Strategi Penerapan Penanggulangan Masalah Pendidikan pada Korban Bencana Erupsi Gunung Sinabung (Studi Kasus di Dinas Pendidikan Kabupaten Karo)

(1)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku-Buku

Bungin burhan.2001.Metodologi Penelitian Sosial : Format-Format Kuantitatif Dan

Kualitatif. Surabaya : Airlangga University Press.

Dirgantoro, crown.2001.Menajemen Stratejik. Jakarta : PT Gramedia Widiarsana Indonesia. Idrus Muhamad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial : Pendekatan Kualitatif Dan

Kuantitatif. Yogyakarta : Erlangga.

Inu kencana Syafiie, dkk. 1999. Ilmu Administrasi Publik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Keban, Yeremias T. 2008. Enam Dimensi Strategis : Administrasi Publik : Konsep Teori dan

Isu.Yogyakarta : Gaya Media.

Nazir, Mohamad. 1983. Metode Penelitian.Jakarta : Ghalia Indonesia.

Rangkuti, Freddy. 2002. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

RD. Jatmiko.2003. Manajemen Stratejik.Malang : Universitas Muhammadiyah Malang Singarimbun, masri. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Bumi Aksara.

Sutjipto, dkk.2003. Kebijakan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta : Biro Kerja Sama Luar Negeri Dan Hubungan Masyarakat.

Tangkilisan, Hessel Nogi S.2003. Kebijakan Publik yang Membumi. Yogyakarta: YPAPI dan Lukman Offset.

Tangkilisan, Hessel Nogi S.2005. Manajemen Publik. Jakarta : PT Grasindo. Sumber Undang-Undang

Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Peraturan Bupati Karo Nomor 178 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Karo

Sumber Internet


(2)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Karo

3.1.1 Sejarah Singkat Terbentuknya Kabupaten Karo

Tanah karo terbentuk sebagai kabupaten daerah tingkat II setelah melalu proses yang sangat panjang dan dalam perjalanan sejarahnya kabupaten ini telah mengalami perubahan mulai dari zaman penjajahan belanda, zaman penjajahan jepang hingga zaman kemerdekaan.Kabupaten karo yang ada saat ini dulunya merupakan bagian dari kerajaan Aru, selanjutnya juga pernah ada beberapa kebayakan (kerajaan) di tanah karo yaitu kerajaan Sebayak Lingga (asal mula marga karo-karo sinulingga), kerajaan Sibayak Sarinembah (asal mula marga sembiring milala), kerajaan Sibayak Suka (asal mula marga ginting suka), kerajaan Sibayak Barusjahe (asal mula marga perangin-angin), kerajaan Sebayak Kutabuluh (asal mula marga perangin-angin), kerajaan Sukapiring Seberaja (asal mula marga karo sekali).

Meletusnya revolusi sosial di Sumatera Utara yang dikumandangkan oleh Wakil Gubernur Sumatera Dr. M. Amir pada tanggal 3 Maret 1946, tidak terlepas dari sikap sultan-sultan, raja-raja dan kaum feodal pada umumnya, yang tidak begitu antusias terhadap kemerdekaan Indonesia. Akibatnya rakyat tidak merasa puas dan mendesak kepada komite nasional wilayah Sumatera Timur supaya daerah istimewa seperti Pemerintahan swapraja/kerajaan dihapuskan dan menggantikannya dengan pemerintahan demokrasi rakyat sesuai dinamika perjuangan kemerdekaan. Sistem yang dikehendaki ialah pemerintah yang demokratis berporos kepada kedaulatan rakyat. Gerakan itu begitu cepat menjalar ke seluruh pelosok daerah Sumatera Timur. Puluhan orang yang berhubungan


(3)

dengan swapraja ditahan dan dipenjarakan oleh lasykar-lasykar yang tergabung dalam Volks Front. Di Binjai, Tengku Kamil dan Pangeran Stabat ditangkap bersama beberapa orang pengawalnya. Istri-istri mereka juga ditangkap dan ditawan ditempat berpisah. Sultan langkat di Tanjung pura pun tertangkap. Demikian juga sultan-sultan lainnya seperti Sultan Kualoh Leidong, Sultan Asahan, dan sultan-sultan lainnya ditangkap walaupun melakukan perlawanan tetapi pasukan-pasukannya dapat dikalahkan oleh lasykar-lasykar rakyat. Pada saat itu di Sumatera Timur ada 21 swapraja atau kerajaan-kerajaan dan kesultanan-kesultanan yang dalam Bahasa Belanda dinamakan Inlands Zelfbestuur (swapraja bumiputera).

Demikian pula sebagai follow up dari revolusi sosial itu, pada tanggal 8 Maret 1946, keadaan pun semakin genting di Tanah Karo. Pemimpin pemerintahan di Tanah Karo Ngerajai Meliala beserta pengikut-pengikutnya ditangkap dan diungsikan ke tanah alas Aceh Tenggara. Menghadapi keadaan yang semakin tidak menentu ini, Panglima Divisi X Sumatera Timur, memperlakukan keadaan darurat. Khusus untuk Tanah Karo Panglima mengangkat Mayor M. Kasim, komandan resimen I Devisi X Berastagi menjadi pejabat sementara kepala pemerintahan sebagai pengganti Ngerajai Meliala.

Selanjutnya pada tanggal 13 Maret 1946, Komite Nasional Indonesia Tanah Karo bersama barisan pejuang Tanah Karo, dalam sidangnya berhasil memutuskan antara lain: membentuk pemerintahan Kabupaten Karo dengan melepaskan diri dari keterikatan administrasi kerajaan dan menghapus sistem pemerintahan swapraja pribumi di Tanah Karo dengan sistem pemerintahan demokratis berdasarkan kedaulatan rakyat, kemudian Kabupaten Karo diperluas dengan memasukkan daerah Deli Hulu dan daerah Silima Kuta Cingkes dan selanjutnya mengangkat Rakutta Sembiring Brahmana menjadi Bupati Karo, KM Aritonang sebagai Patih, Ganin Purba sebagai Sekretaris dan Kantor Tarigan sebagai


(4)

Wakil Sekretaris dan mengangkat para lurah sebagai penganti raja urung yang sudah dihapuskan.Usul itu disetujui sepenuhnya oleh peserta sidang dan Mr. Luat Siregar mewakili Gubernur Sumatera Utara dan disahkan oleh residen Yunus Nasution yang saat itu ikut di dalam rapat tersebut. Dengan demikian terbentuklah sudah Tanah Karo sebagai suatu daerah dan Rakutta Sembiring ditetapkan sebagai Bupati Karo yang pertama.

Penyesuaian kedudukan pejuang dalam pemerintahan, kondisi sosial masyarakat yang buruk dan pembangunan daerah diabaikan oleh pusat serta masalah ketertiban dan keamanan yang sangat mengganggu sehingga otomatis menghambat roda pemerintahan daerah. Salah satu contohnya, jika beberapa hari sebelumnya oleh KNI diangkat para Lurah sebagai pengganti Raja Urung dengan wilayah kekuasaan pemerintahan yang sama, maka untuk menyesuaikan kebijaksanaan sesuai dengan keputusan Komite Nasional Provinsi tertanggal 18 April 1946, diputuskan bahwa Tanah Karo terdiri dari tiga kewedanan dan tiap kewedanan terdiri dari lima kecamatan.

Kewedanan itu adalah: Kewedanan Karo Tinggi berkedudukan di Kabanjahe dengan wedanannya Netap Bukit, Kewedanan Karo Hilir berkedudukan di Tiga Binanga dengan wedanannya Tama Sebayang dan Kewedanan Karo Jahe berkedudukan di Pancur Batu, dengan wedanannya Keras Surbakti.

1. Kewedanan Karo Tinggi terdiri dari lima kecamatan: a. Kecamatan Kabanjahe dengan camatnya Nahar Purba

b. Kecamatan Simpang Empat dengan camatnya Djeneng Ginting

c. Kecamatan Payung dengan camatnya Tampe Perangin-angin/Kendal Keliat d. Kecamatan Barusjahe dengan camatnya Matang Sitepu


(5)

2. Kewedanan Karo Hilir terdiri dari lima kecamatan:

a. Kecamatan Tiga Binanga dengan camatnya Mulai Sebayang/ Likat Ginting b. Kecamatan Munthe dengan camatnya Ngembar S. Meliala

c. Kecamatan Juhar dengan camatnya Pulung Tarigan

d. Kecamatan Kuta Buluh dengan camatnya Masa Sinulingga

e. Kecamatan Mardinding dengan camatnya Nuriken Ginting/Tambaten S. Berahmana

3. Kewedanan Karo Jahe terdiri dari empat kecamatan: a. Kecamatan Pancur Batu dengan camatnya Usman Deli b. Kecamatan Sibiru-biru dengan camatnya Selamat Tarigan c. Kecamatan Kutalimbaru dengan camatnya Kelang Sinulingga d. Kecamatan Namorambe dengan camatnya Ya’far Ketaren

Kemudian pada bulan September 1974, Residen Sumatera Timur Abubakar Ja’ar mengeluarkan SK Pembentukan Kewedanan Batu Karang dan Tiga Panah, masing-masing dipimpin oleh Hasan Basri dan Matang Sitepu.Realisasi pembentukan kewedanan Tiga Panah dapat diwujudkan, namun karena kegiatan pasukan Belanda makin gencar menyerang Karo Utara, akhirnya pembentukan kewedanan Batu Karang tidak dapat diwujudkan. Adapun susunan dan personalia kewedanan Tiga Panah dengan tiga kecamatan adalah Wedana Matang Sitepu kecamatan Tiga Panah dengan camatnya Djamin Karo Sekali, kecamatan Barusjahe dengan camatnya Dapat Sitepu dan kecamatan Cingkes dengan camatnya Babo Sitepu. Demikianlah Pemerintahan di Kabupaten Karo telah tersusun dengan baik. Sibayak-sibayak itu bersedia dengan rela mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaan mereka kepada kepala-kepala pemerintahan yang baru yang terpilih secara demokratis.


(6)

3.1.2 Keadaan Geografis Kabupaten Karo

Secara geografis letak Kabupaten Karo berada diantara 2o50’-3o19’ LU dan 97o55’-98o38’ BT.Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Pegunungan Bukit Barisan dan merupakan Daerah Hulu Sungai. Luas wilayah Kabupaten Karo adalah 2.127,25 Km persegi atau 212,725 Ha atau 2,97 persen dari luas Propinsi Daerah Tingkat Sumatera Utara. Kabupaten Karo terletak pada jajaran Bukit Barisan dan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran tinggi. 2 gunung berapi aktif terletak diwilayah ini sehingga rawan gempa vulkanik, dan wilayah Kabupaten Karo berada pada ketinggian 120 -1600 m diatas permukaan laut.

Berdasarkan peta dapat di kemukakan bahwa batas wilayah Kabupaten Karo ini adalah sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deliserdang, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deliserdang dan Kabupaten Simalungun, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Toba Samosir dan sebelah Barat berbatasan dengan Propinsi Aceh Nangroe Aceh Darusallam. Dengan melihat peta tersebut, di ketahui bahwa daerah Kabupaten Karo merupakan daerah hulu sungai dan daerah aliran Sungai Wampu / Ular , Sub-daerah aliran sungai Lau Biang .

Sesuai dengan UU No. 32 tahun 2004 , Pemerintah daerah merupakan koordinator semua instansi sektoral dan kepala daerah yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pembinaan dan pengembangan wilayahnya. Pembinaan dan pengembangan tersebut mencakup segala bidang kehidupan dan bidang pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat .Kabupaten Karo terletak di Propinsi Sumatera Utara terdiri dari 1 (satu) Kabupaten dan terdiri atas 17 kecamatan dan yang terbagi kedalam 269 kelurahan /


(7)

desa dengan luas wilayah seluruhnya 2127,25 km2 atau 212.725 Ha atau 2,97 % dari luas Propinsi Daerah Sumatera Utara.

