Perbedaan Keefektifan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Saintifik

89 Persentase peserta didik yang mendapatkan kriteria sangat tinggi adalah 26,67 atau sebanyak 8 peserta didik. Berdasarkan data prestasi belajar peserta didik, rata-rata hasil prestasi belajar sebelum perlakuan pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe TPS adalah 56,33 dan setelah perlakuan menjadi 80,89. Hasil rata-rata prestasi belajar matematika setelah diberikan perlakuan dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe TPS menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hasil uji statistik kelompok TPS dengan pendekatan saintifik ditinjau dari motivasi belajar diperoleh nilai signifikansi 0,016 kurang dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe TPS efektif ditinjau dari motivasi belajar peserta didik. Hasil uji statistik kelompok TPS dengan pendekatan saintifik ditinjau dari prestasi diperoleh nilai signifikansi 0,000 kurang dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe TPS efektif ditinjau dari prestasi belajar peserta didik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Putri Rahayu S 2015 yang menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TPS efektif ditinjau dari motivasi dan prestasi belajar peserta didik.

3. Perbedaan Keefektifan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Saintifik

Melalui Model Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division STAD dan Think Pair Share TPS Setelah diketahui bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe STAD dan TPS efektif ditinjau dari 90 motivasi dan prestasi belajar, maka dilakukan analisis apakah terdapat perbedaan keefektifan kedua model pembelajaran tersebut ditinjau dari motivasi dan prestasi belajar. Berdasarkan hasil uji hipotesis terhadap data setelah perlakuan diperoleh nilai signifikansi 0,043 kurang dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe STAD dan TPS efektif ditinjau dari motivasi dan prestasi belajar. Langkah selanjutnya adalah dilakukan uji independent sample t-test. Berdasarkan uji independent sample t-test diperoleh, taraf signifikansi motivasi belajar 0,053 lebih dari α= 0,025. Hal ini menunjukkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan saintifik tidak lebih efektif dibandingkan pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan saintifik ditinjau dari motivasi belajar matematika peserta didik. Berdasarkan uji independent sample t- test diperoleh, taraf signifikansi prestasi belajar 0,006 kurang dari α= 0,025. Hal ini menunjukkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan saintifik lebih efektif dibandingkan pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan saintifik ditinjau dari prestasi belajar matematika peserta didik. Pada pembelajaran pendekatan saintifik melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD, peserta didik dibagi ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 anggota dengan kemampuan yang heterogen sehingga kerjasama yang dilakukan menghasilkan beragam ide atau pengetahuan. Pendekatan saintifik melalui pembelajaran kooperatif tipe TPS, peserta didik hanya bekerjasama dengan pasangannya atau teman sebangku sehingga ide atau pengetahuan yang didapatkan dalam kelompok menjadi kurang bervariasi. Selain itu, Peserta didik 91 pada pembelajaran dengan pendekatan saintifik melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD terlihat lebih aktif dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS. Keaktifan peserta didik berperan penting dalam pencapaian hasil belajar. Hal ini diperkuat oleh pendapat Isjoni 2013:13 yang menyatakan bahwa cooperative learning, siswa yang terlibat aktif pada proses pembelajaran memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Pada pembelajaran pendekatan saintifik melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD terdapat skor kemajuan individu yang menentukan reward penghargaan tim. Penilaian skor kemajuan individu berdasarkan nilai kuis individu pada setiap pertemuan. Hal ini memacu peserta didik memiliki tanggung jawab dan termotivasi belajar dengan cara belajar mandiri atau berkelompok dirumah untuk mendapatkan nilai kuis yang lebih baik dari sebelumnya. Borich 2007: 389 mengemukakan bahwa selama STAD, siswa memperoleh rasa persahabatan, menolong terhadap sesama anggota kelompok, belajar secara mandiri, dan memotivasi diri melalui memiliki kendali atas pembelajaran mereka sendiri. 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. 1. Pendekatan saintifik dengan model kooperatif tipe STAD efektif ditinjau dari motivasi belajar peserta didik. 2. Pendekatan saintifik dengan model kooperatif tipe TPS efektif ditinjau dari motivasi belajar peserta didik. 3. Pendekatan saintifik dengan model kooperatif tipe STAD efektif ditinjau dari prestasi belajar peserta didik. 4. Pendekatan saintifik dengan model kooperatif tipe TPS efektif ditinjau dari prestasi belajar peserta didik. 5. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan saintifik tidak lebih efektif dibandingkan pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan saintifik ditinjau dari motivasi belajar peserta didik 6. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan saintifik lebih efektif dibandingkan pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan saintifik ditinjau dari prestasi belajar peserta didik.

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan student team achievement division(stad) ditinjau dari Gaya belajar dan motivasi berprestasi

0 3 167

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Tems and Division (STAD) dan Think Pair Share (TPS) terhada

0 2 17

Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ditinjau dari

0 2 17

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Senam Lantai.

0 13 44

PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION DAN THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTs NEGERI GONDANG SRAGEN TAHUN 2014.

0 0 17

Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Think Pair Share (TPS) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi

0 0 8

KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) PADA SISWA SMP

0 0 8