Evaluasi Multimedia Interaktif Kajian Mengenai Multimedia Interaktif 1. Pengertian Multimedia Interaktif

24 2. Kualitas pembelajaran, antara lain: memberikan kesempatan belajar, memberikan bantuan untuk belajar, kualitas memotivasi, fleksibilitas pembelajarannya, hubungan dengan program pembelajaran lainnya, kualitas tes dan penilaiannya, dan dapat memberi dampak bagi siswa. 3. Kualitas teknis, antara lain: keterbacaan, mudah digunakan, kualitas tampilan atau tayangan, kualitas penanganan jawaban, dan kualitas pengelolaan program. Pendapat lain mengenai aspek-aspek yang dinilai dalam evaluasi formatif dikemukakan oleh Winarno, dkk. 2009: 74-80. Aspek-aspek yang dinilai tersebut adalah sebagai berikut. 1. Materi subject matter Beberapa aspek yang harus dievaluasi dari segi materi antara lain kesesuaian materi dengan tingkat pebelajar dan tujuan, keruntutan dalam pengorganisasian materi, akurasi isi, serta penggunaan bahasa, gaya bahasa, dan tata bahasa. 2. Informasi tambahan auxiliary information Auxiliary information adalah informasi tambahan yang tidak berkaitan langsung dengan materi, seperti pendahuluan, petunjuk, bantuan, dan kesimpulan. 3. Pertimbangan afektif affective considerations Hal yang dinilai pada aspek ini berkaitan dengan sudut afektif siswa, yaitu bagaimana produk yang dikembangkan dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih banyak. 25 4. Keterhubungan interface Hal yang dinilai pada aspek ini adalah interaktivitas antara pengguna dengan media. Karena tampilan produk sangat penting, maka pengembang harus memperhatikan penulisan teks, animasi dan grafis, audio, dan video. Teks dibuat sedemikian rupa sehingga pengguna dapat mengontrol apa yang ingin dibaca. Pemberian animasi, grafis, dan video harus sesuai dengan materi yang diberikan. Kualitas suara harus dipersiapkan sebaik mungkin. Audio dan video sebaiknya diberikan kontrol agar pengguna dapat menghentikan maupun mengulanginya. 5. Navigasi navigation Navigasi adalah cara pengguna berpindah dari halaman satu ke halaman lainnya dalam suatu program. Navigasi memberikan kemudahan kepada pengguna untuk menentukan materi apa yang akan dipelajari. Navigasi harus dibuat semudah dan sejelas mungkin, serta harus konsisten agar pengguna tidak kesulitan mengakses program. 6. Pedagogi pedagogy Pedagogi berkaitan dengan pertanyaan apakah penggunaan komputer merupakan media terbaik untuk menyampaikan materi yang dikembangkan dan apakah lebih efektif jika dibandingkan dengan media lain. Hal-hal yang dinilai adalah metode, interaktivitas, kapasitas kognitif, pembelajaran kooperatif, strategi belajar, kontrol pengguna, pertanyaan, menjawab pertanyaan, kualitas umpan balik, dan tingkat penguasaan materi. 26 7. Fitur tersembunyi invisible features Fitur ini tidak terlihat pada saat program dijalankan dan berkaitan dengan data dan apa yang terjadi di dalam program pada saat pengguna memasuki maupun meninggalkan program. 8. Ketahanan robustness Ketahanan produk berkaitan dengan tingkat kegagalan atau error ketika produk dijalankan. 9. Materi tambahan supplementary materials Materi tambahan diberikan apabila dibutuhkan, misalnya produk multimedia pembelajaran matematika, multimedia pembelajaran fisika atau multimedia pembelajaran kimia mungkin membutuhkan kalkulator untuk memfasilitasi pengguna saat melakukan perhitungan yang rumit. Aspek-aspek yang dikemukakan oleh Winarno, dkk. di atas dapat diringkas menjadi 3 aspek sebagaimana yang dikemukakan oleh Walker Hess. Aspek materi yaitu pada poin 1. Aspek pembelajaran yaitu pada poin 3 dan 6. Aspek teknis meliputi poin 2, 4, 5, 7, 8, dan 9. Ketiga aspek tersebut digunakan sebagai pedoman dalam membuat kisi-kisi instrumen evaluasi produk multimedia pembelajaran ini. Aspek materi dan aspek pembelajaran digunakan sebagai pedoman dalam menyusun kisi-kisi instrumen untuk ahli materi. Aspek teknis digunakan sebagai pedoman dalam menyusun kisi-kisi instrumen untuk ahli media. Adapun kisi-kisi instrumen untuk siswa dikembangkan dari ketiga aspek tersebut. 27