Tabel 3.1 : Administrasi Pemerintah Kabupaten Karo Propinsi Sumatera Utara 2014

No. Variabel Jumlah

1 Kabupaten Karo 1

2 Kecamatan 17

3 Desa/Kelurahan 269

4 Desa tertinggal 0

5 Luas wilayah 2127,25Km2

Sumber : Kabupaten Karo Dalam Angka 2015

Dari jumlah kelurahan/desa tersebut, 259 diantaranya adalah merupakan desa dan 10 merupakan kelurahan,dan pada tahun 2015 tidak adalagi yang merukan desa tertinggal.

Kabupaten Karo terkenal sebagai daerah penghasil berbagai buah-buahan dan bunga-bungaan, dan mata pencaharian penduduk yang terutama adalah usaha pertanian pangan, hasil hortikultura dan perkebunan rakyat. Keadaan hutan cukup luas yaitu mencapai 129.749,50 Ha atau 60,99% lari luas Kabupaten Karo. Kabupaten Karo merupakan daerah hulu sungai dan daerah aliran sungai Wampu/Ular, sub Daerah aliran sungai Laubiang. Potensi industri yang ada adalah industri kecil dan aneka industri yang mendukung pertanian dan


(8)

Tabel 3.2 : Keadaan Geografi Tahun 2014

No. Variabel Jumlah

1. Sumber daya alam yang menonjol

Pertanian

2. Keadaan Alam

a. Musim kemarau 6 Bulan

b. Musim penghujan 6 Bulan

3. Curah hujan

a. Tertinggi 348 mm

b. Terendah 17 mm

Sumber: Karo Dalam Angka 2014 Tabel 1, Buku 2 lampiran 1 data dan Verifikasi.

Faktor geografi yang dimaksud antara lain mencakup aspek keadaan alam dan sumber daya alam (SDA) sehingga dapat berpengaruh besar terhadap pembangunan pendidikan. Pengaruh ini dapat bersifat menunjang dan dapat pula bersifat menghambat. Tersedianya SDA merupakan faktor yang menunjang pendidikan baik langsung maupun tidak langsung. Keadaan geografi yang tidak menguntungkan antara lain keadaan pemukiman penduduk yang berpencar-pencar dan terpencil serta pemukiman yang padat merupakan kendala dalam upaya peningkatan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar.


(9)

3.2 Gambaran Umum Dinas Pendidikan Kabupaten Karo

3.2.1 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Karo

Organiasai merupakan kumpulan dari orang-orang yang memiliki tujuan bersama yang bekerja sama dalam menjalankan segala aktivitas yang terkait dengan tujuan organisasi. Orang-orang yang ada di dalam organiasai memiliki tugas dan fungsi masing-masing dalam pencapaian tujuan organisasi itu sendiri, serta koordinasi didalam setiap kegiatan yang ada dalam suatu organiasai, sehingga masing-masing orang yang ada didalam organisasi harus mengerti tugas dan kedudukannya masing-masing yang tersusun dalam suatu struktur organiasai. Adapun susunan struktur organisasi dinas Pendidikan Kabupaten Karo yaitu :

1. Kepala Dinas

Kepala dinas memiliki tugas untuk memimpin, merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan tugas pokok baik kesekretariatan, perencanaan program maupun urusan pemerintahan yang meliputi: penetapan kebijakan dan standar pendidikan, pembiayaan, kurikulum, sarana dan prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan, pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan standar pelayanan minimal. Menyusun dan menetapkan rencana strategis dan program kerja dinas sesuai dengan visi dan misi daerah. Menetapkan, melaksanakan visi dan misi dinas untuk mendukung visi dan misi daerah. Menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja daerah dengan instansi terkait dibawah koordinasi tim anggaran pendapatan daerah.


(10)

2. Sekretaris Dinas

Sekretaris dinas memiliki tugas melaksanakan koordinasi dan pelayanan kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan dinas pendidikan kabupaten karo, koordinasi dan pelayanan administrasi meliputi urusan umum dan kepegawaian kepada seluruh SKPD, evaluasi pengendalian program dan pelaporan. Memberikan pelayanan teknis operasional dan pelayanan administrasi sesuai dengan petunjuk atasan kepada seluruh staf dalam lingkungan dinas.

3. Kasubag Kepegawaian

Melaksanakan penerimaan dan pendistribusian naskah dinas melalui pengelolaan kearsipan, melaksanakan penyiapan dan pengendalian dan penyiapan administrasi perjalanan dinas pegawai.

4. Kasubag Keuangan

Mempelajari peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan serta melakukan koordinasi, sinkronisasi dan memverifikasi usulan rencana kerja anggaran masing-masing bidang dan mengacu kepada prioritas plafon anggaran (PPA).

5. Kasubag Umum Dan Perlengkapan

Melaksanakan penerimaan dan pendistribusian naskah dinas melalui pengelolaan kearsipan, melaksanakan rencana pengadaan alat tulis kantor dan pendistribusiannya sesuai dengan kebutuhan dinas. Melaksanakan penyiapan dan pengendalian dan penyiapan administrasi perjalanan dinas pegawai.


(11)

6. Kepala Bidang Perencanaan

Kepala bidang perencanaan memiliki tugas dalam merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan tugas perencanaan, penyususunan program kerja, penyusunan rencana kerja, penyususunan anggaran, memverivikasi usulan rencana kerja anggaran, pemantauan, pengendalian, evaluasi, pengolahan data, penyususnan laporan akuntabilitas kinerja pemerintah. Mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugas-tugasnya masing-masing.

7. Kepala bidang TK/SD

Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kurikulum TK dan SD, pembinaan kesiswaan dan Tenaga Teknis TK/SD dan Saran Pendidikan TK dan SD. Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

8. Kepala Bidang Dikmen

Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kurikulum menengah, pembinaan kesiswaan dan Tenaga Teknis menengah dan saran Pendidikan menengah. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat pada bawahan.


(12)

Gambar 3.1 : STRUKTUR ORGANIASAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KARO

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Kasubag Umum dan Perlengkapan Hendri Sinulingga, SH NIP:197807172000031004 Kasubag Keuangan

Kartini Surbakti, S.Sos NIP:196204141982032007 Kasubag Kepegawaian

Riawati Br Karo Sekali, SH NIP:196301251983032002

Kasi Bidang Pem. Kesiswaan dan Tenaga Teknis Bidang

Nuraini Br Purba, S.Pd NIP:195804221981032003

Kasi PLS Andrew P. Bangun, SE NIP:1981017252009031002 Kasi Sarana dan Prasarana

Bidang Dikmen Agustinus

NIP:196408031992031003 Kasi Sarana dan Prasarana

Bidang TK/SD Kasta Berahmana, S.Pd NIP 196303201989031006 Kasi Pengumpulan data,

pengolahan dan laporan Ertina Br Ginting, SE NIP:196304161989032004

Kasi Kebudayaan dan Kesenian Basmi Sembiring NIP:195912111984031001 Kasi Kurikulim Pendidikan

Menengah Juliamin Sembiring, ST NIP:197107171991031004 Kasi Kurikulum Bidang

TK/SD

Dameria Br Ginting, S.Pd NIP 195910071981031002

Kepala Dinas Saroha Ginting, S.Pd, M.M NIP:196001051981031006

Sekretaris Drs. Amrin Sinulingga NIP:19660625199203100

Kepala Bidang Perencanaan Drs. Amir Pinem NIP:196112311982031072

Kepala Bidang TK/SD Dra. Serli Br Keliat, M.M NIP 195912251992032003

Kepala Bidang Dikmen Drs. Abdy Muham, M.M NIP:195809281985031004

Kepala Bidang PLS Drs. Darmin Ginting NIP:196201081983032002


(13)

3.2.2 Visi dan Misi Dinas Pendidikan Kabupaten Karo

Visi Dinas Pendidikan Kabupaten Karo adalah : “Terselenggaranya layanan pendidikan bermutu dan berahlak mulia berbasis pemerataan “ .

Pendidikan bermutu adalah pendidikan yang dapat menghasilkan sumber daya manusia yang sesuai dengan apa yang ditentukan dalam tujuan pendidikan nasional, yaitu menghasilkan sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, terampil, berbudi pekerti luhur, bertanggungjawab, sehat jasmani dan rohani, dan mandiri.Berahlak mulia merujuk pada sifat dari pendidikan itu sendiri yang harus mampu menghasilkan peserta didik yang berahlak mulia dan berbudi pekerti luhur serta senantiasa taat dalam menjalankan nilai-nilai agama dan keyakinannya .

Berbasis pemerataan adalah pelaksanaan pembangunan pendidikan disetiap kecamatan maupun desa yang berdasarkan kesamaan hak untuk dapat memperoleh layanan pendidikan yang bermutu secara berkeadilan dan merata, sehingga setiap warga masyarakat disetiap penjuru memperoleh pendidikan yang baik.Untuk mencapai visi Dinas Pendidikan Kabupaten Karo tahun 2015, ditetapkan misi Dinas Pendidikan 2011-2015 yaitu :

1. Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan pada setiap jenjang satuan pendidikan

2. Meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan untuk semua satuan pendidikan. 3. Meningkatkan mutu dan relevansi layanan pendidikan bermutu pada semua jenjang

satuan pendidikan.

4. Meningkatkan keterjaminan dalam memperoleh layanan pendidikan yang berkesetaraan.


(14)

5. Meningkatkan akuntabilitas kinerja pelayanan pendidikan sebagai perwujudan tata kelola yang profesional .

Selain untuk mencapai tujuan pembangunan daerah sebagaimana yang tergambar dalam Visi Pembangunan Kabupaten Karo, pelaksanaan pembangunan pendidikan di Kabupaten Karo juga memperhatikan Visi dan Misi Kementerian Pendidikan RI yang merupakan upaya untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, khususnya pembangunan pendidikan nasional. Untuk mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa, Kementerian Pendidikan mempunyai Visi 2025 untuk menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif (Insan Kamil / Insan Paripurna), yaitu insan yang cerdas komprehensif, yaitu cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas intelektual, dan cerdas kinestetis.

Usaha mencapai Visi 2025 tersebut maka fokus pembangunan pendidikan pada Tahun 2010 – 2015 adalah Penguatan Pelayanan. Hal ini tergambar pada Visi Kementerian Pendidikan RI adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional untuk membentuk insan indonesia cerdas komprehensif. Layanan prima pendidikan nasional yang dimaksud adalah adalah layanan pendidikan yang (1) tersedia secara merata di seluruh pelosok nusantara; (2) terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat; (3) berkualitas/bermutu dan relevan dengan kebutuhan kehidupan bermasyarakat, dunia usaha, dan dunia industri; (4) setara bagi warga negara Indonesia dalam memperoleh pendidikan berkualitasdengan memperhatikan keberagaman latar belakang sosial-budaya, ekonomi, geografi, gender, dan sebagainya; dan (5) menjamin kepastian bagi warga negara Indonesia untuk dapat mengenyam pendidikan dan menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat, dunia usaha, dan dunia industri. Hal ini dikemas dalam Misi 5K Kementerian Pendidikan RI yaitu :


(15)

1. Meningkatkan Ketersediaan Layanan Pendidikan;

2. Memperluas Keterjangkauan Layanan Pendidikan;

3. Meningkatkan Kualitas / Mutu dan Relevansi Layanan Pendidikan;

4. Mewujudkan Kesetaraan dalam Memperoleh Layanan Pendidikan; dan

5. Menjamin Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan .

3.2.4 Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan Kabupaten Karo

Berdasarkan peraturan bupati karo nomor 178 tahun 2008 tentang tugas pokok, fungsi dan uraian tugas dinas-dinas daerah kabupaten karo yang menjadi tugas dan fungsi dari dinas pendidikan kabupaten karo yaitu:

1) Dinas pendidikan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pendidikan nasional berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan

2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, dinas pendidikan menyelenggarakn fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya.

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang pengelolaan pendidikan nasional serta pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pengelolaan pendidikan nasional dengan lingkup tugasnya.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.


