commit to user
perasaan secara lisan dalam berbagai ragam bahasa Jawa sesuai
unggah
-
ungguh
. Kompetensi dasar KD berpidato. Indikatornya adalah menentukan kerangka topik pidato; b mengembangkan topik pidato menjadi teks pidato;
c berpidato sesuai dengan teks yang dibuat; d memberikan penilaian pidato dengan memberi alasan; dan e menjawab pertanyaan yang terkait
dengan pidato. Materi pokok pidato adat pernikahan. Berdasarkan uraian di atas, relevansi dari tradisi perkawinan masyarakat
Samin dengan mata pelajaran bahasa Jawa yakni seperti yang telah dipaparkan pada acuan yang pertama, yakni dapat dijadikan contoh bagi guru
dalam menerangkan cara menyusun dan mengembangkan kerangka topik cerita menjadi konsep teks cerita, termasuk cara menceritakannya.
Berdasarkan SK dan KD yang termuat dalam kurikulum pembelajaran Bahasa Jawa di tingkat SMP kelas IX Semester I satu dan II dua tersebut,
diharapkan kajian hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber materi pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Jawa tentang adat-istiadat. Selain
itu juga dapat memberikan kontribusi yang berarti untuk menambah khasanah pengetahuan para peserta didik tentang adat-istiadat Jawa, khususnya adat-
istiadat dalam tradisi pernikahan.
5. Peran Pemerintah Daerah
Peran pemerintah daerah dalam menyikapi tradisi perkawinan masyarakat Samin, yakni dari pihak desa berpendapat yang dilaksanakan
masyarakat Samin termasuk adat, jadi tidak dapat dipaksakan. Masyarakat Samin tetap diperintah untuk menjalankan aturan pemerintah termasuk
commit to user
mencatatkan perkawinannya ke KUA. Karena sampai sekarang masih ada sebagian kecil masyarakat Samin yang melangsungkan perkawinan mereka
menggunakan cara
sikêp
, tanpa mencatatkan perkawinannya ke KUA. Tanggapannya pemerintah seperti itu dikarenakan adat atau budaya
sendiri sudah dilindungi oleh undang-undang. Undang-undang masalah perlindungan adat sudah ada, hal ini tidak jauh berbeda dengan perlindungan
kepercayaan. Akan tetapi kalau masalah perkawinan, selaku pemerintah tidak melarang. Hanya saja dari pihak pemerintahan menyarankan supaya
masyarakat Samin ketika melakukan perkawinan secara adat, diharapkan supaya sekalian melaksanakan perkawinan secara pemerintahan dicatatkan di
KUA. Dari pihak pemerintah tidak terlalu memaksa, dikarenakan setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda. Sebagian masyarakat Samin ada
yang sudah sadar dan ada yang masih belum sadar. Untuk menyadarkan masyarakat Samin yang belum sadar, pemerintah desa tidak menggunakan
sistem paksaan atau kekerasan. Selain itu pihak pemerintah yang atas di atas pemerintah desa juga sudah mengetahui perihal masyarakat Samin tersebut.
Pelaksanaan perkawinan masyarakat Samin yang belum di catatkan ke KUA, akan menyebabkan mereka tidak mempunyai surat nikah. Hal ini
tentunya akan berdampak pada peraturan pemerintah yang lain seperti pada pembuatan KTP, KK, bahkan pembuatan akta kelahiran ketika mereka
memiliki keturunan. Berkaitan dengan perihal tersebut, untuk pembuatan KTP jika mereka belum mencatatkan perkawinannya di KUA, maka dalam KTP
mereka status perkawinannya akan tertulis belum kawin. Hal ini dikarenakan
commit to user
dasarnya secara pemerintahan belum ada. Status perkawinan yang tertulis dalam KTP akan diisi berdasarkan kepemilikan suart nikah. Jika seseorang
memiliki buku nikah, statusnya akan ditulis kawin.Demikian pula sebaliknya jika tidak punya buku nikah, statusnya akan ditulis belum kawin.
