21 perakitan berbagai komponen penyusun multimedia interaktif menjadi satu
kesatuan yang utuh dan siap digunakan. d. Evaluasi
Evaluasi terhadap multimedia pembelajaran dilakukan dengan cara validasi oleh ahli materi dan ahli media untuk mengetahui kualitas media yang telah
dikembangkan. Selain dilakukan penilaian oleh ahli, evaluasi juga dilakukan dalam bentuk uji coba dengan pengguna.
9. Evaluasi Multimedia Interaktif
Multimedia yang dikembangkan perlu dievaluasi terlebih dahulu sebelum dipakai secara luas. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
multimedia yang telah dibuat dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh mana produk yang
dikembangkan tersebut layak digunakan sebagai media pembelajaran. Evaluasi multimedia pembelajaran biasanya dilakukan sejak proses
pengembangan. Evaluasi yang dilakukan selama proses pengembangan disebut dengan ongoing evaluation. Selain ongoing evaluation, multimedia pembelajaran
yang dikembangkan harus diujicoba melalui evaluasi formatif. Evaluasi formatif dilakukan dengan melakukan alpha test dan beta test. Alpha test adalah evaluasi
yang dilakukan oleh ahli dalam bidang media atau materi, sedangkan beta test adalah penilaian yang dilakukan oleh calon pengguna produk Winarno, dkk.,
2009: 72-73. Alpha test dalam evaluasi formatif bertujuan untuk memperoleh masukan
dan saran dari ahli media dan ahli materi terhadap produk yang dikembangkan.
22 Masukan dan saran tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
merevisi produk. Produk yang telah direvisi kemudian dievaluasi kembali dengan melakukan beta test.
Evaluasi formatif yang berupa beta test, terdiri dari tiga tahapan, yaitu evaluasi satu lawan satu one to one evaluation, evaluasi kelompok kecil small
group evaluation, dan evaluasi lapangan field evaluation Arief S. Sadiman, dkk., 2012: 182; Rudi Susilana Cepi Riyana, 2008: 172-176. Adapun
penjelasan dari ketiga tahapan tersebut adalah sebagai berikut. a. Evaluasi satu lawan satu
Tahap evaluasi satu lawan satu dilaksanakan dengan memilih dua siswa atau lebih yang dapat mewakili populasi target. Kedua siswa tersebut hendaknya
satu siswa dengan kemampuan umum sedikit di bawah rata-rata dan satu siswa lagi di atas rata-rata. Dalam kegiatan ini, dibagikan angket atau kuesioner untuk
mengetahui penilaian siswa terhadap media yang dikembangkan. Berdasarkan data atau informasi yang diperoleh melalui kegiatan evaluasi satu lawan satu,
dilakukan revisi untuk memperbaiki media sebelum diujicobakan ke kelompok kecil.
b. Evaluasi kelompok kecil Pada tahap ini, media diujicobakan kepada 10-20 siswa yang dapat
mewakili populasi target. Siswa yang dipilih untuk kegiatan ini hendaknya mencerminkan karakteristik populasi. Usahakan sampel tersebut terdiri dari siswa
dengan berbagai tingkat kemampuan kurang pandai, sedang, pandai, jenis kelamin berbeda laki-laki dan perempuan, berbagai usia dan latar belakang.
23 Dalam kegiatan ini, dibagikan angket atau kuesioner untuk mengetahui penilaian
siswa terhadap media yang dikembangkan. Berdasarkan data atau informasi yang diperoleh melalui kegiatan evaluasi kelompok kecil, dilakukan revisi untuk
menyempurnakan media sebelum diujicobakan ke lapangan. c. Evaluasi lapangan
Tahap ini merupakan tahap akhir dari evaluasi formatif. Situasi uji coba hendaknya dibuat semirip mungkin dengan situasi yang sebenarnya. Media
diujicobakan kepada sekitar 30 orang siswa dengan berbagai karakteristik tingkat kepandaian, kelas, latar belakang, jenis kelamin, usia, dan sebagainya yang
sesuai dengan karakteristik populasi sasaran. Dalam kegiatan ini, dibagikan angket atau kuesioner untuk mengetahui penilaian siswa terhadap media yang
dikembangkan. Berdasarkan data atau informasi yang diperoleh melalui kegiatan evaluasi lapangan, dilakukan revisi untuk memperbaiki dan menyempurnakan
media yang dikembangkan. Penilaian terhadap multimedia berdasarkan pada kriteria-kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya. Beberapa ahli mengemukakan kriteria-kriteria yang dinilai dalam evaluasi formatif. Pendapat pertama dikemukakan oleh Azhar
Arsyad 2014: 219-220 yang mengutip pendapat Walker Hess bahwa kriteria yang dinilai dalam evaluasi perangkat lunak media pembelajaran adalah
kualitasnya, yaitu kualitas isi dan tujuan, kualitas pembelajaran, dan kualitas teknis.
1. Kualitas isi dan tujuan, antara lain: ketepatan, kepentingan, kelengkapan, minat atau perhatian, dan kesesuaian dengan situasi siswa.