(16)

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Pada bab ini akan disajikan data-data yang diperoleh selama penelitian di kantor dinas pendidikan kabupaten karo. Dalam bab ini dipaparkan hasil-hasil penelitian berupa data primer dan data sekunder yang diperoleh dari lapangan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian skripsi. Data primer yang ada diperoleh melalui hasil wawancara dengan informan-informan terkait dan hasil observasi, sedangkan data sekunder diperoleh peneliti melalui kepustakaan dan studi dokumentasi berupa dokumen maupun gambar yang diperoleh selama proses penelitian.

Dalam penyajian terdapat 3 aspek utama yakni :

1. Situasi lingkungan internal Dinas Pendidikan Kabupaten Karo. 2. Situasi lingkungan eksternal Dinas Pendidikan Kabupaten Karo.

3. Strategi yang dimiliki Dinas Pendidikan Kabupaten Karo dalam penanggulangan masalah pendidikan pada korban erupsi gunung sinabung.

Ketiga hal tersebut merupakan pokok yang akan dijelaskan pada penyajian data yang diinginkan oleh penulis sebagai bahan acuan untuk melakukan analisis data.

4.1 Analisis Lingkungan

Organisasi pada dasarnya merupakan sekumpulan kombinasi sumber daya yang ada didalam lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Organisasi memanfaatkan apa yang ada didalam lingkungannya untuk mengetahui peluang yang dimiliki dalam mengahadapi ancaman dari lingkungan. Elemen-lemen yang ada didalam lingkungan memberikan pengaruh yang tidak langsung bagi organisasi/perusahaan. Walaupun tidak


(17)

langsung, namun dalam jangka panjang perubahan-perubahan yang terjadi pada elemen lingkungan ini dapat menjadi panduan bagi organisasi untuk mendapatkan peluang dan mengantisispasi peluang untuk kemajuan dan perkembangan organisasi.

Lingkungan adalah suatu kekuatan, kondisi, keadaan dan peristiwa yang saling berhubungan antara satu sama dengan yang lain, dimana organisasi mempunyai atau tidak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan perubahan yang terjadi dan memberikan pengaruh terhadap tujuan dari suatu organisasi. Philip Kotler (1982:84) mengatakan bila suatu organisasi atau lembaga ingin menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah, maka organisasi atau lembaga tersebut harus terlebih dahulu mengetahui dan mengamati jenis atau macam yang terjadi. Hal ini diperlukan karena perubahan sering terjadi sangat jauh sehingga dapat dikatakan perencanaan strategis adalah bagaimana suatu organisasi atau lembaga secara periodik mengetahui atau dapat menilai kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman bila terjadi perubahan lingkungan usahanya.

Suatu kekuatan, kondisi dan peristiwa yang saling berhubungan dimana organisasi mampu untuk menyesuaikan/mengendalikanya disebut dengan lingkungan internal, akan tetapi apabila suatu organisasi tidak dapat mengendalikannya maka disebut lingkungan eksternal. Analisis lingkungan dilakukan untuk dapat mengerti dan memahami lingkungan organisasi sehingga manajemen dapat melakukan reaksi secara tepat terhadap setiap perubahan, selain itu agar manajemen mempunyai kemampuan merespon berbagai isu kritis mengenai lingkungan yang mempunyai pengaruh cukup kuat terhadap organisasi.Analisis lingkungan menghasilkan identifikasi-identifikasi peluang dan ancaman pada masa kini dan yang akan datang dari lingkungan eksternal. Dan analisis lingkungan juga akan menghasilkan identifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh sebuah organisasi dari lingkungan internalnya.


(18)

4.2 Kondisi Lingkungan Internal Dinas Pendidikan Kabupaten Karo

Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel(kekuatan-kelemahan) yang ada didalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada dalam organisasi yang mencakup tentang sumber daya manusia, sumber daya fisik, dan kinerja yang dimiliki, sehingga diperoleh kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh suatu organisasi. Lingkungan internal dapat memberikan gambaran berupa kekuatan yang dimiliki organisasi dan kelemahan yang ada di dalam organisasi.kondisi lingkungan internal dari Dinas Pendidikan Kabupaten Karo di lihat dari beberapa faktor yaitu :

4.2.1 Sumber Daya Manusia

Keadaan sumber daya manusia merupakan peran penting keberlangsungannya suatu organisasi, hal ini dikarenakan kualitas sumber daya manusia mampu menentukan tujuan dari organisasi dalam pencapaian secara efektif dan efesien. Sonny Sumarsono (2003:4), sumber daya manusia atau human recources mengandung dua pengertian. Pertama, adalah usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal lain sumber daya manusia menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai kegiatan ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan atau masyarakat.

Adapun sumber daya manusia yang dimiliki oleh dinas pendidikan kabupaten karo saat ini yaitu berjumlah 51 orang pegawai tetap dan ada 12 orang pegawai lepas dalam mengurus urusan dinas pendidikan kabupaten karo. Pegawai tetap yang ada di dinas pendidikan memiliki status pegawai negeri sipil dan rata-rata memiliki golongan pegawai


(19)

yang tingkat tinggi kecuali pada pegawai tenaga lepas masih dikatakan pegawai honor dalam dinas pendidikan kabupaten karo dan tidak meiliki status pegawai negeri sipil. Melihat dari kualitas sumber daya manusia yang ada, maka kinerja yang dimiliki oleh dinas pendidikan berjalan dengan baik dan pencapaian tujuan dari organisasi bisa dikatakan efektif dan efesien dilihat dari adanya perencanan-perencanaan yang strategis untuk terus memajukan pendidikan di Kaputaen Karo.

Didalam pembagian wewenang ataupun struktur dinas pendidikan kabupaten karo yang mana kualitas sumber daya manusia dimanfaatkan dengan baik dan dipergunakan sesuai dengan kualitasnya dan kemampuannya sendiri dalam menunjang tugas yang diberikan. Hal ini dilihat dari pembagian tugas yang dilakukan oleh masing-masing orang-orang yang ada di dinas pendidikan berdasarkan kebutuhan pendidikan yang ada di kabupaten karo karena kebutuhan masyarakat sangat beragam-ragam dan semuanya bersifat penting, maka pembagian tugas diusahakan secara rinci dan sesuai dengan kemampuan pegawai agar mampu lebih memahami tugas dan kewajibanya masing-masing demi terselenggaranya pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat.

Demikian pada saat ini pendidikan kabupaten karo, yang sedang mengalami keterhambatan proses kegiatan belajar mengajar akibat adanya bencana yang menimpa infrastruktur pendidikan danjuga masyarakat yang terdampak tidak bisa mendapatkan pendidikan di tempat mereka tinggal. Dalam hal ini adapun sumber daya manusia dari dinas pendidikan yang mengurus urusan yang terjadi dilapangan dan memiliki tanggung jawab terhadap data-data pendidikan yang ada dilapangan yaitu bagian peneliti lapangan yang telah ditetapkan dari dinas pendidikan sebelumnya untuk mensurvei semua data-data infrastruktur yang mengalami masalah pendidikan akibat erupsi gunung sinabung. Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari sumber kepala dinas yang mengatakan bahwa :


(20)

“Melihat situsasi yang terjadi saat ini mengenai masalah pendidikan akibat bencana alam yang menimpa, maka kami dari Dinas Pendidikan Kabupaten Karo memberikan wewenang kepada salah satu pegawai lapangan untuk terjun langsung ke sokolah-sekolah yang terdampak dan melihat langsung kondisi infrastuktur pendidikan yang terdampak agar mampu memberikan solusi terbaik”

(Wawancara 22 April 2016, Saroha Ginting, S.Pd, M.M Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karo)

Selain memberikan wewenang langsung kepada pegawai dalam mensurvei semua data pendidikan yang terdampak erupsi gunung sinabung maka kepala dinas juga terjun ke lapangan untuk melihat situasi yang ada mengenai masalah pendidikan serta memberikan solusi yang terbaik kepada masyarakat untuk tetap melangsungkan proses belajar mengajar. Hal ini diakui oleh kepala dinas pendidikan kabupaten karo dengan mengatakan

“Saat ini kami berusaha semaksimal mungkin untuk tetap melangsungkan kegiatan proses belajar mengajar pada korban bencana erupsi gunung sinabung, dengan memberikan pelayanan pendidikan kepada korban bencana untuk mendapatkan pendidikan di sekitar posko-posko mereka mengungsi, dan memberikan pelayanan kepada sekolah untuk menumpang bersekolah setelah sekolah yang mereka tumpangi selesai melaksanakan proses belajar-mengajar, dengan kata lain para korban mendapatkan pendidikan pada siang hari di sekolah yang mereka tumpangi”. (Wawancara 22 April 2016, Saroha Ginting,

S.Pd, M.M Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karo).

Berdasarkan dari pernyataan diatas mengenai peraturan yang ditetapkan oleh dinas pendidikan kabupaten karo, dalam menanggulangi masalah pendidikan dengan cara


(21)

memberikan izin kepada pihak pengungsi untuk melangsungkan kegiatan belajar-mengajar di tempat yang terdekat dengan posko pengungsian korban erupsi gunung sinabung. Hal ini dapat membuktikan bahwa kinerja dari dinas pendidikan kabupaten karo dalam menanggulangi masalah pendidikan memberikan kontribusi yang positif bagi korban erupsi gunung sinabung dalam keterhambatan mengakses pendidikan. Adapun proses kegiatan belajar yang dilakukan untuk korban pengungsi erupsi gunung sinabung yang mana berdasarkan data yang peneliti lihat dilapangan, SMP N 1 NAMAN TERAN yang terdampak sedang melangsungkan proses belajar mengajar pada sore hari terlihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.1 : Korban Erupsi Gunung Sinabung Sedang Melakukan Proses Belajar

Sumber : Penelitian 2016

Korban bencana erupsi gunung sinabung sedang malakukan proses belajar mengajar di salah satu SMP N 1 BERASTAGI sebagai tempat mereka mendapatkan penididikan, karena infrastruktur pendidikan SMP N 1 NAMAN TERAN tidak dapat ditempati dan belum mengalami perbaikan, melihat situasi sinabung yang masih terus mengeluarkan abu vulkanik.

Keberadaan siswa terdampak yang menumpang di sekolah lain mengalami kekurangan waktu karena dua sekolah yang seharusnya berjalan biasanya dipadatkan menjadi satu sekolah. Kekurangan waktu mengakibatkan siswa kelas tiga tidak bisa


(22)

melangsungkan kegiatan les sore untuk penambahan pembelajaran dalam menghadapi ujian nasional. Diakui oleh sekretaris dinas pendidikan kabupaten karo yang mengatakan :

“Masalah yang terjadi saat ini yaitu, dalam satu sekolah ada yang masuk pagi selaku siswa tetap, dan ada yang masuk siang selaku korban bencana erupsi gunug sinabung menimbulkan kekurangan waktu dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakan”(Wawancara 22 April 2016, Amrin Sinulingga: Sekretaris

Dinas Pendidikan Kabupaten Karo)

Melihat dari situasi yang terjadi pada saat ini mengenai kekurangan waktu yang terjadi dalam melangsungkan kegiatan belajar-mengajar maka tidak dapat dibiarkan secara terus-menerus dan menghambat pendidikan bagi masyarakat terdampak.Maka dari itu adanya strategi untuk membangun dan merelokasi infrastruktur pendidikan yang mengalami kerusakan parah. Hal ini dikatakan oleh kepala bagian perecananan dinas pendidikan bahwa:

“Sekolah sekolah yang mengalami kerusakan yang sangat parah akan dipindahkankan ke siosar, dan saat ini sedang mengalami proses pembangunan infrastruktur pendidikan” (Wawancara 25 April 2016, Amir Pinem: Kepala

Bagian Perencanan Dinas Pendidikan Kabupaten Karo)

Demikian kualitas dan kinerja dari sumber daya manusia yang ada di Dinas Pendidikan Kabupaten Karo memberikan kontribusi yang positif terhadap penanganan masalah pendidikan akibat erupsi gunung sinabung dan masih terus melakukan perencanaan strategis untuk memberikan kualitas pendidikan yang bermutu, maka dibutuhkan sumber daya manusia yang lebih mengerti tugas dan wewenangnya demi peningkatan kulaitas pendidikan kabupaten karo.


