92
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan  hasil  penelitian  dan  pembahasan  yang  berjudul  “Pengaruh Model  Pembelajaran  Kooperatif  Tipe  Student  Teams  Achievement  Division
STAD Pada Pencapaian Kompetensi Pembuatan Saku Passepoille siswa kelas X SMK N I Pengasih
” pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa: 1.  Pencapaian  kompetensi  pembuatan  saku  passepoille  mata  pelajaran  Dasar
Teknologi  Menjahit  di  SMK  Negeri  1  Pengasih  tanpa  menggunakan  model pembelajaran  kooperatif  tipe  Student  Teams  Achievement  Divisions  kelas
kontrol  sebesar  67,9  19  siswa  telah  mencapai  Kriteria  Ketuntasan Minimal  KKM  dan  32,1  9  siswa  belum  mampu  mencapai  Kriteria
Ketuntasan Minimal KKM. 2.  Pencapaian  kompetensi  pembuatan  saku  passepoille  mata  pelajaran  Dasar
Teknologi  Menjahit di  SMK Negeri  1 Pengasih dengan menggunakan model pembelajaran  kooperatif  tipe  Student  Teams  Achievement  Divisions  kelas
eksperimen  sebesar  100  dimana  semua  siswa  telah  mencapai  Kriteria Ketuntasan Minimal KKM.
3.  Ada pengaruh penerapan model pembelajaran Kooperatif  Tipe Student Teams Achievement  Division  STAD  terhadap  pencapaian  kompetensi  pembuatan
saku  passepoille  di  SMK  Negeri  1  Pengasih,  dilihat  dari  pencapaian kompetensi  siswa  pada  kelas  eksperimen  lebih  baik  daripada  pencapaian
93
kompetensi  pada  kelas  kontrol.  Hal  ini  diperkuat  dari  hasil  perhitungan menggunakan uji-t diperoleh nilai P dibawah 0,05 0,0000,05.
B. Implikasi
Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  terdapat  pengaruh  dalam penggunaan  model  pembelaaran  kooperatif  tipe  STAD  terhadap  pencapaian
kompetensi  pembuatan  saku  passepoille  siswa  kelas  X  SMK  N  1  Pengasih. Pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD  dalam  pembelajaran  pembuatan  saku
passepoille ini memberikan kontribusi yang lebih baik. Keberhasilan  kelompok  dalam  pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD
ditentukan  oleh  poin  masing-masing  individu  dan  untuk  pencapaian  ketuntasan juga  ditentukan  dari  nilai  individu,  walaupun  demikian  kelompok  tetap
memberikan  peran  terhadap  pencapaian  kompetensi  masing-masing  individu dimana  siswa  dalam  kelompok  tersebut  akan  saling  membantu  supaya  nilai
masing-masing  individu  baik.  Siswa  harus  belajar  bersama  dan  bertanggung jawab  atas  pembelajarannya  sendiri  dan  pembelajaran  teman-teman  satu
kelompoknya,  sehingga  peran  kelompok  di  sini  akan  tetap  mempengaruhi pencapaian  kompetensi  masing-masing  individu  dimana  setiap  siswa  akan  lebih
aktif  dan  lebih  giat  untuk  mendapatkan  nilai  maksimal  supaya  nilai  kelompok tinggi dan mendapatkan penghargaan.
Pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD  juga  mampu  membuat  guru mengelola  kelas  lebih  efektif  sehingga  siswa  akan  lebih  aktif,  tidak  bosan,  dan
termotivasi  untuk  menguasai  materi  supaya  mampu  mencapai  nilai  yang  tinggi.
94
Interaksi yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif dapat memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa.
C. Keterbatasan Penelitian