88
Siswa yang cenderung pendiam atau pemalu dalam pembelajaran ini juga mampu teratasi, karena mereka diberi kesempatan untuk saling bertanya ketika
praktik dalam satu kelompok. Siswa yang sebelumnya kurang aktif menjadi lebih aktif karena mereka merasa harus bersaing dengan kelompok lain supaya mampu
menjadikan kelompoknya sebagai kelompok terbaik. Guru yang kurang mampu dalam membimbing satu persatu siswa juga
merasa terbantu, karena guru tidak harus menjelaskan kepada setiap siswa apabila masih terdapat yang tidak paham, guru cukup membimbing dalam tiap
kelompoknya saja. Kelompok yang bersifat heterogen ini juga cukup membantu karena siswa yang berkemampuan tinggi mampu membantu siswa yang
berkemampuan rendah.
3. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Divisions STAD
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Tahap pembelajaran ini dimulai dari guru menyajikan materi kemudian
pembentukan kelompok. Kelompok terdiri dari 4-6 siswa yang heterogen, dimana pada tahap kelompok ini siswa diberi tugas sebagai bahan yang akan dipelajari
yaitu membuat saku passepoille, setelah itu siswa diberi tugas individu yang harus dikerjakan secara individu, dan yang terakhir terdapat penghargaan kelompok
yang didasarkan pada pencapaian masing-masing individu.
89
Berdasarkan hasil statistik deskriptif yang telah dijabarkan di atas, apabila dilihat dari standar deviasi, nilai kelas kontrol lebih bervariasi beragam daripada
nilai kelas eksprimen dimana standar deviasi kelas kontrol lebih besar dari standar deviasi kelas eksperimen 4,8033,766. Berdasarkan hasil penjabaran dapat
dilihat pula nilai maksimal kelas kontrol dan kelas eksperimen selisih 4 poin di mana nilai maksimal kelas kontrol yaitu 86 sedangkan nilai maksimal kelas
eksperimen 90. Selisih nilai minimal kelas kontrol dan kelas eksperimen cukup jauh yaitu sebesar 7 poin di mana untuk nilai minimal kelas kontrol adalah 68
sedangkan kelas eksperimen 75, sedangkan selisih rata-rata kelas adalah 6,5 dimana rata-rata kelas kontrol yaitu 77,53 dan kelas eksperimen 84,03, maka
dilihat dari skor maksimal, skor minimal, dan rata-ratanya saja sudah terlihat suatu perbedaan. Hasil tersebut diperkuat menggunakan uji-t.
Berdasarkan hasil penelitian yang dianalisis menggunakan uji-t diperoleh t
hitung
t
tabel
, dengan nilai P0,05 0,0000,05. Maka dengan ini Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap pencapaian kompetensi pembuatan saku passepoille siswa kelas X SMK N I Pengasih.
Pembelajaran pada kelas kontrol ada beberapa siswa yang kurang aktif, tidak menjawab pertanyaan guru ketika diskusi kelas, menyelesaikan tugas
dengan tidak tepat waktu, kurang bertanggung jawab atas tugas pembuatan saku passepoille yang diberikan, dan banyak yang tidak mengakui kesalahan dalam
90
praktik membuat saku, jadi secara tidak langsung siswa kurang dapat memahami materi yang diberikan.
Pembelajaran pada kelas eksperimen siswa lebih aktif dalam pembelajaran, sebagian mampu menjawab pertanyaan guru ketika diskusi kelas,
mengumpulkan tugas tepat waktu, dan lebih bertanggung jawab atas tugas pembuatan saku passepoille yang diberikan. Pembelajaran pada kelas eksperimen
ini mengkombinasikan metode saintifik pada kurikulum 2013 dengan metode STAD dimana dalam fase 2 kegiatan belajar dalam tim paling berpengaruh
terhadap pencapaian kompetensi, karena kegiatan ini mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, keaktifan siswa, dan mampu memotivasi siswa untuk
berkompetisi dengan kelompok lain sehingga pencapaian kompetensi siswa menjadi maksimal. Berdasarkan hal tersebut maka pembelajaran kooperatif tipe
STAD mendukung apabila diterapkan pada kurikulum 2013. Pencapaian kompetensi yang diperoleh siswa untuk kelas kontrol masih
terdapat siswa di bawah standar KKM kurang dari 75. Hal ini disebabkan: a. Siswa kurang memiliki motivasi dalam mengikuti pembelajaran serta belum
termotivasi untuk berinteraksi aktif sesama siswa maupun dengan guru b. Pembelajaran belum dapat menimbulkan suasana yang menyenangkan
c. Guru sulit mengontrol masing-masing siswa dalam pembelajaran d. Guru sebagai pusat pembelajaran menyebabkan siswa pasif di dalam kelas.
91
Pencapaian kompetensi pada kelas eksperimen seluruhnya sudah mencapai ketuntasan belajar yaitu di atas nilai 75, jadi model pembelajaran ini memberikan
pengaruh dalam pembelajaran karena: a. Mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dan mampu memotivasi siswa
untuk berkompetisi antar sesama teman dan kelompok lain sehingga pencapaian kompetensi siswa menjadi maksimal
b. Mampu membuat siswa lebih aktif dalam memahami materi pelajaran c. Mampu merangsang timbulnya komunikasi antara siswa dengan siswa lain
maupun siswa dengan guru sehingga dapat memaksimalkan hasil belajar maupun proses belajar siswa dalam pembelajaran.
92
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division
STAD Pada Pencapaian Kompetensi Pembuatan Saku Passepoille siswa kelas X SMK N I Pengasih
” pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa: 1. Pencapaian kompetensi pembuatan saku passepoille mata pelajaran Dasar
Teknologi Menjahit di SMK Negeri 1 Pengasih tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions kelas
kontrol sebesar 67,9 19 siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM dan 32,1 9 siswa belum mampu mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal KKM. 2. Pencapaian kompetensi pembuatan saku passepoille mata pelajaran Dasar
Teknologi Menjahit di SMK Negeri 1 Pengasih dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions kelas
eksperimen sebesar 100 dimana semua siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM.
3. Ada pengaruh penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division STAD terhadap pencapaian kompetensi pembuatan
saku passepoille di SMK Negeri 1 Pengasih, dilihat dari pencapaian kompetensi siswa pada kelas eksperimen lebih baik daripada pencapaian