Profil dan Karakteristik Siswa Terisolir di Kelas II A SD N Tukangan

33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan wawancara, observasi, dan dokumentasi, didapatkan hasil penelitian yaitu 1 profil dan karakteristik siswa terisolir di kelas IIA SD N Tukangan, 2 pemahaman guru kelas mengenai pengertian bimbingan pribadi sosial di sekolah dasar, 3 pemahaman guru kelas terhadap materi layanan bimbingan pribadi untuk siswa terisolir; 4 pemahaman guru kelas terhadap materi layanan bimbingan sosial untuk siswa terisolir. Berikut merupakan penjabaran dari hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti.

1. Profil dan Karakteristik Siswa Terisolir di Kelas II A SD N Tukangan

AG inisial yang digunakan untuk menyebut siswa terisolir di kelas IIA SDN Tukangan merupakan seorang siswa perempuan yang lahir di Cilacap pada tanggal 25 Januari 2007. Anak bungsu yang memiliki 5 kakak dari ibu yang berbeda ini beragama Islam. Orang tua AG sudah berpisah dan kini AG hanya tinggal bersama ayahnya yang bekerja sebagai penjual mie dan tukang parkir. Ibunya yang berada di Cilacap kadang datang menemui AG di sekolah. Karena hanya tinggal dengan ayahnya, AG sering melakukan banyak pekerjaan rumah seperti mencuci, menyetrika, dan memasak. Secara fisik AG tidak mengalami kekurangan hanya saja kurang dalam hal kebersihan. Seragam AG sering nampak kumal seperti tidak disetrika dan rambutnya juga tidak ditata rapi seperti yang terlihat pada Gambar 2 di bawah ini. 34 Gambar 2. Penampilan AG Kurang Rapi. Sikap AG saat ini tidak tergolong aktif bahkan sering melamun saat di dalam kelas. Guru harus beberapa kali mengingatkan AG untuk fokus dan menyelesaikan tugasnya. Meskipun tidak tergolong aktif, AG pasti bersedia ketika diminta guru untuk memimpin berdoa, menceritakan pengalaman, atau membaca. Hasil sosiometri Lampiran 14 hal. 231 menunjukkan bahwa AG merupakan siswa yang tidak dipilih oleh temannya sehingga dapat dikatakan bahwa AG merupakan siswa terisolir. AG duduk sendiri ketika pelajaran maupun istirahat karena tidak memiliki teman akrab. Teman sekelas juga tidak ada yang rumahnya dekat dengan AG. Selain itu, AG sering menghabiskan waktu istirahat dan pulang sekolah untuk menyelesaikan tugasnya seperti yang terlihat pada Gambar 3 di bawah ini. 35 Gambar 3. AG Duduk Sendiri ketika Istirahat. Pada saat peneliti melakukan penelitian, AG berusia 9 tahun. AG seharusnya sudah duduk di kelas III. Secara akademis AG memang termasuk anak yang tertinggal dibandingkan dengan teman-temannya yang lain sehingga sempat tidak naik kelas. Nilai yang diperoleh AG kebanyakan berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal KKM karena belum dapat membaca, menulis, dan berhitung dengan lancar. Hal itu dapat dilihat dari perolehan nilai AG yang tertera pada Gambar 4 di bawah ini. Gambar 4. Nilai Rapor AG 36

2. Pemahaman Guru Kelas mengenai Pengertian Bimbingan Pribadi