93
tentunya sangat berpengaruh dengan perambahan kota yang terjadi di wilayah ini. Semakin besar laju pertumbuhan penduduk di suatu wilayah, maka tingkat kebutuhan
lahan juga akan semakin tinggi.
5.2 Pola Spasial Konversi Lahan Pertanian
Konversi lahan pertanian yang terjadi di Kecamatan Peusangan merupakan salah satu dampak dari berkembangnya wilayah Kota Matangglumpangdua menjadi
kota perdagangan. Konversi lahan pertanian yang terjadi di beberapa wilayah di Kecamatan Peusangan terutama yang terletak dekat dengan pusat pertumbuhan
ekonomi dan berada pada jalan arteri primer yang menghubungkan kota Matangglumpangdua dengan Kota Bireuen dan juga kota kabupaten lainnya seperti
Lhokseumawe. Luas lahan pertanian yang terkonversi tidak sama untuk setiap desa. Berdasarkan peta perubahan lahan, wilayah penelitian di Kecamatan Peusangan yang
mengalami konversi lahan pertanian hingga seluruhnya adalah Desa Keude Matangglumpangdua. Sedangkan yang paling sedikit mengalami konversi lahan
adalah Desa Meunasah Dayah. Penjabarannya akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Pola konversi tahun 2000.
Kondisi awal wilayah penelitian tahun 2000, pada setiap kode blok pola penggunaan lahan masih didominasi area pertanian, terutama perkebunan
dan sawah dan sisanya Permukiman. Seperti umumnya kota lain, pusat kota merupakan kawasan pusat bisnis yang merupakan fasilitas
perdagangan dan jasa berupa pertokoan, kantor, pasar dan aktifitas
Universitas Sumatera Utara
94
perdagangan lainnya, namun luasannya masih sangat kecil. Bangunan pertokoan hanya terdapat di pusat persimpangan jalan arteri primer dan di
jalan arteri skunder yang menghubungkan kecamatan Peusangan dengan kecamatan lainnya. Perkembangan selanjutnya, permukiman mulai
mengikuti jaringan jalan lokal terutama yang berdekatan dengan pusat kota dan lainnya berada di dekat area pendidikan yaitu pada blok IV. Lebih
jelasnya diperlihatkan pada Gambar 5.7 Peta Pola Konversi Lahan tahun 2000.
2. Pola konversi tahun 2010. Kondisi tahun 2010, pola penggunaan lahan mengalami perubahan secara
signifikan. Setelah Bireuen menjadi Kabupaten, terjadi perluasan area perkotaan hingga hampir ke seluruh Kecamatan Peusangan. Target
pemerintah untuk menjadikan Kota Bireuen dan Kota Matangglumpangdua sebagai kota terpadu dan menjadi lebih maju dari
pada kota-kota lain di Kabupaten Bireuen tentunya menyebabkan kebutuhan akan lahan untuk perkembangan perkotaaan terus meningkat.
Pembangunan pertokoan mulai dipacu pembangunannya di sepanjang jalan yang menghubungkan Bireuen dengan kota-kota besar lainnya yaitu
Medan dan Banda Aceh. Kecenderungan pola konversi lahan selama tahun 2000 hingga tahun 2010 dapat dilihat pada Gambar 5.8,
bahwasanya penggunaan lahan di pusat kota masih bercampur antara satu penggunaan dengan penggunaan lainnya. Namun demikian masih terlihat
Universitas Sumatera Utara
95
dominasi penggunaan lahan tertentu. Secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pada pusat kota terlihat bahwa kegiatan utama adalah mengarah ke penggunaan lahan untuk perdagangan dan jasa.
b. Pada kode blok I terlihat bahwa penggunaan lahan masih didominasi pertanian terutama sawah dan perkebunan rakyat serta permukiman.
c. Pada kode blok II penggunaan lahan didominasi oleh lahan pertanian perkebunan dan sawah, selebihnya permukiman dan beberapa area
digunakan untuk pendidikan. d. Pada kode blok III terlihat penggunaan lahan sudah mulai di dominasi
oleh permukiman. Adanya perluasan kampus Universitas Almuslim di wilayah ini ikut memberi andil terhadap perkembangan kawasan sekitar.
