termasuk dana antar bank. Ketentuan batas bawah untuk LDR adalah sebesar 78 dan batas atas yang dapat ditoleransi adalah 92, yang mulai
berlaku sejak 2 Desember 2013 SE BI No.1541DKMP tanggal 1 Oktober 2013. Jika bank umum berada di bawah ketentuan batas bawah,
ini berarti bank kurang efisien dalam menyalurkan kredit. Sedangkan jika suatu bank melebihi batas atas yang dapat ditoleransi artinya bank dinilai
terlalu agresif dan berisiko, karena semakin banyak kredit yang diberikan semakin besar pula potensi risikonya. Maka dari itu bank perlu menjaga
nilai LDR tetap di antara batas yang telah ditentukan. Menurut Dendawijaya 2001 Loan to Deposit Ratio LDR
menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit
yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah, kredit dapat mengimbangi
kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk
memberikan kredit. Rasio ini juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank. Berdasarkan SE BI No.1330DPNP tanggal
16 Desember 2011 perhitungan LDR sebagai berikut:
LDR = Kredit
Dana Pihak Ketiga × Keterangan:
LDR = Loan to Deposit Ratio
B. Penelitian yang Relevan
Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan referensi dan perbandingan dalam menyusun penelitian ini, antara lain:
1. Fitriani Prastiyaningtyas 2010
Penelitian ini
berjudul Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi
Profitabilitas Perbankan Studi pada Bank Go Public yang Listed di Bursa Efek Indonesia BEI Periode Tahun 2005-2008. Metode
penelitian yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel CAR, NIM dan pangsa
kredit berpengaruh positif terhadap ROA. Variabel LDR tidak signifikan terhadap profitabilitas perbankan, sedangkan variabel NPL
dan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Penelitian yang dilakukan oleh Prastiyaningtyas 2010 mempunyai
kesamaan dengan penelitian ini yaitu keduanya meneliti tentang pengaruh CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR terhadap Profitabilitas
bank umum yang terdaftar di BEI. Hal yang membedakan keduanya
adalah penelitian ini meneliti bank umum pada periode 2011-2015 dan tidak meneliti variabel pangsa kredit.
2. Defri 2012
Meneliti tentang Pengaruh Capital Adequacy Ratio CAR, Likuiditas dan Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan
yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR dan LDR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, dan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI. Penelitian yang dilakukan oleh Defri 2012 mempunyai kesamaan dengan penelitian ini yaitu keduanya meneliti
tentang pengaruh CAR, BOPO dan LDR terhadap Profitabilitas bank umum yang terdaftar di BEI. Hal yang membedakan keduanya adalah
penelitian ini meneliti bank umum pada periode 2011-2015 dan meneliti variabel NPL dan NIM.
3. Hutagalung, Djumahir dan Ratnawati 2013
Penelitian ini membahas tentang Analisa Rasio Keuangan terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia. Metode analisa yang digunakan
yaitu analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel NPL, NIM dan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap ROA, sedangkan variabel CAR dan LDR berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA. Penelitian yang dilakukan oleh Hutagalung,