Prinsip Supervisi Pendidikan Supervisi Pendidikan

19

5. Pendekatan Supervisi Pendidikan

Piet. Sahertian 2000: 44 menjelaskan tiga macam pendekatan supervisi, yaitu: 1 Pendekatan langsung direktif, yaitu pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung dimana supervisor memberikan arahan langsung berupa menjelasakan, mengarahkan, memberi contoh, menetapkan tolak ukur, dan menguatkan. 2 Pendekatan tidak langsung non-direktif, yaitu pendekatan terhadap masalah yang sifatnya tidak langsung. Supervisor memberikan kesempatan kepada guru untuk mengemukakan permasalahan yang dialami. Perilaku supervisor adalah mendengarkan, memberi penguatan, menjelaskan, menyajikan, dan memecahkan masalah. 3 Pendekatan kolaboratif, yaitu perpaduan antara pendekatan langsung dan tidak langsung. Supervisor dan guru sepakat menetapkan struktur, proses, dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru. Senada dengan Sahertian, Jasmani Asf. dan Syaiful Mustofa 2013: 67 membagi tiga macam pendekatan supervisi, yaitu: 1 pendekatan langsung, dimana yang berperan aktif adalah supervisor; 2 pendekatan tidak langsung, dimana yang berperan aktif adalah guru; dan 3 pendekatan kolaboratif, dimana yang berperan aktif adalah supervisor dan guru. Dua pendapat di atas menjelaskan bahwa ada tiga macam pendekatan supervisi yaitu: 1 pendekatan langsung direktif, yaitu supervisor yang berperan aktif; 2 pendekatan tidak langsung non-direktif, yaitu objek supervisi yang berperan aktif; dan 3 pendekatan kolaboratif, yaitu menggunakan pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung.

6. Teknik Supervisi Pendidikan

Supervisor menggunakan teknik supervisi yang disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan karakteristik dari masing-masing guru. Teknik supervisi 20 dapat dikatakan sebagai cara yang digunakan untuk menyesuaikan tugas supervisi dalam mencapai tujuan supervisi. Menurut Piet Sahertian dan Frans Mataheru yang dikutip Hartati Sukirman 2009: 102 mengemukakan bahwa teknik supervisi pendidikan adalah sebagai berikut: 1 teknik yang bersifat individu, mencakup: kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, saling mengunjungi kelas, dan menilai diri sendiri; dan 2 teknik yang bersifat kelompok, meliputi: pertemuan orientasi guru baru, rapat guru, studi kelompok antar guru, diskusi kelompok, tukar menukar pengalaman, lokakarya, diskusi panel, seminar, symposium, demonstration teaching, perpustakaan jabatan, bulletin supervisi, membaca langsung, mengikuti kursus, organisasi jabatan, perjalanan sekolah, dan curriculum laboratory. Pendapat mengenai teknik supervisi pendidikan menurut Dini Setiawati 2014: 31-32 meliputi teknik perseorangan dan teknik kelompok. Teknik supervisi perseorangan meliputi kunjungan kelas, observasi kelas, wawancara perseorangan, wawancara kelompok. Teknik kelompok meliputi mengadakan penataran-penataran, mengadakan diskusi kelompok, dan mengadakan pertemuan atau rapat. Teknik supervisi pendidikan menurut Made Pidarta 1999: 227 antara lain adalah: 1 teknik yang berhubungan dengan kelas yaitu observasi kelas dan kunjungan kelas; 2 teknik diskusi yaitu pertemuan formal, pertemuan informal kelas dan rapat guru; 3 supervisi yang direncanakan bersama; 4 teknik supervisi sebaya; 5 teknik yang memakai pendapat siswa dan alat elektronika, 21 teknik yang mengunjungi sekolah lain; dan 6 teknik melalui pertemuan pendidikan. Teori mengenai teknik supervisi menurut Ngalim Purwanto 2005: 120- 122 terdiri dari teknik perseorangan dan teknik kelompok. Teknik perseorangan dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan seperti mengadakan kunjungan kelas, mengadakan kunjungan observasi, membimbing guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa, membimbing guru-guru dalam hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah. Teknik kelompok dapat dilakukan dengan kegiatan seperti mengadakan pertemuan atau rapat, mengadakan diskusi kelompok serta mengadakan penataran. Teknik supervisi pendidikan yang diuraikan beberapa ahli di atas menunjukkan bahwa teknik supervisi meliputi teknik individual dan teknik kelompok. Teknik individual dilakukan secara perseorangan kepada satu guru, sedangkan teknik kelompok dilakukan pada kelompok yang lebih besar. Teknik perseorangan meliputi kunjungan kelas, observasi kelas, wawancara perseorangan dengan sesama guru. Taknik kelompok meliputi rapat, diskusi kelompok, kegiatan penataran, seminar, diskusi kelompok.

C. Kepala Sekolah sebagai Supervisor

1. Konsep Kepala Sekolah

Suryosubroto 2004: 183 mengemukakan bahwa “kepala sekolah sebagai seorang yang bertugas membina lembaganya agar berhasil mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan, harus mampu mengarahkan dan mengkoordinasikan segala kegiatan”. Pengertian lain mengenai kepala sekolah