Penggunaan lahan untuk komersil pun mulai merambah ke kawasan ini bahkan sebagian permukiman beralih fungsi menjadi fungsi komersil.
e. Pada kode blok IV penggunaan lahan sudah mulai bercampur antara kegiatan perkotaan dan non perkotaan, seperti adanya lahan sawah yang
berada diantara lahan-lahan yang digunkan untuk permukiman, pendidikan dan komersil. Sudah bisa dipastikan hal ini menjadi tekanan
utama bagi lahan pertanian untuk beralih fungsi menjadi fungsi lain.
Universitas Sumatera Utara
96
IV I
II
III
Permukiman berkembang di
bagian dalam mengikuti jalur
lokal,dan beberapa mengikuti jalan
utama mempunyai kegiatan pertanian
Permukiman berkembang di
bagian dalam mengikuti jalur
lokal, mempunyai kegiatan pertanian
Permukiman berkembang
mengikuti jalur lokal dibagian
dalam , mempunyai kegiatan pertanian
dan jalur utama sudah didominasi
aktivitas perdagangan,
perkantoran pemerintah
Permukiman berkembang
mengitari pusat kegiatan
perdagangan terutama di jalan
utama, mempunyai kegiatan pertanian
dan perdagangan
Gambar 5.7 Peta Pola Konversi Lahan di Wilayah Peneniltian di Kecamatan Peusanagan Tahun 2000 Sumber: Analisa Penulis, 2010
Universitas Sumatera Utara
97
Gambar 5.8 Pola Kecenderungan Konversi Lahan Pertanian tahun 2010 Sumber : Analisa Penulis, 2010
IV I
II
III
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Gambar 5.7 dan Gambar 5.8 dapat dilihat pola penggunaan lahan terbangun di kawasan penelitian di Kecamatan Peusangan, yang dimulai dari Kota
Matangglumpangdua Blok III dan Blok IV, mempunyai 2 dua pola yaitu: 1. Pola linier adalah pola memanjang, yaitu lahan terbangun mengikuti
jaringan jalan-jalan regional yang menghubungkan Kota Bireuen- Matangglumpangdua, dimana sudah teridentifikasi terjadi alih fungsi
lahan pertanian yang ada disepanjang jalan. Penggunaan lahan dengan fungsi komersil juga mulai terlihat disepanjang jalan arteri sekunder
yang menghubungkan Kota matangglumpangdua dengan kecamatan- kecamatan lain, hal ini disebabkan Kota Matangglumpangdua sebagai
kota pelayanan bagi kawasan sekitar sehingga akibat meningkatnya aksesibilitas penduduk dari berbagai kecamatan maka ikut memberi
dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar. Untuk permukiman cenderung mengikuti jaringan jalan lokal yang ada.
Pada peta disetiap blok dapat dilihat kecenderungan pertumbuhan permukiman hampir disepanjang jalan lokal mulai bermunculan,
disamping kondisi jalan hampir sebagian besar berupa aspal dan beton dan hanya sebagian kecilyang masih berupa sirtu pasir dan batu.
2. Pola memusat atau konsentrik, yaitu lahan terbangun mengitari suatu pusat atau kegiatan tertentu, terutama mengitari pusat perdagangan dan
pendidikan. Pada wilayah penelitian permukiman umumnya tersebar keseluruh wilayah tetapi penyebarannya tidak merata dan cenderung
Universitas Sumatera Utara
berkembang secara linier terutama di pusat kota. Perkembangan pemukiman penduduk sangat dipengaruhi oleh keberadaan pusat
perdagangan dan fasilitas Pendidikan. Perkembangan permukiman yang cenderung kosentrik hanya terjadi disekitar pusat kota, namun
perkembangannya juga cenderung mengikuti pola jalan terutama pada ruas-ruas jalan dalam kota.
5.3 Pola Konversi Lahan Pertanian berdasarkan Penggunaannya