commit to user
Kemantren yang dianggap relevan, misalnya adalah Amiyati.Informan tersebut merupakan warga asli kelahiran Dusun Tanduran Desa Kemantren yang sekaligus
memiliki profesi sebagai guru di SDN Kemantren II.Oleh karena itu, informan tersebut dapat memberikan informasi perkembangan pendidikan di Dusun
Tanduran dan juga perkembangan masyarakat Samin dari semenjak beliau lahir sampai era globalisasi sekarang.Untuk mengetahui tingkat relevansinya hasil
penelitian dengan pembelajaran bahasa Jawa, maka dipilih informan yang mengampu mata pelajaran Bahasa Jawa yakni dipilih Sri Kustinah yang
mengampu di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Tengaran Kabupaten Semarang.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang tepat, maka harus dilakukan dengan teknik yang tepat pula. Terdapat tiga macam teknik pengumpulan data, yaitu observasi,
wawancara, dan dokumen. 1.
Observasi Sebelum memulai penelitian yang sesungguhnya, terlebih dahulu harus
dibuat suatu rancangan penelitian. Dalam hal ini dapat dilakukan observasi guna mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti. Teknik observasi
digunakan untuk menggali data dari sumber data yangberupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar Sutopo, 2002: 64. Selanjutya
Nasution dalam Sugiyono, 2011: 226 menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Lebih lanjut Suwardi 2006: 208 memaparkan
commit to user
bahwa observasi adalah suatu penyelidikan secara sistematis menggunakan kemampuan indera manusia.
Pengamatan dilakukan pada saat terjadi aktivitas budaya dan wawancara. Observasi juga dibantu dengan pengambilan foto melalui kamera
digital dan pengambilan rekaman suara melalui hand phone. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai instrumen
human instrument
. Hal ini memungkinkan peneliti memodifikasi pertanyaan sesuai dengan kondisi
informan. Maksudnya, wawancara didasarkan pada pertanyaan fokus yang telah disiapkan, tetapi masih memungkinkan diadakan pengembangan
disesuaikan dengan kebutuhan. Sanafiah Faisal dalam Sugiyono, 2011: 226 mengklasifikasikan
observasi menjadi observasi berpartisipasi
participant observation
, observasi yang secara terang-terangan dan tersamar
overt observation
dan
covert observation
, dan observasi yang tak berstruktur
unstructured observation
. Penelitian ini menggunakan observasi partisipasi pasif. Partisipasi pasif
adalah suatu pengamatan dengan cara peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Selain itu dalam
kegiatan observasi juga dilakukan pengamatan. Danandjaja 1984: 189 memberi definisi pengamatan adalah cara
melihat suatu kejadian tari, teater rakyat, atau permainan rakyat dari luar sampai ke dalam dan melukiskan secara tepat seperti apa yang kita lihat.
Dalam pengamatan juga dilakukan teknik catat lapangan. Teknik ini merupakan alat yang sangat penting dalam penelitian kualitatif, catatan ini
commit to user
beruba coretan seperlunya yang sangat singkat, berisi kata-kata inti, frase, pokok-pokok isi pembicaraan atau pengamatan, mungkin gambar, sketsa,
sosiogram, diagram, dll. Catatan lapangan menurut Bogdan dan Bikien 1982: 72 adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan
dipikirkan dalam rangka pengumpulan data serta refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Untuk selanjutnya juga dapat digunakan metode
dokumentasi. 2.
Wawancara Bentuk wawancara ada bermacam-macam, akan tetapi dalam penelitian
ini dipilih wawancara yang tidak terarah
non directed
dan yang terarah
directed
. Dikemukakan oleh Sugiyono 2011: 233 bahwa wawancara tidak
terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Ditambahkan pendapat Danandjaja 1984: 187 yang menyatakan bahwa wawancara yang tidak terarah adalah wawancara yang
bersifat bebas, santai, dan memberi informan kesempatan yang sebesar- besarnya untuk memberikan keterangan yang ditanyakan. Wawancara ini
penting untuk dilakukan pada tahap pertama penelitian karena dengan memberikan keterangan umum sering kali mereka juga memberikan
keterangan-keterangan yang tidak terduga yang tidak dapat diketahui jika ditanyakan dengan wawancara terarah.
commit to user
Tahap selanjutnya digunakan wawancara terarah yakni wawancara dengan pertanyaan yang sudah direncanakan dan disusun terlebih dahulu.
Jawaban yang diharapkan juga dibatasi dengan yang relevan dan diusahakan supaya informan tidak melantur. Untuk selanjutnya dilakukan pengujian
kebenaran data wawancara. Hal ini senada dengan pendapat Sutopo 2002: 59 yang menyatakan bahwa dalam wawancara terstruktur, masalah ditentukan
oleh peneliti sebelum wawancara dilakukan. Pertanyaan telah diformulasikan oleh peneliti secara pasti, dan respondennya diharapkan menjawab dalam
bentuk informasi yang sesuai dengan kerangka kerja pewawancara dan definisi permasalahannya.
3. Dokumen
Metode dokumen yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen,
rapat legger, agenda, dsb. Data-data yang dikumpulkan melalui teknik dokumen cenderung merupakan data sekunder. Metode ini tidak begitu sulit,
dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetapi belum berubah. Dengan metode dokumen, yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati.
Dokumen-dokumen ini juga dapat mengungkapkan bagaimana subyek mendefinisikan dirinya sendiri, lingkungan, dan situasi yang dihadapinya pada
suatu saat, dan bagaimana kaitan antara definisi tersebut dalam hubungan dengan orang-orang disekelilingnya dengan tindakan-tindakannya.Dokumen
dalam penelitian ini diantaranya berupa catatan, transkip wawancara, buku, profil desa Kemantren, dan compact disk CD.
commit to user
F. Teknik Validitas Data