(23)

,4.2.2 Sumber Daya Fisik

Sumber daya fisik adalah sumber daya yang dimiliki oleh organisasi dalam berwujud fisik yang berada dalam lingkungan internal organisasi. Adapun sumber daya fisik yang dimiliki oleh dinas pendidikan kabupaten karo dapat dilihat dari dua jalur pendidikan dengan jalur pendidikan formal dan jalur pendidikan non-formal

1. Pendidikan formal

Pendidikan formal adalah jenis pendidikan yang didapatkan oleh setiap individu secara formal dan memiliki kepastian hukum yang mengaturnya dan biasanya berupa pendidikan sekolah dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Adapun yang termasuk pendidikan formal di kabupaten karo yang menjadi sumber daya berupa fisik dinas pendidikan kabupaten karo yaitu :

1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUDNI )

Pada tahu pelajaran 2015/2016, jumlah TK/RA 83 unit, dengan perincian 11 Unit TK Negeri dan 72 unit TK/RA Swasta. Jumlah anak didik 7.303 orang, terdiri dari 118 rombongan belajar dengan rincian kelompok A 37 rombongan belajar dan kelompok B sebanyak 81 rombongan belajar, PAUD sejumlah 103 kelompok dengan jumlah anak didik 1.219 orang.Untuk menampung sejumlah anak didik tersebut, tersedia ruang kelas sebanyak 212 dengan rincian 121 memiliki kondisi baik, 111 kondisi rusak ringan, 10 kondisi rusak berat dan 16 ruang kelas bukan milik. Guru yang mengajar di TK/RA sejumlah 157 orang dan Tutor PAUD sejumlah 195 orang.


(24)

2. Tingkat SD (SD dan MI)

Berdasarkan data tahun 2015/2016, jumlah SD dan MI sebanyak 297 dengan perincian SD 288 (SD 286, SDLB) dan MI sejumlah 9. Dari 297 SD/MI siswa baru tingkat I sebesar 8.349, siswa seluruhnya sebesar 47.829 dan lulusan sebesar 7.516 orang. Untuk menampung sejumlah siswa tersebut, tersedia ruang kelas sebanyak 2.095 dengan rincian 546 memiliki kondisi baik, 1.134 kondisi rusak ringan, dan 386 kondisi rusak berat dengan jumlah kelas sebesar 1.985 dengan shift 0,94. Guru yang mengajar di SD dan MI sebanyak 3.062 orang di antaranya yaitu sebanyak 1.969 orang (64,30%) adalah layak mengajar 62 (2,02%) semi layak, dan 1.024 orang (33,44%) tidak layak mengajar. Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di SD dan MI terdapat fasilitas perpustakaan sebesar 238 unit, 295 lapangan olah raga dan 1 ruang UKS.

Tabel 4.1 : Data Pokok SD dan MI Tahun 2015/2016

No .

Komponen SD/SDLB MI SD + MI

1. Sekolah 288 9 297

2. Siswa Baru Tk.I 8.163 186 8.349

3. Siswa 47.829 1.657 49.486

4. Lulusan 7.516 186 7.702

5. Ruang Kelas 2.025 70 2.095

a. Baik 483 63 546

b. Rusak ringan 1.127 7 1.134

c. Rusak berat 386 0 386


(25)

7. Guru 2.975 87 3.062 a. Layak mengajar 1.893 76 1.969

b. Semi layak 59 3 62

c. Tidak layak 1.016 8 1.024 8. Fasilitas

a. Perpustakaan 234 4 238

b.Lapangan olahraga 287 8 295

c. UKS 0 1 1

Sumber:Tabel 4,5,6,7 khusus SD, Tabel 9,10,11,12 khusus MI,Buku II Lampiran 1 Data dan verifikasi

3. Tingkat SLTP (SMP dan MTs)

Berdasarkan data pada tahun 2015/2016, jumlah SMP dan MTs sebanyak 70 sekolah dengan perincian 64 SMP (37 Negeri, 27 SMP Swasta), 1 MTs Negeri dan 5 MTs Swasta.Dari 70 SMP dan MTs tersebut siswa baru tingkat I sebesar 7.261 siswa seluruhnya sebesar 21.271, dan lulusan sejumlah 6.826 orang. Untuk menampung sejumlah siswa tersebut, tersedia ruang kelas sebanyak 717, dengan rincian 589 memiliki kondisi baik, 75 dengan kondisi rusak ringan, dan 53 kondisi rusak berat dengan jumlah kelas sebesar 685 sehingga shift 0,95. Guru yang mengajar di SMP dan MTs sebanyak 1.523 di antaranya yaitu sebanyak 1.169 (76,75%) adalah layak mengajar 102 (0,66%) semi layak, dan 252 (16,54%) tidak layak mengajar. Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di SMP dan MTs terdapat fasilitas perpustakaan sebesar 63, lapangan olahraga sebesar 69, ruang UKS sebesar 5, dan laboratorium sebesar 66.Pada SMP lebih banyak sekolah negeri dibandingkan sekolah swasta dengan rincian bahwa SMP Negeri 37 unit


(26)

dan SMP Swasta 27 unit, dan jumlah siswa SMP Negeri juga lebih banyak dibanding dengan jumlah murid SMP Swasta

Tabel 4.2 : Data Pokok SMP dan MTs Tahun 2015/2016

No. Komponen SMP MTs SMP + MTs

1. Sekolah 64 6 70

2. Siswa Baru Tk. I 6.911 350 7.261

3. Siswa 20.290 981 21.271

4. Lulusan 6.542 284 6.826

5. Ruang Kelas 687 30 717

a. Baik 562 27 589

b. Rusak Ringan 72 3 75

c. Rusak Berat 53 0 53

6. Kelas 655 30 685

7. Guru 1.449 74 1.523

a. Layak mengajar 1.101 68 1.169

b. Semi layak 102 0 102

c. Tidak layak 246 6 252

8. Fasilitas

a. Perpustakaan 58 5 63

b. Lapangan olahraga 64 5 69

c. UKS 5 0 5

d. Laboratorium 64 2 66

Sumber: Tabel 15,16,17,20 SLTP,Tabel 22,23,24,25 MTs, Buku II lampiran 1 Data dan Verifikasi.


(27)

4. Tingkat SMA (SMA dan MA)

Bedasarkan data yang ada pada tahun 2015/2016, jumlah SMA, SMK, dan MA sebanyak 41 unit dengan perincian 13 unit SMA Negeri , 11 unit SMA Swasta, 4 unit SMK Negeri, 10 unit SMK Swasta, 1 unit MA Negeri dan 2 unit MA Swasta. Dari 41 sekolah tersebut siswa baru tingkat I sebesar 4.795, siswa seluruhnya sebesar 15.209, dan lulusan sebesar 3.919. Untuk menampung sejumlah siswa tersebut, tersedia ruang kelas sebanyak 496, dengan rincian 402 (81,04% ) kondisi baik, 84 (16,93%) kondisi rusak ringan, dan 10 (2,01%) kondisi rusak berat dengan jumlah kelas sebesar 492 sehingga terdapat shift sebesar 0,99. Guru yang mengajar di SMA, SMK dan MA sebanyak 1.340 orang diantaranya yaitu sebanyak 1.122 (83,73%) adalah layak mengajar 207 (15,44%) semi layak, dan 11 (0,82%) tidak layak mengajar.Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di SMA, SMK dan MA terdapat fasilitas perpustakaan sebesar 31, lapangan olahraga sebesar 36, ruang UKS sebesar 12, laboratorium sebesar 81, keterampilan sebesar 6, BP sebesar 22, serbaguna sebesar 8, Bengkel sebesar 3, dan ruang praktik sebesar 8.Bila dibandingkan antara siswa SMA dengan SMK yaitu 10.944 dan 3.760 ternyata jumlah siswa SMA lebih besar. Hal ini disebabkan jumlah SMA juga lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah SMK. Selain itu, pembangunan SMA lebih murah sehingga wajar jika SMA lebih banyak. Sesuai dengan banyaknya siswa yang ada, lulusan SMA juga lebih banyak jika dibandingkan dengan lulusan SMK.Dari ketiga jenis sekolah yang ada, jumlah ruang kelas yang paling besar memiliki kondisi yang baik adalah MA, sedangkan ruang kelas yang memiliki kondisi rusak berat terdapat pada SMA.


(28)

Tabel 4.3 : Data Pokok SMA, MA dan SMK Tahun 2015/2016

No. Komponen SMA SMK MA SM+MA

1. Sekolah 24 14 3 41

2. Siswa Baru Tk. I 3.140 1.439 216 4.795

3. Siswa 10.944 4.841 505 16.290

4. Lulusan 2.659 1.401 94 4.154

5. Ruang Kelas 266 184 46 496

a. Baik 209 147 46 402

b. Rusak Ringan 47 37 0 84

c. Rusak Berat 10 0 0 10

6. Kelas 316 167 18 492

7. Guru 765 544 45 1.354

a. Layak mengajar 746 499 44 1.122

b. Semi layak 14 45 1 207

c. Tidak layak 5 0 0 11

8. Fasilitas

a. Perpustakaan 21 6 4 31

b. Lap. Olahraga 19 14 3 36

c. UKS 7 5 0 12

d. Laboratorium 74 0 7 81

e. Keterampilan 2 4 0 6

f. BP 17 4 1 22

g. Serbaguna 5 3 0 8

h. Bengkel 0 3 0 3

i. Ruang Praktik 0 8 0 8

Sumber:Tabel 28,29,30,33 Khusus SMA, Tabel 36,37,38,39 khusus MTs, Tabel 41,42,43,44 khusus SMK, Buku II Lampiran 1 Data dan Verifikasi


(29)

2. Pendidikan Non-Formal

Dalam rangka meningkatkan layanan pendidikan, Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten Karo berupaya meningkatkan pembangunan pendidikan untuk meningkatkan sumberdaya manusia masyarakat baik melalui pendidikan jalur maupun melalui jalur non-formal.Tahun 2015, jumlah lembaga pendidikan Non-Formal tercatat sbb :

Tabel 4.4 : Jumlah Lembaga Pendidikan Non-Formal

No Kecamatan Paket A Paket B Paket C Kelo

mpok

Sisw a

Kelo mpok

Sisw a

Kelo mpok

Sisw a

1 Kabanjahe - - - - 2 40

2 Payung - - - -

3 Simpangempat - - - -

4 Barusjahe - - - -

5 Tigapanah - - - -

6 Tigabinanga - - - -

7 Mardingding - - - -

8 Munte - - - -

9 Juhar - - - -

10 Kutabuluh - - - -

11 Berastagi 1 20 2 40 - -

12 Laubaleng - - - -

13 Merek - - - -

JUMLAH 1 20 2 40 2 40


(30)

Bencana alam erupsi gunung sinabung menimbulkan dampak yang signifikan terhadap sumber daya fisik organisasi dinas pendidikan kabupaten karo. Adapun sumber daya yang mengalami kerusakan baik melalui jalur pendidikan formal maupun melalui pendidikan non-formal yang terdapat dilapangan maupun berdasarkan data yang ada di dinas pendidikan kabupaten karo yang terkena dampak erupsi gunung sinabung adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5 : Daftar Jumlah Sekolah Pengungsi Erupsi Gunung Sinabung

KECAMATAN NO NAMA SEKOLAH

TIGANDERKET

1 SDN 040487 TIGANDERKET 2 SDN 040488 TIGANDERKET 3 SDN 040503 PERBAJI-SELANDI 4 SDN 044835 KUTAMBARU 5 SDN 043938 TIGANDERKET 6 SDN 045958 MARDINGDING PAYUNG 1 SDN 040486 GURUKINAYAN

2 SDN 040485 GURUKINAYAN SIMPANG

EMPAT

1 SDN 040474 TIGASERANGKAI 2 SDN 040475 TIGASERANGKAI 3 SDN 046416 BERASTEPU

NAMAN TERAN

1 SDN 047174 KUTARAYAT 2 SDN 048001 KUTATONGGAL 3 SDN 048472 KUTAMBELIN

4 SDN 043950 SIGARANG-GARANG 5 SDN 040478 SIGARANG-GARANG 6 SDN 047175 SIMACEM

7 SDN 046417 NAMAN 8 SDN 044829 SUKANALU

PAYUNG 1 SMP NEGERI SATU ATAP 2 PAYUNG 2 SMP NEGERI 1 PAYUNG

SIMPANG

EMPAT 1 SMP NEGERI 1 SIMPANG EMPAT NAMAN

TERAN

1 SMP NEGERI 1 NAMAN TERAN

2 SMP SWASTA SIEMPAT TERAN NAMAN TIGANDERKET 1 SMP NEGERI 1 TIGANDERKET


(31)

Berdasarkan data sumber daya fisik yang dimiliki oleh dinas pendidikan kabupaten karo yang terdapat pada tabel diatas yang merupakan jumlah sekolah dari pengungsi korban erupsi gunung sinabung yang mengalami kerusakan yang sangat parah sehingga terhambatnya proses belajar mengajar yang ada di sekolah terdampak serta mengharuskan mereka untuk mengungsi dan menumpang di sekolah yang telah disediakan oleh dinas pendidikan kabupaten karo ataupun berdasarkan area tempat terdekat mereka mengungsi. Adapun kondisi salah satu sekolah yang terdampak oleh erupsi gunung sinabung yaitu SMP Negeri 1 Naman Teran dapat dilihat melalui gambar yang ada dibawah ini :

Gambar 4.1 : Kondisi SMP N 1 NAMANTERAN

Sumber : Penelitian Staf Lapangan Dnas Pendidikan Kabupaten karo

Kondisi infrastruktur pendidikan yang ada di kabupaten karo yang merupakan salah satu yang terdampak paling parah adalah SMP N 1 NAMAN TERAN yang merupakan data yang diperoleh dilapangan dinyatakan oleh kepala sekolah SMP N 1 NAMAN TERAN Justin Tarigan yang menyatakan bahwa :


(32)

“Keadaan infrastruktur yang ada di Naman Teran sangat tidak layak untuk digunakan sebagaimana mestinya, sehingga menyebabkan harusnya mengungsi dan menumpang di tempat lain” (Wawancara 24 April 2016, Justin Tarigan :

Kepala Sekolah SMP N 1 NAMAN TERAN)

Sumebr daya fisik pendidkan yang memiliki kondisi baik dapat mendukung proses kegaiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efesien. Adapun Sumber daya fisik yang dimiliki oleh dinas pendidikan kabupaten saat ini sebagian mengalami kerusakan yang cukup parah dan tidak dapat digunakan menjadi tempat kegiatan belajar mengajar bagi korban erupsi gunung sinabung. Maka dari itu diperlukan adanya pembaharuan dan perbaikan pada infrastruktur pendidikan yang mengalami kerusakan demi terciptanya suasana belajar yang kondusif bagi korban erupsi gunung sinabung.

4.3 Kondisi Lingkungan Eksternal Dinas Pendidikan Kabupaten Karo

Kondisi eksternal adalah lingkungan yang berada di luar organisasi yang mempengaruhi tujuan organisasi ataupun keadaan yang dapat mendukung organisasi ataupun dapat memberikan ancaman bagi organisasi. Faktor eksternal diartikan sebagai faktor-faktor yang mengenai peluang dan ancaman yang berasal dari luar organiasi. Faktor eksternal berupa sosial budaya, politik, ekonomi, teknologi dan sebagainya. Dalam pelaksanaannya, apabila faktor eksternal dapat mendukung dan membantu faktor internal dalam pemenuhan tujuan yang telah ditetapkan, maka situasi ini dinamakan peluang. Namun apabila sebaliknya faktor eksternal tidak mendukung dalam pemenuhan tujuan yang ditetapkan maka situasi ini dikatakan dengan ancaman terhadap organisasi. Lingkungan eksternal memberikan gambaran tentang peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh sebuah organisasi dimasa kini dan yang akan datang.


(33)

4.3.1 Administrasi Pemerintahan Daerah

Sesuai dengan UU No. 32 tahun 2004, Pemerintah daerah merupakan koordinator semua instansi sektoral dan kepala daerah yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pembinaan dan pengembangan wilayahnya. Pembinaan dan pengembangan tersebut mencakup segala bidang kehidupan dan bidang pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kabupaten Karo sebagai satu kesatuan wilayah pemerintahan, melaksanakan pembangunan yang memiliki arah dan tujuan tertentu yang harus dicapai melalui pembangunan di semua bidang, termasuk di bidang pendidikan dan kebudayaan. Hal itu berarti, bahwa rencana pembangunan pendidikan di Kabupaten Karo tidaklah berdiri sendiri. Oleh karena itu, segala usaha dan kegiatan pembinaan dan pengembangan di bidang pendidikan di Kabupaten Karo harus berada di bawah koordinasi atau sepengetahuan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Karo untuk menjaga keserasian dan keterkaitannya dengan sektor lain dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah yang telah ditetapkan.Hal ini seperti yang di utarakan oleh pihak dinas pendidikan kabupaten karo yang menyatakan bahwa :

“Dalam mengatasi masalah pendidikan yang terjadi akibat bencana alam erupsi gunung sinabung, maka adanya campur tangan dari pemerintah setempat dalam bentuk bantuan operasional sekolah kepada korban bencana erupsi gunung sinabung, bantuan itu diteruskan melalui badan penanggulangan bencana daerah tanah karo yang menyediakan transportasi angkutan kepada korban bencana alam”(Wawancara 22 April 2016, Saroha Ginting, S.Pd, M.M Kepala Dinas


(34)

Berdasarkan pernyataan dari dinas pendidikan kabupaten karo tersebut maka dapat dikatakan bahwa adanya campur tangan dari pemerintah setempat dalam penanganan dampak erupsi gunung sinabung khususnya pemerintah setempat memberikan dukungan untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar. Adapun data lapangan yang ditemukan oleh peneliti yaitu gambar yang ada di bawah ini :

Gambar 4.2 : Siswa Terdampak Mengunakan Fasilitas Dari Pemerintah

Sumber : Penelitian 2016

Gambar diatas tampaknya korban erupsi gunung sinabung yang sedang menggunakan fasilitas dari pihak pemerintah daerah dalam menunjang proses kegiatan-belajar mereka. Fasilitas yang disediakan oleh pemerintah daerah setempat digunakan untuk menjemput dan mengantar siswa korban erupsi gunung sinabung ketempat posko-posko pengungsian. Fasilitas yang digunakan untuk memberikan kemudahan bagi siswa untuk tetap mendapatkan pendidikan sebagaimana mestinya, hal ini dilihat karena pendidikan merupakan bagian yang sangat penting untuk anak-anak yang sedang dalam masa produksi untuk menumbuhkan karakter dan menciptakan akhlak yang baik bagi siswa korban erupsi gunung sinabung.


(35)

4.3.2 Geografi

Faktor geografi yang dimaksud antara lain mencakup aspek keadaan alam dan sumber daya alam (SDA) sehingga dapat berpengaruh besar terhadap pembangunan pendidikan. Pengaruh ini dapat bersifat menunjang dan dapat pula bersifat menghambat. Tersedianya SDA merupakan faktor yang menunjang pendidikan baik langsung maupun tidak langsung. Keadaan geografi yang tidak menguntungkan antara lain keadaan pemukiman penduduk yang berpencar-pencar dan terpencil serta pemukiman yang padat merupakan kendala dalam upaya peningkatan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar.

Sumber daya alam yang baik terkandung di daratan, disungai, maupun di laut (jika ada) merupakan potensi ekonomi yang besar. Hal itu berarti bahwa pengelolaan sumber daya alam secara efesien akan meningkatkan pendapatan pemerintah daerah dan secara tidak langsung akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan Pendapatan Daerah dan kesejahteraan masyarakat jelas akan memberikan dampak positif terhadap penyediaan dana dan fasilitas pendidkan sehingga pengembangan pendidikan dapat terlaksana sesuai dengan harapan.

Secara geografis letak Kabupaten Karo berada diantara 2o50’-3o19’ LU dan 97o55’-98o38’ BT.Kabupaten Karo terkenal sebagai daerah penghasil berbagai buah-buahan dan bunga-bungaan, dan mata pencaharian penduduk yang terutama adalah usaha pertanian pangan, hasil hortikultura dan perkebunan rakyat. Keadaan hutan cukup luas yaitu mencapai 129.749,50 Ha atau 60,99% lari luas Kabupaten Karo. Kabupaten Karo merupakan daerah hulu sungai dan daerah aliran sungai Wampu/Ular, sub Daerah aliran


(36)

sungai Laubiang. Potensi industri yang ada adalah industri kecil dan aneka industri yang mendukung pertanian dan pariwisata.

Keadaan sumber daya alam masyarakat tanah karo saat ini mengalami penurunan produksi akibat erupsi gunung sinabung yang melanda daerah tanah karo dan mengharuskan sebagian masyarakat mengungsi ke posko-posko yang telah disediakan oleh pihak swasta maupun pihak pemerintah karena lahan mengalami kerusakan dan perumahan masyarakat tidak layak untuk dihuni kembali. Mata pencaharian yang merata di tanah karo sebagai petani mengalami penurunan sumber penghasilan karena lahan yang terdampak tidak dapat dihasilkan kembali seperti biasanya. Keberadaan dari pengungsi yang ada di posko-posko pengungsian menyebabkan mereka tidak memiliki lahan yang tetap untuk menghasilkan pendapatan mereka, maka dari itu penurunan pendapatan akibat sumber daya yang kurang memuaskan menyebabkan orang tua mengalami hambatan dalam masalah biaya untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka. Hal ini diakui oleh salah satu pengungsi di posko GBKP yang menyatakan bahwa

“Kami udah hampir mengungsi 2 tahun di posko GBKP ini, jadi kerjaan saya hanya upahan keladang orang di sekitar sini, itulah biaya untuk kami sekeluarga disini, ditambah biaya ketiga anak saya yang masih sekolah” (Wawancara 25

April 2016 Yetti Br Sitepu(37) Pengungsi)

Keberadan orangtua siswa yang berada ditempat pengungsian menjadi hambatan karena ketidakmampuan orangtua mereka dalam memberikan biaya untuk pendidikan dan tempat belajar kurang memadai untuk belajar menyebabkan penurunan prestasi mereka. Sumber daya alam kabupaten karo akibat erupsi gunung sinabung memiliki pengaruh dan hambatan yang besar terhadap pendidikan siswa yang terdampak erupsi gunung sinabung.


(37)

4.3.3 Ekonomi.

Bidang ekonomi merupakan penggerak utama pembangunan seiring dengan pengembangan kualitas SDM. Oleh karena itu, pembangunan di bidang pendidikan yang merupakan bagian dari upaya peningkatan SDM memegang peranan yang sangat penting. Melalui pendidikan diharapkan dapat terbentuk manusia yang berkualitas sebagaimana yang dicita-citakan, yaitu manusia yang memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan untuk mendukung pembangunan ekonomi, sosial budaya dan berbagai bidang lainnya secara serasi dan seimbang (harmonis).

Mata pencaharian penduduk adalah meliputi sektor pertanian, perburuan, dan perikanan, sektor perdagangan, sektor perhubungan, keuangan, dan di sektor jasa lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat peranan masing-masing sektor terhadap PDRB Kabupaten Karo tahun 2014 yaitu Sektor pertanian yang berperan paling besar yakni 58,67 %, sektor jasa-jasa lainnnya 1,19 %.Sektor pertanian yang paling berperan penting dalam perkembangan ekonomi dan merupakan penghasil terbesar yang memberikan pengaruh terhadap perekonomian masyarakat.

