73 Berdasarkan tabel di atas, hasil pretest kelompok eksperimen pendekatan
saintifik melalui model kooperatif tipe STAD yang memenuhi ketuntasan hanya 3 orang peserta didik dengan persentase 9,37 dari total peserta didik kelas XI
APH1, hasil pretest kelompok eksperimen pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe TPS tidak ada peserta didik dari kelas XI APH3 yang memenuhi
ketuntasan. Hasil posttest kelompok eksperimen pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe STAD dan TPS yang memenuhi ketuntasan minimal
mencapai 87,50 dan 83,33. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi kenaikan masing-masing kelompok terhadap prestasi belajar matematika setelah diberikan
penerapan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TPS.
2. Deskripsi Data Motivasi Belajar
Deskripsi data motivasi belajar peserta didik dapat dilihat melalui data hasil angket motivasi sebelum perlakuan dan angket motivasi setelah perlakuan. Data
angket motivasi belajar sebelum perlakuan digunakan untuk mengetahui motivasi belajar awal peserta didik. Sedangkan data angket motivasi belajar setelah
perlakuan digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TPS ditinjau dari motivasi
belajar peserta didik. Data motivasi belajar disajikan pada tabel 21 sebagai berikut ini.
74
Tabel 21. Data Hasil Angket Motivasi Belajar Deskripsi
STAD – PS TPS – PS
Sebelum Perlakuan
Setelah Perlakuan
Sebelum Perlakuan
Setelah Perlakuan
Rata-rata 77,84
96,66 75,17
93,27
Nilai maksimum 91
110 92
108
Nilai minimum 68
80 68
75
Standar deviasi 5.86
8.38 5.84
7.88
Variansi
34.39 70.23
34.14 62.06
Berdasarkan data di atas, terlihat terjadi peningkatan motivasi belajar kedua kelompok eksperimen. Rata-rata score motivasi kelompok eksperimen
pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe STAD sebelum perlakuan adalah 77,84 sedangkan rata-rata score setelah perlakuan adalah 96,66.
Selanjutnya, rata-rata score motivasi kelompok eksperimen pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe TPS sebelum perlakuan adalah 75,17
sedangkan rata-rata score setelah perlakuan adalah 93,27. Rata-rata motivasi setelah perlakuan masing-masing kelompok eksperimen termasuk dalam kategori
tinggi. Data untuk kategorisasi motivasi belajar peserta didik sebelum dan setelah perlakuan disajikan pada tabel 22 sebagai berikut.
Tabel 22. Persentase Kategorisasi Motivasi Belajar Sebelum dan Setelah Perlakuan
Kategori Motivasi
STAD-PS TPS-PS
F Sebelum
F Setelah
F Sebelum
F Setelah
Sangat Tinggi
18 56,25
8 26,67
Tinggi 4
12,50 11
34,38 3
10 17
56,67
Sedang 28
87,50 3
9,38 27
90 5
16,67
75 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat terdapat peningkatan persentase
motivasi belajar peserta didik kategorisasi sangat tinggi pada kelompok pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe STAD sebesar 56,25 dan
kelompok pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe TPS sebesar 26,67. Persentase motivasi belajar peserta didik kategorisasi tinggi pada
kelompok pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe STAD dan TPS juga mengalami peningkatan sebesar 21,88 dan 46,67. Hal ini menunjukkan bahwa
hasil motivasi setelah perlakuan baik dengan menggunakan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe STAD maupun TPS dapat meningkatkan motivasi
belajar peserta didik. Pencapaian tiap aspek motivasi belajar peserta didik dapat dilihat pada tabel 23 sebagai berikut.
Tabel 23. Pencapaian Tiap Aspek Motivasi Belajar Model
Pembelajaran Perlakuan
Aspek Motivasi Belajar Ketekunan
Keuletan Upaya
STAD-PS
Sebelum 81.33
82.17 85.33
Setelah 100.67
103.00 108.17
TPS-PS
Sebelum 73.42
75.00 79.00
Setelah 89.17
94.33 99.33
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa setiap aspek motivasi belajar pada kelompok eksperimen pertama penerapan pendekatan saintifik melalui
model kooperatif tipe STAD dan kelompok eksperimen kedua penerapan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe TPS mengalami peningkatan
setelah diberikan perlakuan. Hasil pencapaian aspek motivasi belajar yang paling besar yaitu upaya. Pencapaian nilai aspek upaya kelompok eksperimen penerapan
76 pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe STAD dan TPS masing-
masing sebesar 108.17 dan 99,33. Pencapaian nilai tersebut berada pada kategori motivasi sangat tinggi.
Dalam mengukur motivasi belajar peserta didik dengan menggunakan angket terdiri dari beberapa indikator yang harus terpenuhi. Indikator tersebut
meliputi dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai, tidak lekas putus asa, tidak cepat puas dengan prestasi
yang telah dicapainya, berusaha dengan sungguh-sungguh terutama pada tugas yang sulit. Pencapaian tiap indikator motivasi belajar peserta didik dapat dilihat
pada tabel 24 sebagai berikut.
Tabel 24. Pencapaian Tiap Indikator Motivasi Belajar Indikator
Rata-rata Nilai STAD-PS
Kategori TPS-PS
Kategori
Dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama
99.71 Sangat
Tinggi
87.29 Tinggi
Tidak pernah
berhenti sebelum selesai
102
Sangat Tinggi
91.80 Tinggi
Tidak lekas putus asa 102.80
Sangat Tinggi
93.00 Tinggi
Tidak cepat puas dengan prestasi
yang telah
dicapainya
103.14
Sangat Tinggi
95.29 Tinggi
Berusaha dengan sungguh- sungguh
terutama pada
tugas yang sulit
108.17
Sangat Tinggi
99.33
Sangat Tinggi
Rata-rata
103.16
Sangat Tinggi
93.34
Tinggi
Berdasarkan tabel pencapaian tiap indikator motivasi belajar, terlihat bahwa pencapaian indikator motivasi belajar kedua kelompok eksperimen berada
77 pada kategori sangat tinggi dan tinggi. Indikator berusaha dengan sungguh-
sungguh terutama pada tugas yang sulit mendapatkan pencapaian nilai tertinggi pada kedua kelompok eksperimen yaitu sebesar 108,17 pada kelompok
eksperimen penerapan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe STAD dan 99,33 pada kelompok eksperimen penerapan pendekatan saintifik melalui
model kooperatif tipe TPS.
C. Analisis Statistik Inferensial 1. Hasil Uji Asumsi