B. Kajian Mengenai Penjumlahan pada Bilangan Bulat

Muchtar A. Karim, dkk. 1996: 180 menjelaskan bahwa himpunan semua bilangan bulat terdiri atas bilangan bulat positif atau bilangan asli yaitu 1, 2, 3, 4, 5, ..., bilangan bulat nol 0, dan bilangan bulat negatif, yaitu -1, -2, -3, -4, -5, .... Senada dengan pernyataan tersebut, T. Wakiman, Suwasti Ng. Tiniarti 2000: 9 mengemukakan bahwa himpunan semua bilangan bulat adalah gabungan dari himpunan semua bilangan asli natural numbers, himpunan 0 nol, dan himpunan semua lawan dari setiap bilangan asli yang disebut bilangan bulat negatif. Menurut Van de Walle 2008: 240, himpunan bilangan bulat berisi bilangan-bilangan asli, lawan dari bilangan-bilangan asli atau bilangan negatif, dan 0. Berdasarkan ketiga pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa himpunan semua bilangan bulat merupakan gabungan dari himpunan semua bilangan asli bilangan bulat positif, himpunan 0 nol, dan himpunan semua lawan bilangan asli bilangan bulat negatif. Dengan notasi himpunan, himpunan semua bilangan bulat dapat dinyatakan dengan {..., -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, ...}. T. Wakiman, Suwasti Ng. Tiniarti 2000: 10 mengemukakan bahwa ada empat tipe penjumlahan pada bilangan bulat yaitu sebagai berikut. 1. Penjumlahan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif di mana harga mutlak suku positif lebih besar daripada harga mutlak suku negatif. 2. Penjumlahan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif di mana harga mutlak suku positif lebih kecil daripada harga mutlak suku negatif. 3. Penjumlahan nol dan bilangan bulat negatif. 28 4. Penjumlahan bilangan bulat negatif dan bilangan bulat negatif. Berdasarkan pernyataan T. Wakiman, Suwasti Ng. Tiniarti di atas, diketahui bahwa penjumlahan pada bilangan bulat tipe 1 menghasilkan bilangan bulat positif, sedangkan tipe 2, 3 dan 4 menghasilkan bilangan bulat negatif. Dalam penjumlahan pada bilangan bulat, terdapat penjumlahan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif di mana suku positif sama dengan harga mutlak suku negatif. Penjumlahan kedua bilangan tersebut tersebut menghasilkan bilangan nol. Tipe ini belum tercantum dalam pernyataan T. Wakiman, Suwasti Ng. Tiniarti di atas dan akan ditambahkan sebagai urutan nomor 3. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa penjumlahan pada bilangan bulat ada lima macam atau tipe, yaitu sebagai berikut. 1. Penjumlahan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif di mana suku positif lebih besar daripada harga mutlak suku negatif. 2. Penjumlahan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif di mana suku positif lebih kecil daripada harga mutlak suku negatif. 3. Penjumlahan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif di mana suku positif sama dengan harga mutlak suku negatif. 4. Penjumlahan nol dan bilangan bulat negatif. 5. Penjumlahan bilangan bulat negatif dan bilangan bulat negatif. Penanaman konsep penjumlahan pada bilangan bulat dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya menggunakan definisi penjumlahan, garis bilangan, dan benda konkret Muchtar A. Karim, dkk., 1996: 193. Penanaman konsep penjumlahan pada bilangan bulat juga dapat dilakukan dengan 29 menggunakan komputer. Hal itu sebagaimana dikemukakan oleh E.T. Ruseffendi, dkk. 1992: 276 bahwa komputer dapat digunakan sebagai media yang dapat membantu tugas guru dalam menanamkan konsep matematika, melatih siswa dalam meningkatkan keterampilan, serta membantu tugas guru dalam rangka mengajarkan keterampilan-keterampilan baru. Endang Setyo Winarni Sri Harmini 2012: 87 mengemukakan bahwa komputer yang dilengkapi dengan berbagai media multimedia, dapat digunakan untuk melakukan berbagai kegiatan secara bersamaan. Misalnya, dalam melaksanakan pembelajaran, guru menampilkan materi yang diikuti dengan tampilan gambar diam maupun bergerak serta diiringi dengan musik, sehingga pembelajaran lebih bervariasi, menarik, dan tidak membosankan bagi siswa. Contoh dalam pembelajaran penjumlahan pada bilangan bulat, guru tidak perlu membawa kancing warna atau menggambar garis bilangan di papan tulis tetapi guru dapat menggunakan komputer sebagai media pembelajaran. Mula-mula komputer menampilkan gambar kancing warna yang mewakili bilangan bulat yang akan dijumlahkan, selanjutnya komputer akan menampilkan jumlahnya baik dalam bentuk gambar maupun dalam bentuk hasil perhitungannya.

