BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Perkotaan Bireuen
4.1.1 Kondisi geografis dan batas administratif Kabupaten Bireuen adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Aceh. Menjadi
kabupaten otonom sejak tahun 2000 sebagai hasil pemekaran dari kabupaten Aceh Utara. Secara geografis letak Kabupaten Bireuen antara 4
o
.54’-5
o
.21’ Lintang Utara dan 96
o
.20’-97
o
.21’ Bujur Timur dengan total luas 190.121 Ha dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
1.
Sebelah Utara : Selat Malaka.
2.
Sebelah Selatan : Kabupaten Bener Meriah.
3.
Sebelah Timur : Kabupaten Aceh Utara.
4.
Sebelah Barat : Kabupaten Pidie Jaya.
Kabupaten Bireuen memiliki kebijakan pengembangan perkotaan Bireuen yang bertolak dari visi dan misi pengembangan perkotaan Bireuen. Adapun visi yang
telah dirumuskan adalah: “Terwujudnya Pemerintahan Kabupaten Bireuen yang Bersih dan Adil, Serta Masyarakat yang Makmur dan Sejahtera dengan Basis Usaha
Agrobisnis dan Industri”. Pada mulanya wilayah kota ini terdiri atas 7 tujuh
Kecamatan. Setelah Bireuen menjadi kabupaten, untuk lebih mengoptimalkan 38
Universitas Sumatera Utara
penyelenggaraan pemerintah dan pemanfaatan serta pengendalian pemenfaatan ruang wilayah, kecamatan-kecamatan tersebut dimekarkan menjadi 17 tujuh belas
Kecamatan. Pemekaran wilayah diduga dapat meningkatkan perkembangan ekonomi maupun perubahan penggunaan lahan baik di tingkat desa maupun kecamatan
sebelum dan sesudah pemekaran. Pemekaran kecamatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Pemekaran Kecamatan di Kabupaten Bireuen No
Kecamatan Keterangan
sebelum pemekaran sesudah pemekaran
1 Samalanga Samalanga
Dimekarkan menjadi 3 Kecamatan
Simpang Mamlam Pandrah
2 Jeunib Jeunib
Dimekarkan menjadi 2 kecamatan
Peulimbang 3 Peudada
Peudada Tidak dimekarkan
4 Jeumpa Jeumpa
Dimekarkan menjadi 4 kecamatan
Juli Kuala
Kota Juang 5 Peusangan
Peusangan Dimekarkan menjadi 4
kecamatan Peusangan Siblah
Krueng Peusangan Selatan
Jangka 6 Makmur
Makmur Dimekarkan menjadi 2
kecamatan Kuta Blang
7 Gandapura Gandapura
Tidak dimekarkan Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bireuen, 2000
Universitas Sumatera Utara
Untuk meningkatkan pengembangan wilayah di Kabupaten Bireuen yang memiliki posisi strategis tersebut, maka pemerintah mengambil kebijakan dalam penataan
ruang khususnya di kawasan perkotaan. Kawasan perkotaan di wilayah Kabupaten Bireuen merupakan salah satu pusat pertumbuhan yang cukup berkembang
dibandingkan pusat pertumbuhan lainnya. Perkembangan ini ditandai dengan ketersediaan berbagai prasarana dan sarana yang dapat melayani masyarakat di
wilayah Kabupaten Bireuen. Lingkup wilayah perencanaan Kawasan Perkotaan Bireuen ini adalah kawasan dalam wilayah Kabupaten Bireuen yang mempunyai
karakteristik kegiatan perkotaan. Kawasan perkotaan tersebut meliputi wilayah Kecamatan Kota Juang, dan sebagian wilayah Kecamatan Jeumpa, Peudada, Juli dan
Peusangan dengan luas wilayah 118.091 Ha. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Peusangan yaitu 39.302 Ha atau 33,3 dari luas Kota Bireuen. Sedangkan kecamatan
yang terkecil wilayahnya adalah Kecamatan Jeumpa dengan luas hanya 13.696 Ha atau 11,58 dari luas Kota Bireuen. Jumlah desagampong yang masuk dalam
kawasan perkotaan adalah 140 buah. Adapun pembagian wilayah administrasi pemerintahan Kota Bireuen dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Luas Kota Bireuen Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2010 No
Kecamatan Luas Wilayah
Km 2 Persentase
Keterangan 1
Juli 22.568
19,1 Mekar dari Kecamatan Jeumpa
2 Jeumpa
13.686 11,58
3 Kota Juang
26.248 22,2 Mekar dari Kecamatan
Jeumpa
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Lanjutan No
Kecamatan Luas Wilayah
Km 2 Persentase
Keterangan 4
Kuala 16.287
13,7 Mekar dari Kecamatan Jeumpa
5 Peusangan
39.302 33,3
Jumlah 118.091
100 Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bireuen, 2010
Secara geografis Kota Bireuen memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Selat Malaka