Keadaan pertanian tanah karo yang mengalami penurunan produksi akibat dari dampak gunung sinabung yang menyebabkan penurunan pendapatan masyarakat. Penurunan pendapatan yang terjadi pada masyarakat mempengaruhi proses pendidikan pada masyarakat terdampak erupsi gunung sinabung sehingga masyarakat mengalami masalah biaya untuk melanjutkan pendidikan. Hal ini dinyatakan oleh salah satu warga pengungsi yang ada di posko GBKP yaitu:


(38)

“Ladang kami tidak bisa ditanan, makanya kami mengungsi, anak saya susah dapat barang barang untuk sekolahnya, jadi yang dipakai seadanya aja, yang ada di posko ini” (Wawancara 24 April 2015 Rimta sembiring(43) Pengungsi).

Berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh salah satu warga pengungsi erupsi gunung sinabung, bahwa keadaan ekonomi masyarakat sangat mendukung perkembangan pendidikan bagi masyarakat yang terdampak maupun yang tidak terdampak. Maka masyarakat terdampak membutuhkan bantuan dari pihak swasta/pihak pemerintah untuk memdapatkan pendidikan dan perkembangan ekonomi masyarakat perlu ditingkatkan demi menunjangnya pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat kabupaten karo.

4.3.4 Sosial Budaya

Suatu analisis mengenai realita sosial berupa fenomena dan keadaan yang ada dalam masyarakat yang berhubungan dengan aktivitas proses pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan oleh dinas pendidikan kabupaten karo. Fenomena-fenomena tersebut dapat dilihat dari sikap pro dan kontra masyarakat dalam keterlibatan pelaksanaan strategi yang ditetapkan oleh dinas pendidikan kabupaten karo.

Keadaan sosial masyarakat yang sangat mempengaruhi proses pendidikan anak-anak yang disekolah yaitu diakui oleh guru SMP NEGERI 1 NAMAN TERAN yang menyatakan bahwa :

“Akibat dari keadaan sosial masyarakat yang berada ditempat pengungsian, maka siswa yang ditinggal ditempat pengungsian mengalami kurangnya pengawasan dari orangtua, dan menyebabkan kenakalan dari siswa yang merajalela serta adanya tingkat kemalasan pada siswa pengungsi” (Wawancara


(39)

Berdasarkan data mengenai keadaan sosial pada masyarakat korban erupsi gunung sinabung, maka pengaruh sosial dan budaya yang terjadi di posko-posko pengungsian memberikan pengaruh terhadap kegiatan pendidikan masyarakat terdampak, dimana siswa yang mengalami kurangnya pengawasan orang tua menimbulkan kenakalan dalam kegiatan belajar dan penurunan prestasi siswa terdampak. Adapun pengaruh dari agama tidak begitu memberikan pengaruh yang signifikan, walaupun berbeda-beda agama pada korban erupsi gunung sinabung, hal itu tidak menghambat proses kegiatan belajar-mengajar pada siswa yang terdampak erupsi gunung sinabung. Keadaan agama yang berhubungan dengan pendidikan yaitu dengan mata pelajaran yang diberikan oleh sekolah masing terhadap siswa-siswa berdasarkan agama yang dianut mereka masing-masing dan berjalan sebagaimana mestinya.

4.3.5 Transportasi dan Komunikasi

Sarana dan prasarana perhubungan baik transportasi dan komunikasi merupakan sarana untuk memperpendek jarak antara daerah satu dengan yang lain. Transportasi merupakan alat angkut baik transportasi darat (kereta api, bus, mobil pribadi, sepeda motor, sepeda dan lain-lain), maupun transportasi perairan (kapal laut, motor boat, perahu, dan lain-lain) dan transportasi udara, sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Semua sarana tersebut ditujukan untuk memperlancar arus barang dan jasa dari satu tempat ke tempat lain, meningkatkan mobilitas manusia ke tempat tujuan baik dari pedesaan sampai ke perkotaan, daerah perbatasan sampai ke daerah terpencil, ataupun membantu kemudahan siswa dari tempat tinggal menuju ke sekolah.


(40)

Tabel 4.7 : Transportasi dan KomunikasiTahun 2014 No. Variabel Jumlah No. Variabel Jumlah

1. Kelas Jalan 2. c. Kelas III 1.218,15 Km a. Kelas I 167,69

Km

- Kondisi Baik 563,60 Km - Kondisi Baik - Kondisi

Sedang

190,19 Km - Kondisi

Sedang

- Kondisi Rusak

307,77 Km - Kondisi Rusak 3. Jumlah TV

b. Kelas II 35,50 Km 4. Jumlah Telepon - Kondisi Baik 5. Jumlah

Telegram

- Kondisi Sedang 6. Jumlah Teleks

- Kondisi Rusak Jlh Kenderaan 31.686 unit

Sumber: Buku Karo Dalam Angka 2014 Tabel 1, Buku II Lampiran 1 Data dan verifikasi serta sumber lain yang relevan

Sehubungan dengan itu, dapat diinformasikan bahwa jalan Nasional dan jalan Propinsi seluruhnya adalah merupakan jalan konstruksi aspal, sedangkan jalan kabupaten/desa terdiri dari 1.218,15 Km aspal, 563,60 Km kondisi baik, 190,19 Km kondisi sedang dan 307,77 Km kondisi rusak. Mengenai jumlah sarana transportasi di daerah perkotaan pada umumnya adalah cukup dan di daerah pedesaan juga cukup. Pada umumnya anak berangkat ke sekolah menggunakan angkutan.Sarana komunikasi penting lainnya yang mempengaruhi arus komunikasi baik bagi perorangan maupun kelompok masyarakat, lembaga pemerintah, dan swasta serta lembaga perdagangan.


(41)

Adapun kendala dari pengungsi yaitu jarak dari posko-posko pengungsian terhadap sekolah membutuhkan dukungan alat transportasi untuk mempermudah dalam mengakses pendidikan. Korban erupsi gunung sinabung yang tinggal di posko-posko pengungsian diberikan arahan dari dinas pendidikan kabupaten karo untuk memilih tempat sekolah yang terdekat dengan posko-posko mereka mengungsi. Hal ini dilakukan untuk mempermudah siswa dalam mendapatkan pendidikan dan lebih mengefisienkan waktumenempuh sekolah-sekolah yang digunakan oleh masyarakat terdampak.

Adanya transportasi yang digunakan dalam mendukung proses kegiatan belajar-mengajar bagi masyarakat terdampak yaitu adanya dukungan alat transportasi dari BNPB dalam mempermudah akses pendidikan bgai masyarakat terdampak erupsi gunung sinabung. Alat transportasi yang diberikan oleh BNPB digunakan untuk menjemput siswa-siswa yang tinggal di posko-posko pengungsian, serta diantar kembali ketempat pengungsian mereka. Hal ini dilakukan untuk memberikan kenyaman bagi mayarakat yang terdampak erupsi gunung sinabung. Hal ini juga diakui oleh salah satu guru SMP N 1 Naman Teran yang emnyatakan bahwa :

“Anak-anak mengunakan fasilitas transportasi dari BNPB menuju sekolah, dan anak-anak diawasi setelah pulang sekolah dan dipastikan untuk berada didalam motor agar pulang ke tempat pengungsian mereka masing-masing” (Wawancara

28 April 2016, Herman Sembiring, Guru SMP N 1 Naman Teran)

Alat transportasi yang digunakan pada korban erupsi gunung sinabung membantu mempermudah proses kegiatan belajar mengajar bagi korban erupsi gunung sinabung. Hal ini terkait mengenai salah satu pernyataan siswa SMP N 1 Naman Teran yang menyatakan bahwa :


(42)

“Saya naik motor BNPB kesekolah karena kami sekeluarga masih mengungsi di posko, motornya biasanya jemput kesekolah dan antar lagi ke posko kami”

(Wawancara 26 April 2016, Rian Siswa Naman Teran)

Alat transportasi yang diberikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana(BNPB) kepada masyarakat yang terdampak untuk mempermudah dalam mengakses mendapatkan pendidikan. Dengan kata lain alat transportasi dari pihak BNPB memberikan dampak positif terhadap penyelenggaraan proses pendidikan pada korban erupsi gunung sinabung di Kabupaten Karo.

4.3 Strategi Dinas Pendidikan Kabupaten Karo dalam Penanggulangan Masalah Pendidikan pada Korban Erupsi Gunung Sinabung

Strategi organisasi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang, bagaimana organisasi akan mencapai misi dan tujuanya yang terdapat didalamnya cara-cara untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut RD. Jatmiko (2003:4) Strategi dideskripsikan sebagai suatu cara dimana organisasi akan mencapai tujuan-tujuannya, sesuai dengan peluang-peluang dan ancaman-ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi oleh sumberdaya dan kemampuan internal organisasi. Berdasarkan definisi tersebut, terdapat tiga faktor yang mempunyai pengaruh penting pada strategi yaitu lingkungan eksternal, sumberdaya dan kemampuan internal, serta tujuan yang akan dicapai. Strategi dalam suatu organisasi penting dibuat untuk mengetahui peluang-peluang dan ancaman-ancaman yang mempengaruhi keadaan organisasi.

Strategi yang dimiliki oleh dinas pendidikan kabupaten karo dalam menghadapi bencana alam erupsi gunung sinabung yang telah menyebabkan kerusakan infrastruktur pendidikan dan terhambatnya akses pendidikan pada korban bencana alam erupsi gunung


(43)

sinabung memberikan kemudahan bagi korban. Keterhambatan dari korban untuk mendapatkan pendidikan yang layak walaupun dalam keadaan yang buruk menjadi tanggung jawab bagi dinas pendidikan kabupaten karo untuk memberikan pelayanan pendidikan sebisa mungkin. Maka dari itu adapun strategi yang digunakan oleh dinas pendidikan kabupaten karo yaitu dengan tetap melangsungkan kegiatan belajar mengajar bagi para korban bencana erupsi gunung sinabung. Hal ini dinyatakan oleh kepala dinas pendidikan kabupaten karo dengan :

‘Kami selaku pihak dinas pendidikan kabupaten karo yang mengurus masalah pendidikan yang terjadi, khususnya saat ini masalah pendidikan pada korban bencana alam yaitu memberikan korban untuk tetap melangsungkan kegiatan belajar mengajar dengan menumpang di sekolah yang tidak mengalami kerusakan infrastruktur, dan para korban diberikan kekebasan untuk memilih tempat belajar mereka sesuai dengan posko pengungsisan tempat mereka yang terdekat untuk efesiensi terjadi” (Wawancara 22 April 2016, Saroha Ginting,

S.Pd, M.M, Kepala Dinas Kabupaten Karo)

Berdasarkan wawancara tersebut bahwa korban yang terdampak erupsi gunung sinabung diberikan tumpangan pada sekolah yang terdampak, serta kegiatan belajar mengajar mereka dilakukan dengan jadwal pagi dan siang hari. Pada pagi hari merupakan jadwal dari siswa yang tidakmengungsi untuk mendapatkan pendidikan, dan pada siang hari merupakan jadwal untuk siswa yang mengungsi di tempat itu. Demikian kegiatan belajar mengajar yang berlangsung serta dipadatkan dalam satu sekolah guna tetap berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.


(44)

Selain dari itu pihak dinas pendidikan kabupaten karo juga mengusulkna beasiswa kepada pemerintah pusat dalam membantu para korban untuk penanganan masalah biaya, karena melihat dari kondisi yang terjdai masyarakat harusnya mengalami masa yang sulit dalam penurunan pendapatan serta harusnya mengungsi di posko-posko yang disediakan oleh pemerintah. Hal ini diakui oleh sekretaris dari dinas pendidikan kabupaten karo yaitu

“Kami telah mengusulkan anjuran beasiswa kepada pemerintah setempat, maupun pusat, dan hal ini direspon positif untuk mendukung biaya siswa yang terdampak”( Wawancara 22 April 2016, Sekretaris : Amrin Sinulingga)

Dengan mengusulkan beasiswa untuk menunjang kegiatan belajar mengajar mereka maka adapun strategi yang dilakukan yaitu dengan mendata sekolah yang rusak serta memperbaiki infrastuktur pendidikan yang telah mengalami kerusakan akibat dari bencana alam yang menimpa.Dalam hal ini diakui oleh kepala bidang perencanaan di dinas pendidikan kabupaten karo yang menyatakna bahwa

“Kami merelokasi sekolah yang rusak ke salah satu tempat yang bernama Siosar, hal ini memungkinkan lebih efisiensinya kegiatan belajar mengajar pada korban bencana alam, dan sekarang dalam proses pembangunan” (Wawancara

25 April 2016, Kepala Bidang Perencanaan : Amir Pinem)

Strategi-strategi yang ditetapkan oleh dinas pendidikan kabupaten karo memberikan pengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi dalam rangka penanggulangan masalah pendidikan yang menimpa korban bencana alam gunung sinabung. Strategi yang digunakan memberikan dampak positif dalam pencapaian misi dan misi dinas pendidikan kabupaten karo berupa peningkatan kualitas pendidikan.