C. Kajian Mengenai Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Kelas IV

Siswa kelas IV SD biasanya berusia antara sembilan sampai sepuluh tahun. Menurut Hurlock 1980: 14, usia tersebut merupakan tahap atau periode akhir masa kanak-kanak. Orang tua, pendidik, dan ahli psikologi memberikan berbagai label yang mencerminkan ciri-ciri penting dari periode akhir masa kanak-kanak Hurlock, 1980: 146. Usia yang menyulitkan, usia tidak rapih, dan 30 usia bertengkar merupakan label-label yang diberikan oleh orang tua terhadap periode ini. Para pendidik melabeli akhir masa kanak-kanak dengan usia sekolah dasar dan periode kritis. Sementara itu, bagi ahli psikologi, akhir masa kanak- kanak adalah usia berkelompok, usia penyesuaian diri, usia kreatif, dan usia bermain. Pada periode ini, anak harus menyelesaikan berbagai tugas perkembangan agar dapat diterima oleh masyarakat. Salah satu tugas perkembangan pada akhir masa kanak-kanak sebagaimana yang dikemukakan oleh Havighurst Hurlock, 1980: 10 adalah mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung. Pada akhir masa kanak-kanak, anak sudah semakin luas pergaulannya sehingga bantuan untuk menguasai tugas-tugas perkembangan tidak lagi sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang tua. Misalnya, pengembangan keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung merupakan tanggung jawab guru. Oleh karena itu, guru perlu memiliki pemahaman dan komitmen untuk memfasilitasi peserta didik untuk mencapai tugas-tugas perkembangannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk membantu peserta didik menguasai tugas perkembangannya adalah dengan membangun iklim intelektual yang memfasilitasi perkembangan berpikir, nalar, dan mengambil keputusan yang baik Syamsu Yusuf L.N. Nani M. Sugandhi, 2013: 20. Penciptaan iklim intelektual ini bisa berlangsung dalam proses pembelajaran di kelas, misalnya menerapkan metode pembelajaran yang variatif, menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan multimedia, dan memberikan

Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Negatif Melalui Metode Demonstrasi Dengan Menggunakan Alat Peraga (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Iv Mi Sirojul Athfal Bekasi)

2 56 145

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MANIK- Peningkatan Keterampilan Berhitung Penjumlahan Bilangan Bulat Dengan Menggunakan Media Manikmanik Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Degan 01 Kecamatan Winong Kabupa

0 1 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MANIK- Peningkatan Keterampilan Berhitung Penjumlahan Bilangan Bulat Dengan Menggunakan Media Manikmanik Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Degan 01 Kecamatan Winong Kabup

0 0 12

Penggunaan Media Lidi Untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Pada Penjumlahan Bilangan Bulat Di Kelas IV SD Negeri 1 Karanganyar

0 0 29

Peningkatan Pemahaman Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Menggunakan Koin Warna Pada Siswa Kelas IV SD PL Bernardus Semarang.

0 0 1

Penggunaan Alat Peraga Manik-manik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Materi Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat di SD Negeri Jamasih 01 Brebes.

0 0 2

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TEMATIK UNTUK SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH CONDONGCATUR.

0 4 181

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATERI KOPERASI BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI TEGALPANGGUNG YOGYAKARTA.

0 1 185

PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SD

0 0 87

SISWA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN PMR DI KELAS IV SD N 05 BIRUGO KOTA BUIUTTINGGI

0 1 104