Pemantapan Kemampuan Bertingkah Laku dan Berhubungan

56 Gambar 13. Guru Memberikan Berbagai Contoh Soal Dari uraian hasil penelitian di atas diketahui upaya guru melatih kemampuan siswa terisolir berkomunikasi melalui lisan adalah dengan memberikan perintah dan nasihat. AG mampu memahami perintah dan nasihat yang diberikan guru serta menyampaikan pendapat atau bercerita secara lisan. AG masih mengalami kesulitan dalam berkomunikasi melalui tulisan ditandai dengan kesulitan memahami petunjuk mengerjakan soal. Upaya guru dalam melatih kemampuan berkomunikasi melalui tulisan adalah dengan memberikan beberapa jenis soal dengan petunjuk yang berbeda. Ketika AG tidak memahami petunjuk soal yang diberikan, maka AG akan bertanya pada guru atau temannya.

b. Pemantapan Kemampuan Bertingkah Laku dan Berhubungan

Sosial Baik di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat Berkenaan dengan pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial siswa terisolir khususnya di sekolah, guru kelas menjelaskan sebagai berikut: NDS: “Tata kramanya baik-baik saja. Sama guru nggak melawan.” “Saya hanya memberi semangat aja. Keadaan ayahmu seperti ini kamu harus semangat.” 57 “Seperti tadi. Ke orang tua harus hormat.” Selanjutnya guru kelas menjelaskan upaya untuk membantu AG dalam kelompok sebaya sebagai berikut: NDS: “Saya bilang AG jangan dikucilkan, teman satu kelas. Jangan dibedakan- bedakan teman.” “Bisa kalau saya suruh bekerja kelompok.” Dari hasil wawancara terkait pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial siswa terisolir khususnya di sekolah dengan guru kelas diketahui bahwa guru menyampaikan bahwa siswa harus menghormati orang yang lebih tua dan memberikan semangat pada AG yang memiliki tata krama baik. Selain itu, guru memberitahu siswa yang lain agar tidak mengucilkan AG dan menyuruh bekerja kelompok. Hasil wawancara dengan guru kelas didukung oleh AG yang menyampaikan bahwa sikapnya baik dengan orang yang lebih tua Lampiran 5.SW hal. 96. Sementara itu, AG menyampaikan bahwa terkadang bermusuhan dengan teman. Ada beberapa teman yang tidak mau berkelompok dengannya. Berkaitan dengan hal tersebut, AG mengatakan bahwa guru kadang memilihkan teman kelompoknya. Apabila guru kelas tidak memilihkan, maka AG berkelompok dengan siswa laki-laki Lampiran 5.SW hal. 95. Hasil wawancara dengan guru kelas dan siswa terisolir di atas didukung oleh hasil observasi selama peneliti melakukan pengamatan. Setiap hari sebelum pulang sekolah guru berada di depan kelas agar siswa bersalaman dengan mencium tangan. Pada Jumat, 22 April 2016 58 Lampiran 8.O3 hal. 121 guru kelas memperingatkan siswa untuk mengacungkan tangan dengan tangan kanan. Pada Rabu, 4 Mei 2016 Lampiran 8.O4 hal. 124 guru mengatakan bahwa siswa harus menghormati orang yang lebih tua dan berkata sopan. Kemudian pada Senin, 9 Mei 2016 Lampiran 8.O6 hal. 159 dan Rabu, 11 Mei 2016 Lampiran 8.O7 hal. 162 teramati AG ke kamar mandi dengan meminta izin terlebih dahulu kepada guru kelas. Hasil wawancara dan observasi guru kelas dan siswa terisolir di atas didukung oleh hasil dokumentasi terkait pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial siswa terisolir khususnya di sekolah. Berikut dokumentasi kegiatan tersbut. Gambar 14. AG Mencium Tangan Guru Sebelum Pulang Gambar 15. AG Izin ke Kamar Mandi 59 Dari uraian hasil penelitian di atas diketahui bahwa guru berupaya untuk menanamkan tata krama dan membantu AG menjalin hubungan sosial yang baik dengan teman-temannya. AG memiliki tata krama yang baik terhadap orang yang lebih tua sehingga guru memberikan semangat untuk mempertahankan hal positif tersebut. Selain itu sikap AG terhadap teman juga baik sehingga usaha yang dilakukan guru adalah dengan memberitahu teman-teman AG agar tidak mengucilkan AG dan menyuruh bekerja kelompok.

c. Pemantapan Hubungan yang Harmonis dengan Teman Sebaya