(45)

BAB V

ANALISIS DATA

Pada bab ini, peneliti akan membahas, mengolah serta menganalisis data yang telah dikumpulkan selama melakukan penelitian, baik dengan melakukan studi pustaka, melakukan wawancara kepada informan, serta juga melakukan pengamatan observasi dilapangan. Teknik analisis data yang akan digunakan yaitu analisis SWOT sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

5.1 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah instrumen yang digunakan untuk melakukan analisis strategis. SWOT merupakan akronim untuk Strengths, Weaknesses, Opportunitis, dan Threats dari organisasi yang semuanya merupakan faktor-fakor strategis. Analisis SWOT harus mengidentifikasi kompetensi langka perusahan yaitu keahlian tertentu dan sumber-sumber yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dan cara unggul yang mereka gunakan. Agar strategi perusahaan/organisasi disusun secara efektif, maka diperlukan adanya informasi tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berkaitan dengan kondisi dan situasi perusahaan/organisasi tersebut. Salah satu metode untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan/organisasi adalah analisis SWOT.

Berdasarkan pendekatan analisis SWOT maka dapat mengindentifikasikan faktor-faktor yang berada di lingkungan internal dan eksternal Dinas Pendidikan Kabupaten Karo sebagai bentuk kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk memberikan pedoman dalam menentukan strategi-strategi yang akan dikembangakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Karo dalam peningkatan kualitas pendidikan.


(46)

5.2 Lingkungan Internal Dinas Pendidikan Kabupaten Karo

Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel(kekuatan-kelemahan) yang ada didalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada dalam organisasi yang mencakup tentang sumber daya manusia, sumber daya fisik, dan kinerja yang dimiliki, sehingga diperoleh kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Karo. Lingkungan internal dapat memberikan gambaran berupa kekuatan yang dimiliki organisasi dan kelemahan yang ada di dalam organisasi.

Berdasarkan data yang telah diperoleh oleh peneliti didalam lapangan maka melalui analisis SWOT dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan internal Dinas Pendidikan Kabupaten Karo dalam menanggulangi masalah pendidikan pada korban erupsi gunung sinabung sehingga memberikan gambaran kekuatan dan kelemahan.

5.2.1 Sumber Daya Manusia

Keadaan sumber daya manusia merupakan peran penting keberlangsungannya suatu organisasi, hal ini dikarenakan kualitas sumber daya manusia mampu menentukan tujuan dari organisasi dalam pencapaian secara efektif dan efesien. Sonny Sumarsono (2003:4), sumber daya manusia atau human recources mengandung dua pengertian. Pertama, adalah usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal lain sumber daya manusia menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai kegiatan ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan atau masyarakat.


(47)

A. Kekuatan

Kekuatan merupakan kelebihan yang dimiliki oleh sumber daya manusia Dinas Pendidikan Kabupaten Karo yang menjadi fokus penelitian. Berikut ini akan dibahas faktor-faktor yang merupakan bagian dari kekuatan dalam menentukan strategi yang tepat untuk menanggulangi masalah pendidikan pada korban erupsi gunung sinabung yaitu :

1. Kualitas sumber daya manusia yang bekerja untuk Dinas Pedidikan Kabupaten Karo memiliki tingkat pendidikan yang baik dan mempunyai tingkat pendidikan minimal S1.

2. Dalam pengurusan masalah pendidikan yang terjadi di Kabupaten Karo diberikan tanggung jawab kepada orang-orang yang berpengalaman dan berwawasan, hal ini dapat dilihat dari golongan pegawai yang ada di Dinas Pendidikan Kabupaten Karo yang berstatus golongan pegawai tingkat tinggi.

3. Pemanfaatan kualitas sumber daya manusia di Dinas Pendidikan Kabupaten Karo sesuai dengan kemampuan masing-masing pegawai sehingga adanya pemahaman yang cukup akan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

4. Pembagian tugas dan wewenang di setiap kepala bagian di Dinas Pendidikan Kabupaten Karo tersusun secara sistematis

5. Adanya respon yang cepat dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karo dalam menanggapi masalah pendidikan dengan langsung memberikan wewenang kepada salah satu pegawai untuk terjun kelapangan melihat situasi pendidikan masyarakat. 6. Pihak kepala bagian dari Dinas Pendidkan Kabupaten Karo sesekali terjun melihat

masalah pendidikan akibat bencana alam ataupun masalah lainnya.

7. Menetapkan perencanaan strategis dalam menanggapi masalah pendidikan dilakukan dengan kerjasama yang baik.


(48)

B. Kelemahan

Adapun beberapa faktor kelemahan internal dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh dinas pendidikan kabupaten karo dalam menanggulangi masalah pendidikan terhadap korban erupsi gunung sinabung yaitu :

1. Dalam pembagian wewenang dan tugas masing-masing terhadap sumber daya manusia terlalu panjang meja birokrasi sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk implemetasi strategi yang telah ditetapkan.

2. Sumber daya manusia Dinas Pendidikan Kabupaten Karo memberikan solusi ataupun strategi terhadap masalah pendidikan pada korban erupsi gunung sinabung terlalu sedikit dan kurangnya peran dalam mengatasi segala permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh korban erupsi gunung sinabung.

3. Perencanaan strategis untuk peningkatan pendidikan bagi masyarakat karo khususnya pada korban erupsi gunung sinabung berjalan terlalu lama dan lambat. 4. Tidak adanya revolusi yang baru dari pihak internal dalam menangani

masalah-masalah pendidikan sehingga terkesan begitu-begitu saja dan terlihat menoton.

5.2.2 Sumber Daya Fisik

Sumber daya fisik adalah sumber daya yang dimiliki oleh organisasi dalam berwujud fisik yang berada dalam lingkungan internal organisasi. Adapun sumber daya fisik yang dimiliki oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Karo dapat dilihat dari dua jalur pendidikan dengan jalur pendidikan formal dan jalur pendidikan non-formal dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan masyarakat kabupaten karo.


(49)

A. Kekuatan

Kekuatan merupakan kelebihan yang dimiliki oleh sumber daya fisik dinas pendidikan kabupaten karo yang menjadi fokus penelitian. Berikut ini akan dibahas faktor-faktor yang merupakan bagian dari kekuatan dalam menemukan strategi yang tepat untuk menanggulangi masalah pendidikan pada korban erupsi gunung sinabung yaitu :

1. Adanya program pendidikan formal dan pendidikan informal. Bagi pendidikan formal diberikan fasilitas pendidikan yang sebagaimana mestinya pendidikan formal lainnya dan bagi pendidikan informal membentuk kelompok kelompok siswa yang kurang memahami pendidikan.

2. Terdapat banyaknya infrastruktur pendidikan yang tersebar di seluruh desa-desa yang ada dikabupaten karo guna menunjang peningkatan pendidikan masyarakat kabupaten karo

3. Terdapat fasilitas dalam setiap sekolah dapat dikatakan berstandar nasional bagi sekolah-sekolah SD, SMP dan SMA di Kabupaten Karo.

B. Kelemahan

Adapun beberapa faktor kelemahan internal dari sumber daya fisik yang dimiliki oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Karo dalam menanggulangi masalah pendidikan terhadap korban erupsi gunung sinabung yaitu :

1. Banyaknya infrastruktur pendidikan yang mengalami kerusakan akibat erupsi gunung sinabung dan tidak berfungsi sebagai tempat belajar.

2. Kurangnya dana dalam pembangunan infrastruktur pendidikan yang telah rusak. 3. Belum adanya perbaikan infrastruktur pendidikan sehingga banyaknya infrastruktur


(50)

5.3 Lingkungan Eksternal Dinas Pendidikan Kabupaten Karo

Kondisi eksternal adalah lingkungan yang berada di luar organisasi yang mempengaruhi tujuan organisasi ataupun keadaan yang dapat mendukung organisasi ataupun dapat memberikan ancaman bagi organisasi. Faktor eksternal diartikan sebagai faktor-faktor yang mengenai peluang dan ancaman yang berasal dari luar organiasi. Faktor eksternal berupa sosil budaya, politik, ekonomi, teknologi dan sebagainya. Dalam pelaksanaannya, apabila faktor eksternal dapat mendukung dan membantu faktor internal dalam pemenuhan tujuan yang telah ditetapkan, maka situasi ini dinamakan peluang. Namun apabila sebaliknya faktor eksternal tidak mendukung dalam pemenuhan tujuan yang ditetapkan maka situasi ini dikatakan dengan ancaman terhadap organisasi. Lingkungan eksternal memberikan gambaran tentang peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh sebuah organisasi dimasa kini dan yang akan datang.

5.3.1 Administrasi Pemerintahan Daerah

Sesuai dengan UU No. 32 tahun 2004, pemerintah daerah merupakan koordinator semua instansi sektoral dan kepala daerah yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pembinaan dan pengembangan wilayahnya. Pembinaan dan pengembangan tersebut mencakup segala bidang kehidupan dan bidang pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam bidang pendidikan pemerintah daerah setempat memberikan koordinasi dalam pembangunan pendidikan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah daerah setempat memberikan koordinasi dengan dinas pendidikan kabupaten karo dalam penanggulangan masalah pendidikan pada korban erupsi gunung sinabung sebagai bentuk koordinasi sektoral. Dengan kata lain pemerintah daerah dapat membeikan pengaruh baik itu bersifat positif maupun bersifat negatif.


(51)

A. Peluang

Adapun beberapa faktor peluang eksternal dari administrasi pemerintah daerahterhadap dinas pendidikan kabupaten karo dalam menanggulangi masalah pendidikan pada korban erupsi gung sinabung yaitu :

1. Adanya campur tangan pemerintah setempat untuk menangani masalah pendidikan pada korban bencana erupsi gunung sinabung mempermudah proses rencana strategi yang ditetapkan oleh dinas penddiikan kabupaten karo.

2. Mempermudah peningkatan pembangunan pendidikan pada korban erupsi gunung sinabung.

3. Memperlancar proses kegiatan belajar mengajar pada korban erupsi gunung sinabung melalui bantuan yang diberikan pemerintah setempat berupa alat transportasi.

4. Memperlancar kebutuhan pendidikan korban erupsi gunung sinabung mengenai izin-izin terkait masalah pendidikan.

B. Ancaman

Adapun beberapa faktor ancaman eksternal dari administrasi pemerintah daerah terhadap dinas pendidikan kabupaten karodalam menanggulangi masalah pendidikan pada korban erupsi gunung sinabung yaitu :

1. Dapat menimbulkan kesalahpahaman karena penyaluran bantuan-bantuan terhadap korban erupsi gunung sinabung antara pemerintah setempat dengan dinas pendidikan.

2. Kemungkinan kekuasaan pemerintah setempat lebih tinggi sehingga memonopoli masalah pendidikan.


(52)

5.3.2 Geografi

Faktor geografi yang dimaksud antara lain mencakup aspek keadaan alam dan sumber daya alam (SDA) sehingga dapat berpengaruh besar terhadap pembangunan pendidikan. Pengaruh ini dapat bersifat menunjang dan dapat pula bersifat menghambat. Tersedianya SDA merupakan faktor yang menunjang pendidikan baik langsung maupun tidak langsung. Keadaan geografi yang tidak menguntungkan antara lain keadaan pemukiman penduduk yang berpencar-pencar dan terpencil serta pemukiman yang padat merupakan kendala dalam upaya peningkatan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar.

