena banyaknya pembangunan pertokoan untuk perdagangan maupun untuk pemerintahan. Hasil wawancara beberapa warga mengatakan mereka bisa memperoleh pendapatan dalam waktu relatif singkat dibandingkan dengan bekerja dalam bidang pertanian yang memerlukan jangka waktu yang panjang untuk mendapatkan hasilnya. 2. Variabel aksesibilitas X2. Parameter tinggi rendahnya aksesibilitas dapat diukur melalui jarak dari pusat kecamatan sehingga dapat dijabarkan input data dan hasil analisa regresi yang dijelaskan pada Tabel 5.9 dan 5.10. Tabel 5.9 Input Data Analisis Luas Konversi Lahan Berdasarkan Aksesibilitas No Desa Y X1 1 Matang Sagoe 13.43 1 2 Keude Matangglumpangdua 100.00 3 Pante Gajah 32.91 1 4 Matang Glp II Mns Timu 94.38 5 Matang Glp II Mns Dayah 9.81 2 Sumber: Data Lapangan Setelah Diolah, 2010 Tabel 5.10 Hasil Analisis Regresi Luas Konversi Lahan Berdasarkan Aksesibilitas Hasil Nilai R - square 0.837 Signifikansi 0.029 Persamaan Y = 88.524 – 48.02X Sumber: Hasil Analisa, 2010 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil analisa regresi linear dengan nilai alpha 5 diketahui bahwa jarak lokasi dari pusat kecamatan berpengaruh terhadap luas konversi lahan pertanian di desa dalam wilayah penelitian, berdasarkan nilai signifikansi yang lebih kecil dari taraf nyata 5 0,029 0,05. Adapun persamaan regresi yang dihasilkan sebagai berikut: Y = 88.524 – 48.02X2 Persamaan regresi tersebut memiliki arti koefisien regresi X sebesar - 48.02 menyatakan bahwa adanya hubungan linier negatif antara jarak dari pusat kecamatan dengan luas konversi lahan, dimana perubahan jarak 1 km dari nilai X2 Jarak akan menyebabkan penurunan luas lahan pertanian sebesar 48.02 Ha. Indikator lain yang ditunjukkan bahwa selain jarak lokasi dari pusat kecamatan, kelas jalan yang dilalui untuk akses ke lokasi juga sangat menentukan tingkat konversi lahan, hal ini sesuai dengan penelitian Ilham 2008 menemukan bahwa lahan sawah yang berada di lokasi dengan kondisi aksesibilitas tinggi dan infrastruktur yang lengkap, memicu tingginya harga lahan, harga lahan yang tinggi akhirnya mempenaruhi petani untuk mengkonversi lahan sawahnya. Untuk kasus desa di Kecamatan Peusangan, desa yang dilalui kelas jalan arteri dan dan paling dekat dengan pusat kota adalah Desa Matang GLP II Meunasah Timu, dimana persentase konversi lahan mencapai 35.32 dibandingkan desa lainnya. Sedangkan Desa Keude Matanggalumpangdua sebagai desa ..................................... 5.2 Universitas Sumatera Utara yang berada di pusat Kecamatan tidak ada lagi lahan pertanian, artinya lahan pertanian terkonversi 100.

5.5 Analisis Keterkaitan Perluasan Kota terhadap Pola konversi Lahan