Analisis Deskriptif Hasil Penelitian

tingkat signifikansi sebesar 0,05. Untuk itu penulis melakukan transformasi pada data yang tidak normal tersebut sehingga dapat dihasilkan Asympt Sig 2- Tailed di atas 0,05 yang artinya data memiliki distribusi normal dan pengujian dapat dilakukan.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogrov - Smirnov K-S. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Berikut ini adalah hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov K-S. Tabel 4. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 0,125 Normal Parameters a,b Mean -0,080 Std. Deviation 0,505 Most Extreme Differences Absolute 0,118 Positive 0,091 Negative -0,118 Kolmogorov-Smirnov Z 1,320 Asymp. Sig. 2-tailed 0,061 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Lampiran 33, halaman 128 Hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig 2 tailed 0,061 0,05. Hal itu menunjukkan bahwa hipotesis nol diterima yang berarti secara keseluruhan variabel berdistribusi normal sehingga penelitian dapat dilanjutan ke tahap selanjutnya. b. Uji Multikolinearitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi korelasi. Menurut Ghozali 2009, untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai batas yang digunakan untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0,10 dan nilai VIF 10. Hasil pengujian multikolinearitas diperoleh sebagai berikut: Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toler ance VIF 1 Constant 5,880 1,222 4,810 0,000 CAR -0,027 0,028 -0,069 -0,972 0,333 0,939 1,065 BOPO -0,057 0,009 -0,498 -6,422 0,000 0,780 1,282 NPL 0,020 0,078 0,018 0,252 0,802 0,878 1,139 NIM 1,040 0,268 0,305 3,877 0,000 0,759 1,318 LDR -0,007 0,007 -0,071 -0,983 0,328 0,903 1,107 a. Dependent Variable: ROA Sumber: Lampiran 34, halaman 129 Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa semua variable bebas memiliki tolerancetoleransi di atas 0,1 dan memiliki nilai VIF di bawah 10. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada variabel independen dalam model regresi.

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan residual pada periode pengamatan berkorelasi dengan residual lain. Autokorelasi menyebabkan parameter yang diestimasi menjadi bias dan variannya tidak minimal serta tidak efisiennya parameter atau estimasi. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan uji run test. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara acak atau sistematis. Berikut ini adalah hasil uji run test: Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi Runs Test Unstandardized Residual Test Value a -0,090 Cases Test Value 62 Cases = Test Value 63 Total Cases 125 Number of Runs 63 Z -0,089 Asymp. Sig. 2-tailed 0,929 a. Median Sumber: Lampiran 35, halaman 130 Berdasarkan hasil uji autokorelasi di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah sebesar 0,929. Nilai signifikansi sebesar 0,929 lebih besar dari 0,05 yang berarti data residual terjadi secara acak dan tidak terjadi autokorelasi pada model regresi. d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya salah satu penyimpangan asumsi klasik, yaitu varian dari residual tidak konstan. Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksaman varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain.