Tujuan Supervisi Pendidikan Supervisi Pendidikan

17 2 Tingkat supervisi administrasi Pada tingkat supervisi administrasi, yang menjadi sasaran supervisi yakni meliputi beban mengajar guru, persiapan mengajar atau satuanpelajaran, buku kumpulan soal, daftar nilai dan catatan profesi yang lain. 3 Tingkat supervisi sekolah Pada tingkat supervisi sekolah, yang menjadi sasaran supervisi meliputi banyaknya guru yang memiliki kewenangan mengajar mata pelajaran yang sesuai, jumlah guru yang berlatar belakang pendidikan tinggi, jumlah piagam yang diperoleh guru serta syarat guru untuk mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pendapat lain diungkapkan oleh Olivia Piet A. Sahertian, 2000: 27, sasaran supervisi meliputi “…memperbaiki pengajaran, pengembangan kurikulum, dan pengembangan staf”. Pendapat tersebut kemudian diperjelas kearah yang lebih spesifik bahwa sasaran atau obyek supervisi yaitu perbaikan kurikulum, perbaikan proses pembelajaran, pengembangan staff, dan pemeliharaan dan perawatan moral dan semangat kerja guru. Uraian di atas menjelaskan bahwa yang menjadi sasaran supervisi adalah unsur-unsur yang berkaitan dengan proses pembelajaran, yaitu guru. Guru mempunyai kewenangan untuk merancang bagaimana proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Sehingga dalam rangka perbaikan proses pembelajaran maka harus dilakukan melalui pembinaan kompetensi professional guru.

4. Prinsip Supervisi Pendidikan

Supervisi akademik memerlukan prinsip-prinsip supervisi dalam pelaksanaannya. Prinsip supervisi dimaksudkan agar pelaksanaan supervisi bisa berjalan dengan baik dan bermanfaat. Menurut Dodd dalam Lantip Dian Prasojo dan Sudiyono, 2011: 87-88 menjabarkan prinsip-prinsip supervisi akademik sebagai berikut: 18 1 Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah 2 Sistematis, artinya dikembangkan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan sesuai dengan tujuan pembelajaran 3 Obyektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrument 4 Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya 5 Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi 6 Konstruktif, artinya mengembangkan kreatifitas dan inovasi guru dalam mengambangkan proses pembelajaran 7 Kooperatif, artinya ada kerjasama yang baik antara supervisor dan guru dalam mengembangkan pembelajaran 8 Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran 9 Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik 10 Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi 11 Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanuasiaan yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor 12 Berkesinambungan, artinya supervisi akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolahmadrasah. 13 Terpadu, artinya menyatu dengan program pendidikan 14 Komprehesif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.” Pendapat lain lebih sederhana menurut Piet Sahertian 2000: 20, yang menjelaskan bahwa prinsip-prinsip supervisi dibagi ke dalam empat prinsip supervisi, yaitu prinsip ilmiah, prinsip demokratis, prinsip kerjasama, serta prinsip konstruktif dan kreatif. Pendapat di atas menjelaskan bahwa pelaksanaan supervisi memerlukan prinsip supervisi, yaitu: 1 praktis; 2 sistematis; 3 obyektif; 4 realistis ilmiah; 5 antisipatif; 6 konstruktif dan kreatif; 7 kooperatif kerjasama; 8 kekeluargaan; 9 demokratis; 10 aktif; 11 humanis; 12 terpadu; 13 berkesinambungan; dan 14 komprehensif.