38 Produk yang telah direvisi kemudian dievaluasi kembali dengan
melakukan beta test. Evaluasi oleh calon pengguna produk ini mengacu pada tahapan evaluasi formatif yang dikemukakan oleh Arief S. Sadiman, dkk. 2012:
182 dan Rudi Susilana Cepi Riyana 2008: 172-176 yaitu evaluasi satu lawan satu one to one evaluation, evaluasi kelompok kecil small group evaluation,
dan evaluasi lapangan field evaluation.
C. Uji Coba Produk
Sebelum digunakan secara luas, produk pengembangan perlu dievaluasi terlebih dahulu yaitu dengan diujicobakan. Uji coba produk dilakukan untuk
mendapatkan data tentang kualitas produk yang dikembangkan. Data tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki dan menyempurnakan
produk yang dikembangkan.
1. Desain Uji Coba
Desain uji coba pada penelitian ini secara garis besar terdiri dari dua tahapan yaitu alpha test dan beta test. Adapun penjelasannya adalah sebagai
berikut. a. Alpha Test
Alpha test atau uji alpha merupakan uji coba yang melibatkan pengembang dengan ahli materi dan ahli media. Pada uji alpha ini, ahli materi akan
memberikan penilaian dari aspek materi dan aspek pembelajaran. Sementara itu, ahli media akan memberikan penilaian dari aspek media. Penilaian, komentar, dan
saran dari kedua ahli tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
39 merevisi produk. Setelah produk direvisi, evaluasi dilanjutkan dengan melakukan
beta test atau uji beta. b. Beta Test
Beta test atau uji beta merupakan uji coba yang melibatkan calon pengguna produk yaitu siswa. Uji beta dalam penelitian ini dilakukan dalam tiga
tahap, yaitu sebagai berikut. 1 Evaluasi satu lawan satu one to one evaluation
Evaluasi satu lawan satu dilakukan dengan memilih empat siswa yang dapat mewakili populasi target. Dari keempat siswa tersebut, dua siswa dengan
kemampuan umum sedikit di bawah rata-rata dan dua siswa lainnya dengan kemampuan di atas rata-rata. Dalam kegiatan ini, dibagikan angket untuk
mengetahui penilaian siswa terhadap media yang dikembangkan. Data yang diperoleh dari kegiatan ini digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi
produk. Setelah produk direvisi, evaluasi dilanjutkan dengan tahap dua yaitu evaluasi kelompok kecil.
2 Evaluasi kelompok kecil small group evaluation Evaluasi kelompok kecil dilakukan dengan memilih sepuluh siswa yang
dapat mewakili populasi target. Kesepuluh siswa tersebut terdiri dari siswa dengan berbagai tingkat kemampuan kurang pandai, sedang, pandai dan jenis
kelamin berbeda laki-laki dan perempuan. Dalam kegiatan ini, dibagikan angket untuk mengetahui penilaian siswa terhadap media yang dikembangkan. Data yang
diperoleh dari kegiatan ini digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi
40 produk. Setelah produk direvisi, evaluasi dilanjutkan dengan tahap tiga yaitu
evaluasi lapangan. 3 Evaluasi lapangan field evaluation
Evaluasi lapangan dilakukan dengan melibatkan 21 siswa. Dalam kegiatan ini, dibagikan angket untuk mengetahui penilaian siswa terhadap media yang
dikembangkan. Data yang diperoleh dari kegiatan ini digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi produk sehingga dihasilkan produk akhir yang layak
digunakan. Desain uji coba produk dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar di
berikut ini.
Gambar 2. Desain Uji Coba Produk
41
2. Subjek Uji Coba
Subjek uji coba dalam penelitian dan pengembangan ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Tegalpanggung, Danurejan, Kota Yogyakarta. Jumlah subjek
penelitian secara keseluruhan yaitu 35 siswa dengan rincian sebagai berikut. a. 4 siswa kelas IVA untuk evaluasi satu lawan satu one to one evaluation.
b. 10 siswa kelas IVA untuk evaluasi kelompok kecil small group evaluation. c. 21 siswa kelas IVB untuk evaluasi lapangan field evaluation.
3. Jenis Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini berkaitan dengan penilaian dan tanggapan oleh ahli materi, ahli media, dan siswa tentang produk yang
dikembangkan. Oleh karena itu, data yang dijaring berupa data kuantitatif dan data kualitatif yang berupa penilaian dan tanggapan. Data kuantitatif untuk
menentukan kelayakan produk diperoleh dari skor penilaian oleh ahli materi, ahli media, dan siswa sebagai subjek uji coba. Penilaian ahli materi difokuskan pada
aspek materi dan aspek pembelajaran, penilaian ahli media difokuskan pada aspek teknis, sedangkan penilaian siswa difokuskan pada aspek materi, aspek
pembelajaran, dan aspek teknis. Data kualitatif diperoleh dari komentar dan saran dari ahli materi, ahli media, dan subjek uji coba lapangan selama proses
pengembangan produk.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
melalui angket atau kuesioner. Menurut Sugiyono 2013: 407, angket merupakan
42 teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung. Angket langsung adalah angket yang
digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari responden.