A. Peluang

Adapun beberapa faktor peluang eksternal yang dimiliki oleh keadaan geografi daerahterhadap dinas pendidikan kabupaten karo dalam menanggulangi masalah pendidikan pada korban erupsi gunung sinabung yaitu :

1. Sumber daya alam yang merupakan potensi terbesar dari penghasilan masyarakat karo memberikan peluang berupa dukungan dana, penyediaan fasilitas pendidikan ataupun penyelenggaraan pendidikan terhadap korban erupsi gunung sinabung. 2. Adanya penurunan produksi pertanian akibat erupsi gunung sinabung

memungkinkan munculnya industri-industri kecil bagi masyarakat.

3. Timbulnya daya kreasi bagi masyarakat pengungsi untuk mendapatkan kebutuhan sehari-hari karena sumber daya alam yang kurang memadai.

4. Timbulnya pengusaha pengusaha ladang ataupun industri yang membuka lapangan pekerjaan bagi korban erupsi gunung sinabung.


(53)

B. Ancaman

Adapun beberapa faktor ancaman eksternal dari keadaan geografi terhadap dinas pendidikan kabupaten karo dalam menanggulangi masalah pendidikan pada korban erupsi gunung sinabung yaitu :

1. Adanya penurunan produksi pertanian menghambat orang tua dalam membiayai pendidikan anak-anak mereka.

2. Keadaan alam yang sedang buruk akibat erupsi gunung sinabung menyebabkan masyarakat berpencar ke posko-posko terdekat guna melangsungkan hidup dan berpengaruh buruk bagi anak-anak mereka.

3. Kesibukan orang tua mencari pekerjaan menyebabkan kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak-anak sehingga menurunkan prestasi belajar mereka.

4. Keberadaan korban erupsi gunung sinabung yang bertempat tingal di posko-posko menyebabkan terganggunya proses belajar anak-anaknya dan kurangnya saran dan prasarana belajar di posko-posko pengungsian.

5.3.3 Ekonomi.

Bidang ekonomi merupakan penggerak utama pembangunan seiring dengan pengembangan kualitas SDM. Oleh karena itu, pembangunan di bidang pendidikan yang merupakan bagian dari upaya peningkatan SDM memegang peranan yang sangat penting. Melalui pendidikan diharapkan dapat terbentuk manusia yang berkualitas sebagaimana yang dicita-citakan, yaitu manusia yang memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan untuk mendukung pembangunan ekonomi, sosial budaya dan berbagai bidang lainnya secara serasi dan seimbang (harmonis).


(54)

A. Peluang

Adapun beberapa faktor peluang eksternal dari keadaan ekonomi daerahterhadap dinas pendidikan kabupaten karo dalam menanggulangi masalah pendidikan pada korban erupsi gunung sinabun g yaitu :

1. Peningkatan ekonomi mampu menunjang peningkatan pendidikan korban erupsi gunung sinabung.

2. Adanya muncul industri-industri kecil memberikan kesempatan kerja bagi korban erupsi gunung sinabung dan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat kabupaten karo.

3. Adanya kerajian-kerajinan tangan yang di buat oleh korban erupsi gunung sinabung dapat meningkatkan pendapatan ekonomi.

B. Ancaman

Adapun beberapa faktor ancaman eksternal dari keadaan ekonomi masyarakat terhadap dinas pendidikan kabupaten karo dalam menanggulangi masalah pendidikan pada korban erupsi gunung sinabung yaitu :

1. Terhambatnya biaya pendidikan anak-anak korban erupsi gunung sinabung akibat penurunan produksi pertanian dan penurunan pendapatan.

2. Tidak adanya sumbangan dari masyarakat dalam pemberian sarana pendidikan karena masyarakat mengalami penurunan pendapatan yang disebabkan erupsi gunung sinabung.

3. Terganggunya proses pembangunan pendidikan akibat dukungan ekonomi yang kurang memadai.


(55)

5.3.4 Sosial Budaya

Suatu analisis mengenai realita sosial berupa fenomena dan keadaan yang ada dalam masyarakat yang berhubungan dengan aktivitas proses pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan oleh dinas pendidikan kabupaten karo. Fenomena-fenomena tersebut dapat dilihat dari sikap pro dan kontra masyarakat dalam keterlibatan pelaksanaan strategi yang ditetapkan oleh dinas pendidikan kabupaten karo.

A. Peluang

Adapun beberapa faktor peluang eksternal yang dimiliki oleh keadaan sosial budaya daerahterhadap dinas pendidikan kabupaten karo dalam menanggulangi masalah pendidikan pada korban erupsi gung sinabung yaitu :

1. Adanya partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan demi peningkatan mutu pendidikan korban erupsi gunung sinabung.

2. Adanya tingkat kesadaran masyarakat untuk lebih mementingkan pendidikan dan menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama bagi kebutuhan anak-anak korban erupsi gunung sinabung.

3. Adanya dukungan orang tua dalam keberlangsungkan proses belajar memberikan dampak positif bagi pembentukan karakter anak-anak korban erupsi gunung sinabung

4. Tidaknya adanya fasilitas pendidikan yang memadai di tempat posko-posko pengungsian menumbuhkan motivasi bagi orangtua untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka di sekolah yang telah ditetapkan oleh pihak dinas pendidikan kabupaten karo.


(56)

B. Ancaman

Adapun beberapa faktor ancaman eksternal dari keadaan sosial budaya terhadap dinas pendidikan kabupaten karo dalam menanggulangi masalah pendidikan pada korban erupsi gunung sinabung yaitu :

1. Perilaku anak-anak korban erupsi gunung sinabung yang kurang terarah karena kurangnya pengawasan orang tua.

2. Perkembangan dan pergaulan anak-anak korban erupsi gunung sinabungk di dalam posko-posko pengungsian mempengaruhi kegiatan belajar mengajar mereka sehingga memberikan dampak yang negatif.

3. Timbulnya kemalasan siswa korban erupsi gunung sinabung yang mengungsi akibat keadaan dari bencana erupsi gunung sinabung.

4. Penurunan prestasi belajar siswa pengungsi erupsi gunung sinabung.

5.3.5 Transportasi dan Komunikasi

Sarana dan prasarana perhubungan baik transportasi dan komunikasi merupakan sarana untuk memperpendek jarak antara daerah satu dengan yang lain. Transportasi merupakan alat angkut baik transportasi darat (kereta api, bus, mobil pribadi, sepeda motor, sepeda dan lain-lain), maupun transportasi perairan (kapal laut, motor boat, perahu, dan lain-lain) dan transportasi udara, sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Semua sarana tersebut ditujukan untuk memperlancar arus barang dan jasa dari satu tempat ke tempat lain, meningkatkan mobilitas manusia ke tempat tujuan baik dari pedesaan sampai ke perkotaan, daerah perbatasan sampai ke daerah terpencil, ataupun membantu kemudahan siswa dari tempat tinggal menuju ke sekolah.


(1)

vi DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ... i

Abstrak ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian... 8

1.5 Kerangka Teori ... 9

1.5.1 Manajemen Publik ... 9

1.5.1.1 Pengertian Manajemen Publik ... 9

1.5.1.2 Fungsi Manajemen Publik ... 11

1.5.2 Manajemen Strategi ... 15

1.5.2.1 Pengertian Strategi ... 15

1.5.2.2 Klasifikasi Strategi... 16

1.5.2.3 Peranaan Strategi ... 17

1.5.2.4 Konsep Manajemen Strategi ... 18


(2)

vii

1.5.3 Analisis Swot Sebagai Proses Manajemen Strategi ... 24

1.5.4 Dampak Bencana Erupsi Gunung Sinabung ... 27

1.5.4.1 Pengertian Dampak ... 27

1.5.4.2 Pengertian Bencana... 27

1.6 Defenisi Konsep ... 35

1.7 Sistematika Penulisan ... 36

BAB II METODE PENELITIAN ... 38

2.1 Bentuk Penelitian ... 38

2.2 Lokasi Penelitian ... 39

2.3 Informan Penelitian ... 39

2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 40

2.5 Teknik Analisis Data ... 42

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 43

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Karo ... 43

3.1.1 Sejarah Singkat Terbentuknya Kabupaten ... 43

3.1.2 Keadaan Geografis Kabupaten Karo ... 47

3.2 Gambaran Umum Dinas Pendidikan Kabupaten Karo ... 50

3.2.1 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Karo ... 50

3.2.2 Visi Dan Misi Dinas Pendidikan Kabupaten Karo ... 54

3.2.4 Tugas Dan Fungsi Dinas Pendidikan Kabupaten Karo ... 56

BAB IV PENYAJIAN DATA ... 57


(3)

viii

4.2 Kondisi Lingkungan Internal Dinas Pendidikan Kabupaten Karo ... 58

4.2.1 Sumber Daya Manusia ... 59

4.2.2 Sumber Daya Fisik ... 63

4.3 Kondisi Lingkungan Eksternal Dinas Pendidikan Kabupaten Karo ... 73

4.3.1 Administrasi Pemerintah Daerah ... 74

4.3.2 Geografi ... 76

4.3.3 Ekonomi ... 78

4.3.4 Sosial Budaya ... 79

4.3.5 Transportasi Dan Komunikasi ... 80

4.3 Strategi Dinas Pendidikan Kabupaten Karo Dalam Penanggulangan Masalah Pendidikan Pada Korban Erupsi Gunung Sinabung ... 83

BAB V ANALISIS DATA ... 86

5.1 Analisis SWOT ... 86

5.2 Lingkungan Internal Dinas Pendidikan Kabupaten Karo ... 87

5.2.1 Sumber Daya Manusia ... 87

5.2.2 Sumber Daya Fisik ... 89

5.3 Lingkungan Eksternal Dinas Pendidikan Kabupaten Karo... 91

5.3.1 Administrasi Pemerintah Daerah ... 91

5.3.2 Geografi ... 93

5.3.3 Ekonomi ... 93

5.3.4 Sosial Budaya ... 96


(4)

ix

5.4 Ringkasan SWOT... 99

5.4.1 Lingkungan Internal ... 99

5.4.2 Lingkungan Eksternal ... 100

5.5 Matriks SWOT ... 103

5.6 Strategi Penanggulangan Masalah Pendidikan Pada Korban Erupsi Gunung Sinabung ... 105

BAB VI PENUTUP ... 106

6.1 Kesimpulan ... 107

6.2 Saran ... 108


(5)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Matriks SWOT ... 25

Tabel 3.1 : Administrasi Pemerintah Kabupaten Karo Propinsi Sumatera Utara 2014 ... 48

Tabel 3.2 : Keadaan Geografi Tahun 2014... 49

Tabel 4.1 : Data Pokok SD dan MI Tahun 2015/2016 ... 65

Tabel 4.2 : Data Pokok SMP dan MTS Tahun 2015/2016 ... 67

Tabel 4.3 : Data Pokok SMA, MA dan SMK Tahun 2015/2016 ... 69

Tabel 4.4 : Jumlah Lembaga Pendidikan Non-Formal ... 70

Tabel 4.5 : Daftar Jumlah Sekolah Pengungsi Erupsi Gunung Sinabung ... 71

Tabel 4.6 : Keadaan Sosial Budaya dan Agama Tahun 2014 ... 80

Tabel 4.7 : Transportasi dan Komunikasi Tahun 2014... 82

Tabel 5.1 : Matriks SWOT Penanggulangan Masalah Pendidikan pada Korban Erupsi Gunung Sinabung ... 104


(6)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 : Kondisi Sekolah SMP N 1 NAMAN TERAN ... 4 Gambar 3.1 : Struktur Organiasai Dinas Pendidikan Kabupaten Karo ... 53 Gambar 4.1 : Korban Erupsi Gunung Sinabung Sedang

Melakukan Proses Belajar... 62 Gambar 4.1 : Kondisi SMP N 1 NAMANTERAN ... 72 Gambar 4.2 : Siswa Terdampak Mengunakan Fasilitas Dari Pemerintah ... 75