Selanjutnya adalah peraturan pemerintah pada saat pembuatan KK yakni bagi masyarakat yang belum mencatatkan perkawinannya ke KUA,
maka secara sederhana tetap dianggap sebagai keluarga, namun untuk statusnya bukan sebagai isteri dan bukan sebagai anak. Hal ini dikarenakan
statusnya belum kawin, hanya saja mereka sudah kumpul berdua. Jika pasangan pengantin yang belum mencatatkan perkawinannya ke KUA tersebut
dalam keluarga memiliki posisi sebagai menantu bukan kepala keluarga, maka ia akan ditulis lain-lain. Hal ini dikarenakan posisinya dalam keluarga secara
hukum pemerintah bukan sebagai pasangan suami-isteri. Bagi yang posisinya dalam keluarga sebagai kepala keluarga, maka akan ditulis sebagai kepala
keluarga, namun hubungannya bukan sebagai suami-isteri. Kemudian dalam pembuatan akta kelahiran yakni dalam akta kelahiran
akan tertulis anak ibu. Untuk itu dari pihak pemerintah desa menyarankan supaya tradisi perkawinan masyarakat Samin dilaksanakan, namun segera
mencatatkan perkawinan mereka ke pemerintah. Hal ini bertujuan supaya dalam akta kelahiran keturunan mereka dapat tercatat sebagai anak bapak dan
ibu. Namun demikian, pihak pemerintah masih memberikan peluang bagi
keturunan mereka dalam akta kelahiran tertulis anak ibu, jika ingin bekerja
commit to user
dalam instansi pemerintahan. Mereka tetap bisa menjadi pegawai, tentara, dan sebagainya. Akan tetapi mereka tidak bisa menjadi pimpinan. Hal itu
dikarenakan dalam akta kelahiran tertulis anak ibu. Jadi kalau mereka menjadi bawahan diperbolehkan. Namun demikian pemerintah sudah memberikan
kesempatan kepada masyarakat yang seperti itu. Hal ini supaya mereka tidak berputus asa.
Selain dalam perihal perkerjaan, peran pemerintah dalam perihal pendidikan juga memberikan kesempatan yang begitu besar untuk masyarakat
Samin yang berstatus anak ibu, yakni tidak ada syarat khusus bagi keturunan masyarakat Samin dalam mendaftar sekolah. Di sini keturunan masyarakat
Samin mau bersekolah saja, pemerintah sudah senang. Jadi tidak perlu menggunakan syarat pendaftaran berupa apapun. Namun nanti ketika sudah
kelas enam, mereka baru disuruh mengumpulkan akta kelahiran. Jika terdapat benturan antara tradisi dan peraturan pemerintah, maka
menurut pemerintah sebenarnya hanyalah permasalahan senang dan tidak senang. Jika diibaratkan sebuah rumah, kalau rumah tersebut tidak memiliki
teras sebenarnya tidak masalah, namun kadang kala orang mempermasalahkan perihal tersebut. Hal itu pula yang terjadi dalam menyikapi tradisi perkawinan
masyarakat Samin. Tindakan yang diambil oleh pemerintah adalah antara adat dan pemerintah harus berjalan sejajar. Apa yang dilaksanakan oleh masyarakat
Samin termasuk
lakon
. Manusia memiliki hak untuk melaksanakan apapun. Kita memiliki hak, demikian pula mereka juga memiliki hak. Sosialisasi
peraturan pemerintah dilaksanakan secara pelan-pelan, yang penting dicapai
commit to user
keberhasilan. Namun demikian masyarakat Samin yang masih menjalankan perkawinan secara adat, sudah banyak yang sekaligus menjalankan
perkawinan secara pemerintahan. Selanjutnya jika turun bantuan dari pemerintah pusat, tindakan yang
dilakukan oleh pemerintah desa menyikapi masyarakat Samin untuk masalah bantuan dari pemerintah pusat disamaratakan.Bantuan dari pemerintah pusat
tidak mengenal masyarakat Samin, masyarakat yang beragama Kristen, Islam, dan sebagainya itu tidak menjadi permasalahan. Selama menjadi warga
Negara Indonesia akan mempunyai hak. Untuk masalah bantuan, bagi masyarakat Samin yang masih asli, mereka tidak mau menerima bantuan.