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah angket yang dilengkapi dengan lembar catatan. Angket digunakan untuk
mengumpulkan data kuantitatif. Angket tersebut ditujukan kepada ahli materi, ahli media, dan siswa sebagai subjek uji coba lapangan. Lembar angket dikembangkan
dari kisi-kisi angket. Kisi-kisi angket dalam penelitian ini dikembangkan berdasarkan kriteria penilaian multimedia yang dikemukakan oleh Walker Hess
Azhar Arsyad, 2014: 219-220 dan Winarno, dkk. 2009: 74-80. Adapun kisi- kisi angket tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Kisi-kisi Angket untuk Ahli Materi No.
Indikator Jumlah Butir
Nomor Butir 1.
Materi 12
1-12 2.
Pembelajaran 5
13-17 Tabel 2. Kisi-kisi Angket untuk Ahli Media
Aspek Penilaian Indikator
Jumlah Butir
Nomor Butir Teknis
Tampilan 3
1-3 Teks
3 4-6
Gambar 2
7-8 Animasi
2 9-10
Audio 1
11 Navigasi
4 12-15
Keterhubungan 2
16-17 Informasi tambahan
1 18
Pengelolaan program 2
19-20
43 Tabel 3. Kisi-kisi Angket untuk Siswa
No. Indikator
Jumlah Butir Nomor Butir
1. Materi
4 1-4
2. Pembelajaran
3 5-7
3. Teknis
8 8-15
Lembar catatan yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk isian terbuka tentang komentar dan saran perbaikan baik dari ahli materi, ahli media,
maupun siswa sebagai subjek uji coba selama proses pengembangan produk multimedia interaktif. Lembar catatan ini dijadikan satu dengan angket.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya Sugiyono, 2013: 407.
Data kualitatif yang berupa komentar dan saran perbaikan dari ahli materi, ahli media, dan siswa selama proses pengembangan produk, digunakan sebagai
pendukung data kuantitatif. Data kuantitatif yang diperoleh dari skor penilaian ahli materi, ahli media, dan siswa selama pengembangan produk, dianalisis
menggunakan statistik deskriptif kuantitatif. Data kuantitatif tersebut dikonversikan menjadi data kualitatif untuk mengetahui kualitas produk yang
dikembangkan. Konversi data kuantitatif ke data kualitatif mengacu pada rumus konversi yang dikemukakan oleh S. Eko Putro Widoyoko 2013: 238 sebagai
berikut.
44 Tabel 4. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif
No. Rumus
Rerata Skor Kategori
1. X ˃ Xi + 1,8 × sbi
˃ 3,4 Sangat Baik
2. Xi + 0,6 × sbi ˂ X ≤ Xi +1,8 × sbi
˃ 2,8 – 3,4 Baik
3. Xi - 0,6 × sbi ˂ X ≤ Xi + 0,6 × sbi
˃ 2,2 – 2,8 Cukup
4. Xi - 1,8 × sbi ˂ X ≤ Xi - 0,6 × sbi
˃ 1,6 – 2,2 Kurang
5. X ≤ Xi - 1,8 × sbi
≤ 1,6 Sangat Kurang
Keterangan: X = skor rata-rata empiris
i X rerata ideal =
skor maksimum ideal + skor minimum ideal sbi simpangan baku ideal = skor maksimum ideal – skor minimum ideal
Dalam penelitian pengembangan ini, ditetapkan nilai kelayakan produk minimal dalam kategori baik. Jika hasil penilaian akhir keseluruhan aspek dengan
nilai minimal baik, maka produk hasil pengembangan dianggap layak digunakan sebagai media pembelajaran.
45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Multimedia Interaktif Penjumlahan pada Bilangan Bulat untuk Siswa Kelas IV di SD Negeri Tegalpanggung dikembangkan berdasarkan model
pengembangan multimedia pembelajaran yang dikembangkan oleh Lee Owens. Kegiatan penelitian dan pengembangan multimedia interaktif penjumlahan pada
bilangan bulat untuk siswa kelas IV di SD Negeri Tegalpanggung ini meliputi kegiatan analisis, desain, pengembangan, dan evaluasi. Berikut ini adalah hasil
dari setiap tahapan kegiatan penelitian dan pengembangan.
1. Analisis
Tahap analisis dilakukan melalui studi lapangan dan studi pustaka. Studi lapangan meliputi observasi dan wawancara. Observasi dilakukan untuk
mengetahui secara langsung kondisikeadaan sekolah dan proses pembelajaran di kelas. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kebutuhan siswa dan guru tentang
mata pelajaran dan materi yang dirasakan sulit untuk dipelajari dan dikuasai oleh siswa atau diajarkan oleh guru. Kegiatan ini dilakukan di SD Negeri
Tegalpanggung, Danurejan, Kota Yogyakarta pada bulan Januari 2015. Hasil studi lapangan yang dilakukan oleh peneliti melalui observasi dan
wawancara diperoleh data sebagai berikut. 1. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit dipelajari dan
dikuasai oleh siswa. Salah satu materi dalam pembelajaran matematika yang sulit dipahami oleh siswa adalah materi penjumlahan pada bilangan bulat.