34
mereka  untuk  mengutarakan  pendapatnya.  Setiap  siswa  memperoleh kesempatan  berlatih  mengenai  cara-cara  berkomunikasi  secara  efektif
seperti bagaimana pendapat orang lain tanpa menyinggung perasaan orang tersebut.
5  Evaluasi Proses Secara Kelompok Perlu
dijadwalkan waktu
khusus bagi
kelompok untuk
mengevaluasi  proses  kerja  kelompok  dan  hasil  kerja  sama  mereka  agar selanjutnya bisa bekerjasama dengan lebih efektif.
e. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif
Terdapat  6  fase  pada  model  pembelajaran  kooperatif  menurut  Agus Suprijono 2009:65 sesuai yang tertera pada tabel berikut ini.
Tabel 4. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif
FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1: Present goals and set Menyampaikan
tujuan dan
mempersiapkan siswa Menjelaskan  tujuan  pembelajaran  dan
mempersiapkan siswa siap belajar Fase 2: Present information
Menyajikan informasi Mempresentasikan    informasi  kepada
siswa secara verbal Fase  3:  Organize  students  into
learning teams Mengorganisir  siswa  ke  dalam  tim-
tim belajar Memberikan  penjelasan  kepada  siswa
tentang cara pembentukan tim belajar dan membantu  kelompok  melakukan  transisi
yang efisien
Fase 4: Assist team work and study Membantu kerja tim dan belajar
Membantu  tim-tim  belajar  selama  siswa mengerjakan tugasnya
Fase 5: Test on the materials Mengevaluasi
Menguji  pengetahuan  siswa  mengenai berbagai
materi pembelajaran
atau kelompok-kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya
Fase 6: Provide recognition Memberikan
pengakuan atau
penghargaan Mempersiapkan  cara  untuk  mengakui
usaha  dan  prestasi  individu  maupun kelompok.
Sumber: Agus Suprijono, 2009:65
35
f. Variasi-variasi dalam Model Pembelajaran Kooperatif
Terdapat  beberapa  teknik  cooperative  learning  menurut  Endang Mulyatiningsih  2012:243,  empat  teknik  yang  pertama  diantaranya
dikembangkan oleh Robert Slavin 1991 yaitu STAD, TGT, TAI, dan CIRC. Sedangkan  menurut  Nana  Syaodih  Sukmadinata  dan  Erliana  Syaodih
2012:147 ada lima model utama pembelajaran kooperatif. Tiga model  yang bersifat  umum  dapat  digunakan  dalam  berbagai  bidang  studi,  yaitu  model
Pembelajaran  Peningkatan  Prestasi  Tim,  Pembelajaran  Permainan  Tim,  dan Pembelajaran  Keahlian  Tim.  Dua  model  lain  lebih  bersifat  khusus,  yaitu
Pembelajaran Percepatan
Tim digunakan
dalam Matematika,
dan Pembelajaran Membaca dan Komposisi Terpadu digunakan dalam Bahasa.
Menurut  Tukiran  Taniredja  2012:64-80  model-model  pembelajaran kooperatif  antara  lain:  STAD  Student  Teams-Achievement  Division,  TGT
Team  Games  Tournaments,  dan  GI  Group  Investigation.  Sedangkan menurut  Hamzah  B.  Uno  dan  Nurdin  Mohamad  2015:121  pembelajaran
kooperatif  meliputi  tipe  STAD,  tipe  Jigsaw,  Investigasi  Kelompok,  dan Pendekatan Struktural.