Semua peraturan dibuat sama. Selanjutnya untuk menyadarkan seseorang itu memakai buah pemikiran, bukan kekerasan. Untuk masalah
tradisi perkawinan masyarakat Samin, pemerintah pusat juga mengetahuinya. Sekarang orang dari Bogor, Bojonegara, juga orang dari daerah-daerah lain
banyak yang datang ke desa ini hanya untuk mencari masyarakat Samin. Hal ini menjadi bukti bahwa sebenarnya masyarakat secara umum sudah
mengetahui perihal tersebut. Berkaitan dengan perihal di atas, sikap pemerintah dalam menyikapi
kelangsungan tradisi tersebut yakni tradisi masyarakat Samin, itu termasuk budaya. Budaya dan adat yang masih berkembang sampai sekarang dilindungi
oleh pemerintah. Berdasarkan pemaparan di atas dapat dikatakan bahwa peran
pemerintah menyikapi tradisi perkawinan masyarakat Samin yang masih
commit to user
dijalankan sampai sekarang adalah secara kekeluargaan. Masyarakat Samin tetap diperbolehkan menjalankan tradisi mereka, namun dari pihak pemerintah
berkali-kali sudah menyarankan supaya perkawinan mereka juga dicatatkan ke KUA. Selanjutnya berkaitan dengan hukum pemerintah yang ada, semisal
dalam pembuatan KTP, KK, dan akta kelahiran bagi masyarakat yang belum mencatatkan perkawinannya ke KUA juga akan dilayani sebagaimana
mestinya, hanya saja mereka dapat dibedakan dalam penulisan status. Selain itu pemerintah juga memberikan peluang yang cukup memudahkan bagi
keturunan mereka yang berstatus anak ibu dalam bersekolah dan mencari pekerjaan dalam instansi pemerintah.
Pemerintah tidak mengambil tindakan yang tegas bagi masyarakat Samin untuk mencatatkan perkawinannya ke KUA karena sekarang sudah ada
perlindungan adat. Namun demikian pemerintah desa juga masih tetap berupaya secara pelan-pelan. Jadi cara menyosialisasikan peraturan tidak
secara kasar, tetapi secara halus.Hal ini dilakukan supaya kehidupan bermasyarakat tetap berjalan harmonis, yakni antara pemerintahan dan
adat.Pemerintah desa dapat menghormati tradisi masyarakat Samin yang masih tetap dilaksanakan oleh sebagian penduduk desa Kemantren, walaupun
secara tertulis dalam data desa, mereka tidaklah dibedakan. Untuk itulah diperlukan tenggang rasa yang tinggi dalam
bermasyarakat dan untuk menjadikan seseorang sadar akan peraturan pemerintah tidak perlu ditempuh dengan kekerasan, namun dengan ketulusan
yang sifatnya lebih halus. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa usaha
commit to user
pelan-pelan namun akan tertuai keberhasilan akan lebih bermakna dari pada bergegas dengan usaha yang cepat namun hasil yang dituai tidak terlalu
maksimal. Kekerasan bukan menyelesaikan masalah, namun hal itu hanya akan membuat masalah.
commit to user
179
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Prosesi perkawinan masyarakat Samin di Dusun Tanduran Desa Kemantren Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora dapat dikelompokkan
menjadi empat tahap, yakni
jawab
,
nyuwito
,
kawinan
, dan
adang akeh
.
Jawab
sendiri terdiri dari dua tahap, yakni
jawab
yang pertama adalah
jawab
untuk
nyuwito
atau mengabdi dan
jawab
yang kedua adalah
jawab
untuk perkawinan dengan diucapkannya
sadat
oleh wali dan pengantin laki-laki yang disaksikan oleh warga sekitar. Setelah itu dilaksanakan
kawinan
, dan yang terakhir adalah
adan gakeh
. Pada saat berlangsungnya pesta upacara perkawinan masyarakat Samin,
tidak ditemukan adanya
ubarampe
seperti halnya upacara perkawinan adat Jawa. Untuk itu, simbol yang ditemukan dalam perkawinan masyarakat Samin
disimbolkan dengan cara yang lain.Pelaksanaan upacara pesta perkawinan masyarakat Samin cenderung berlangsung lebih sederhana dan terkesan merakyat.
Selain itu, yang punya hajat hanya menerima sumbangan yang berupa
sandhang pangan
bahan sembako. Jadi mereka tidak menerima sumbangan yang berupa uang.
Nilai kearifan lokal yang terkandung dalam tradisi perkawinan Masyarakat Samin di Dusun Tanduran Desa Kemantren Kecamatan Kedungtuban Kabupaten
Blora, yakni kerukunan, setia kepada pasangan hidup, memegang prinsip dengan kuat, bertanggungjawab, tidak ada unsur paksaan, dan menjauhi perbuatan buruk.