Kerangka Pikir KAJIAN PUSTAKA

36 Penjelasan dari masing-masing tahap pengembangan di atas adalah sebagai berikut.

1. Analisis

Langkah awal dalam pengembangan multimedia pembelajaran adalah analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan melalui studi lapangan dan studi pustaka. Studi lapangan dilakukan untuk mencari informasi tentang kebutuhan pendidik dan peserta didik serta mengidentifikasi berbagai permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Studi lapangan meliputi observasi dan wawancara. Observasi dilakukan untuk mengetahui secara langsung kondisikeadaan sekolah dan proses pembelajaran di kelas. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kebutuhan siswa dan guru tentang mata pelajaran dan materi yang dirasakan sulit untuk dipelajari dan dikuasai oleh siswa atau diajarkan oleh guru. Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan bahan-bahan pustaka yang dapat menunjang dalam pengembangan produk.

2. Desain

Kegiatan yang dilakukan pada tahap desain meliputi: a menetapkan isi materi yang akan disajikan dalam multimedia interaktif, b menentukan model multimedia pembelajaran yang akan digunakan, c membuat flowchart, d membuat storyboard, dan e menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk menyusun multimedia interaktif. 37

3. Pengembangan

Tahap ini merupakan sebuah rangkaian proses produksi untuk menghasilkan sebuah produk. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu pemrograman, finishing, dan pengemasan produk. Pemrograman merupakan tahap utama dalam pembuatan multimedia interaktif. Pada tahap ini, bahan-bahan penyusun multimedia interaktif digabungkan dengan menggunakan software Adobe Flash Professional CS6. Finishing merupakan tahap penyelesaian pembuatan multimedia interaktif. Pada tahap ini, dilakukan penggabungan file menggunakan software SWF Kit Pro dan pembuatan file aplikasi .exe. Pengemasan produk merupakan tahap terakhir dalam pengembangan multimedia interaktif. Pada tahap ini, software aplikasi multimedia interaktif disimpan dalam compact disc yang disertai dengan identitas produk, ringkasan isi produk, dan identitas pengembang.

4. Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah evaluasi formatif. Evaluasi formatif dilakukan dengan melakukan alpha test dan beta test. Alpha test adalah evaluasi yang dilakukan oleh ahli dalam bidang media dan materi, sedangkan beta test adalah evaluasi yang dilakukan oleh calon pengguna produk. Alpha test dilakukan dengan meminta bantuan ahli media dan ahli materi untuk menilai produk yang dikembangkan. Tujuannya adalah untuk menemukan kelemahan-kelemahan dari produk tersebut. Masukan dan saran dari ahli media dan ahli materi digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi produk yang dikembangkan. 38 Produk yang telah direvisi kemudian dievaluasi kembali dengan melakukan beta test. Evaluasi oleh calon pengguna produk ini mengacu pada tahapan evaluasi formatif yang dikemukakan oleh Arief S. Sadiman, dkk. 2012: 182 dan Rudi Susilana Cepi Riyana 2008: 172-176 yaitu evaluasi satu lawan satu one to one evaluation, evaluasi kelompok kecil small group evaluation, dan evaluasi lapangan field evaluation.

C. Uji Coba Produk

Sebelum digunakan secara luas, produk pengembangan perlu dievaluasi terlebih dahulu yaitu dengan diujicobakan. Uji coba produk dilakukan untuk mendapatkan data tentang kualitas produk yang dikembangkan. Data tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki dan menyempurnakan produk yang dikembangkan.

1. Desain Uji Coba

Desain uji coba pada penelitian ini secara garis besar terdiri dari dua tahapan yaitu alpha test dan beta test. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut. a. Alpha Test Alpha test atau uji alpha merupakan uji coba yang melibatkan pengembang dengan ahli materi dan ahli media. Pada uji alpha ini, ahli materi akan memberikan penilaian dari aspek materi dan aspek pembelajaran. Sementara itu, ahli media akan memberikan penilaian dari aspek media. Penilaian, komentar, dan saran dari kedua ahli tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Negatif Melalui Metode Demonstrasi Dengan Menggunakan Alat Peraga (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Iv Mi Sirojul Athfal Bekasi)

2 56 145

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MANIK- Peningkatan Keterampilan Berhitung Penjumlahan Bilangan Bulat Dengan Menggunakan Media Manikmanik Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Degan 01 Kecamatan Winong Kabupa

0 1 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MANIK- Peningkatan Keterampilan Berhitung Penjumlahan Bilangan Bulat Dengan Menggunakan Media Manikmanik Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Degan 01 Kecamatan Winong Kabup

0 0 12

Penggunaan Media Lidi Untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Pada Penjumlahan Bilangan Bulat Di Kelas IV SD Negeri 1 Karanganyar

0 0 29

Peningkatan Pemahaman Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Menggunakan Koin Warna Pada Siswa Kelas IV SD PL Bernardus Semarang.

0 0 1

Penggunaan Alat Peraga Manik-manik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Materi Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat di SD Negeri Jamasih 01 Brebes.

0 0 2

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TEMATIK UNTUK SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH CONDONGCATUR.

0 4 181

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATERI KOPERASI BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI TEGALPANGGUNG YOGYAKARTA.

0 1 185

PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SD

0 0 87

SISWA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN PMR DI KELAS IV SD N 05 BIRUGO KOTA BUIUTTINGGI

0 1 104