36
Tabel 5. Perbandingan Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif
Aspek Tipe STAD
Tipe Jigsaw Investigasi
Kelompok Pendekatan
Struktural
Tujuan Kognitif
Informasi akademik
sederhana Informasi  akademik
sederhana Informasi  akademik
tingkat  tinggi  dan keterampilan inkuiri
Informasi akademik
sederhana Tujuan Sosial
Kerja  kelompok dan kerja sama
Kerja  kelompok  dan kerja sama
Kerja  sama  dalam kelompok kompleks
Keterampilan kelompok
dan keterampilan sosial
Struktur Tim Kelompok
heterogen dengan
4-5 orang anggota
Kelompok belajar
heterogen  dengan  5- 6
orang anggota
menggunakan  pola kelompok “asal” dan
kelompok “ahli” Kelompok
belajar dengan  5-6  anggota
heterogen Bervariasi,  berdua,
bertiga,  kelompok dengan 4-6 anggota
Pemilihan topik pelajaran
Biasanya guru Biasanya guru
Biasanya siswa Biasanya guru
Tugas Utama Siswa
dapat menggunakan
lembar  kegiatan untuk
menuntaskan materi
belajarnya Siswa  mempelajari
materi dalam
kelompok “ahli”
kemudian membantu anggota
kelompok asal
mempelajari materi itu
Siswa menyelesaikan
inkuiri kompleks Siswa  mengerjakan
tugas-tugas yang
diberikan sosial
dan kognitif
Penilaian Tes mingguan
Bervariasi dapat
berupa tes mingguan Menyelesaikan
proyek  dan  menulis laporan,
dapat menggunakan
tes esai
bervariasi
Pengakuan Lembar
pengetahuan dan publikasi lain
Publikasi lain Lembar pengetahuan
dan publikasi lain bervariasi
Sumber: Hamzah B. Uno  Nurdin Mohamad, 2015:121
1  Metode STAD Student Team Achievement Divisions Metode  ini  dikembangkan  oleh  Robert  Slavin  dkk.  dari
Universitas John Hopkins. Pada metode STAD guru membagi siswa suatu kelas  menjadi  beberapa  kelompok  kecil  atau  tim  belajar  dengan  jumlah
anggota setiap kelompok 4 atau 5 orang siswa secara heterogen.
37
2  Metode Jigsaw Jigsaw  adalah  salah  satu  pendekatan  dalam  pembelajaran
kooperatif di mana dalam penerapannya siswa dibentuk dalam kelompok- kelompok,  tiap  kelompok  terdiri  atas  tim  ahli  sesuai  dengan  pertanyaan
yang disiapkan guru maksimal lima pertanyaan sesuai dengan jumlah tim ahli Hamzah B. Uno  Nurdin Mohamad, 2015:110.
3  Metode Investigasi Kelompok Group Investigation Model  investigasi  kelompok  merupakan  model  pembelajaran
kooperatif  yang  paling  kompleks  dan  paling  sulit  untuk  diterapkan Hamzah  B.  Uno    Nurdin  Mohamad,  2015:109.  Kompleksitas  dan
sulitnya  implementasi  metode  ini  dikarenakan    keterlibatan  siswa  dalam merencanakan  topik-topik  materi  ajar  maupun  cara  mempelajarinya
melalui  investigasi.  Pada  metode  investigasi  kelompok,  kelompok  dapat dibentuk  dengan  mempertimbangkan  keakraban,  persahabatan  atau  minat
yang sama dalam topik untuk diselidik, dan melakukan penyelidikan yang mendalam  atas  topik  yang  terpilih  kemudian  menyiapkan  dan
mempresentasikan hasil belajar di kelas. 4  Metode Struktural
Metode struktural
dikembangkan oleh
Spencer Kagan
dkk. Meskipun memiliki  banyak  persamaan  dengan  metode  lainnya, metode  struktural  menekankan  penggunaan  struktur  tertentu  yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Dua macam struktur
38
yang  dapat  dipilih  guru  untuk  melaksanakan  metode  struktural adalah think-pair-share dan numbered head together.
5  Metode TGT Teams Games Tournament Metode  TGT  memiliki  tipe  yang  hampir  sama  dengan  STAD.
Metode  TGT  melibatkan  aktivitas  seluruh  peserta  didik  tanpa  harus  ada perbedaan  status,  melibatkan  peran  peserta  didik  sebagai  tutor  teman
sebaya  dan  mengandung  unsur  permainan  dan  penguatan  reinforcement Endang Mulyatiningsih, 2012:244.
Berdasarkan  uraian  variasi-variasi  dalam  model  pembelajaran kooperatif  di  atas,  maka  tidak  ada  metode  yang  paling  baik,  karena  setiap
metode  pembelajaran  memiliki  karakteristik  masing-masing  sehingga  harus disesuaikan  dengan  materi  serta  tujuan  dari  pembelajaran,  maka  metode
pembelajaran  yang  digunakan  pada  pembelajaran  membuat  saku  passepoille adalah  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  Student  Teams  Achievement
Division  STAD  karena  menurut  Nana  Syaodih  Sukmadinata  dan  Erliana Syaodih  2012:147  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  Pembelajaran
Peningkatan  Prestasi  Tim  STAD  dapat  digunakan  dalam  berbagai  bidang studi,  sedangkan  menurut  Slavin  2005:  143,  model pembelajaran  STAD
merupakan  model  pembelajaran  yang  paling  sederhana  dan  paling  tepat digunakan  oleh  guru  yang  baru  mulai  menggunakan  pendekatan  dengan
pembelajaran kooperatif.
39
3. Pembelajaran Tipe STAD Student Teams Achievement Division