BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Social Phobia
2.1.1. Definisi Social Phobia
Istilah social phobia pertama kali diciptakan oleh Janet pada tahun 1903 dalam Heimberg dkk, 1995 untuk menggambarkan pasiennya yang cemas ketika diamati oleh
orang lain saat sedang berbicara, atau melakukan aktivitas seperti bermain piano dan menulis. Sindrom pemalu, social anxiety dan social avoidance sendiri telah diketahui
sejak masa Hippocrates dalam Heimberg dkk, 1995. Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fourth Edition Text Revised DSM-IV-TR;
APA, 2004 social phobia atau juga sering diistilahkan dengan social anxiety disorder adalah ketakutan yang menetap dan berlangsung terus menerus terhadap satu atau lebih
situasi sosial atau muncul ketika ia harus tampil di hadapan orang yang belum dikenal dengan baik atau pada situasi ketika dirinya diamati oleh orang lain. Karakteristik utama
dari social phobia adalah ketakutan yang berlebihan bahwa dirinya akan dilihat dan diamati oleh orang lain. Individu dengan social phobia merasa sangat terganggu dengan
adanya kemungkinan bahwa ia akan melakukan kesalahan atau menunjukkan tanda- tanda kecemasan yang akhirnya membuat ia dipermalukan di depan orang lain.
2.1.2. Kriteria diagnostik social phobia
Berikut adalah kriteria diagnostik social phobia berdasarkan DSM-IV TR APA, 2004:
A. Ketakutan yang menetap dan berlangsung terus menerus terhadap satu atau lebih situasi sosial atau situasi saat harus tampil di hadapan orang yang belum dikenal
Universita Sumatera Utara
dengan baik atau situasi ketika dirinya diamati oleh orang lain. Individu merasa takut dirinya akan melakukan sesuatu yang memalukan atau menunjukkan gejala-gejala
kecemasannya di hadapan orang lain. Diagnosis social phobia dapat ditegakkan pada anak jika anak tersebut terbukti
memiliki kapasitas yang sesuai dengan usianya untuk membina hubungan sosial dengan orang yang telah dikenalnya dengan baik, kecemasan juga harus muncul pada
saat interaksi dengan teman sebaya, bukan hanya saat berinteraksi dengan orang dewasa.
B. Saat dihadapkan pada situasi sosial yang ditakuti, kecemasan akan muncul dalam bentuk serangan panik. Pada anak-anak, kecemasan muncul dalam bentuk perilaku
seperti menangis, tantrum, diam membisu, atau bersembunyi dari situasi sosial yang terdiri dari orang-orang yang belum dikenalnya.
C. Individu menyadari bahwa ketakutan yang ia rasakan adalah berlebihan dan tidak masuk akal. Pada anak-anak, kriteria ini tidak termasuk.
D. Individu menghindar dari situasi sosial yang ditakuti atau apabila tetap berada pada situasi tersebut, ia akan mengalami kecemasan yang hebat.
E. Perilaku menghindar, antisipasi kecemasan atau kesulitan yang dialami dalam situasi sosial yang ditakuti menimbulkan gangguan secara signifikan dalam rutinitas normal
individu, fungsi pekerjaan atau akademis, hubungan sosial atau individu terlihat tertekan dengan fobia yang dialaminya.
F. Jika individu berusia di bawah 18 tahun, maka gejala-gejala tersebut berlangsung selama sekurang-kurangnya 6 bulan.
G. Ketakutan atau perilaku menghindar bukan disebabkan oleh efek fisiologis dari suatu zat tertentu misalnya narkotika atau obat-obatan atau kondisi medis dan kondisi ini
tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lainnya.
Universita Sumatera Utara
H. Apabila disertai oleh kondisi medis atau gangguan mental lainnya maka ketakutan yang tertera pada kriteria A tidak berhubungan dengan kondisi tersebut.
Spesifikasi: Generalized: apabila kecemasan muncul hampir pada setiap situasi sosial
dipertimbangkan juga Avoidant Personality Disorder sebagai diagnosis tambahan.
2.1.3. Situasi yang ditakuti pada social phobia