Sasaran Supervisi Pendidikan Supervisi Pendidikan

18 1 Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah 2 Sistematis, artinya dikembangkan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan sesuai dengan tujuan pembelajaran 3 Obyektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrument 4 Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya 5 Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi 6 Konstruktif, artinya mengembangkan kreatifitas dan inovasi guru dalam mengambangkan proses pembelajaran 7 Kooperatif, artinya ada kerjasama yang baik antara supervisor dan guru dalam mengembangkan pembelajaran 8 Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran 9 Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik 10 Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi 11 Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanuasiaan yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor 12 Berkesinambungan, artinya supervisi akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolahmadrasah. 13 Terpadu, artinya menyatu dengan program pendidikan 14 Komprehesif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.” Pendapat lain lebih sederhana menurut Piet Sahertian 2000: 20, yang menjelaskan bahwa prinsip-prinsip supervisi dibagi ke dalam empat prinsip supervisi, yaitu prinsip ilmiah, prinsip demokratis, prinsip kerjasama, serta prinsip konstruktif dan kreatif. Pendapat di atas menjelaskan bahwa pelaksanaan supervisi memerlukan prinsip supervisi, yaitu: 1 praktis; 2 sistematis; 3 obyektif; 4 realistis ilmiah; 5 antisipatif; 6 konstruktif dan kreatif; 7 kooperatif kerjasama; 8 kekeluargaan; 9 demokratis; 10 aktif; 11 humanis; 12 terpadu; 13 berkesinambungan; dan 14 komprehensif. 19

5. Pendekatan Supervisi Pendidikan

Piet. Sahertian 2000: 44 menjelaskan tiga macam pendekatan supervisi, yaitu: 1 Pendekatan langsung direktif, yaitu pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung dimana supervisor memberikan arahan langsung berupa menjelasakan, mengarahkan, memberi contoh, menetapkan tolak ukur, dan menguatkan. 2 Pendekatan tidak langsung non-direktif, yaitu pendekatan terhadap masalah yang sifatnya tidak langsung. Supervisor memberikan kesempatan kepada guru untuk mengemukakan permasalahan yang dialami. Perilaku supervisor adalah mendengarkan, memberi penguatan, menjelaskan, menyajikan, dan memecahkan masalah. 3 Pendekatan kolaboratif, yaitu perpaduan antara pendekatan langsung dan tidak langsung. Supervisor dan guru sepakat menetapkan struktur, proses, dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru. Senada dengan Sahertian, Jasmani Asf. dan Syaiful Mustofa 2013: 67 membagi tiga macam pendekatan supervisi, yaitu: 1 pendekatan langsung, dimana yang berperan aktif adalah supervisor; 2 pendekatan tidak langsung, dimana yang berperan aktif adalah guru; dan 3 pendekatan kolaboratif, dimana yang berperan aktif adalah supervisor dan guru. Dua pendapat di atas menjelaskan bahwa ada tiga macam pendekatan supervisi yaitu: 1 pendekatan langsung direktif, yaitu supervisor yang berperan aktif; 2 pendekatan tidak langsung non-direktif, yaitu objek supervisi yang berperan aktif; dan 3 pendekatan kolaboratif, yaitu menggunakan pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung.

6. Teknik Supervisi Pendidikan

Supervisor menggunakan teknik supervisi yang disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan karakteristik dari masing-masing guru. Teknik supervisi