air kecil, ia tidak berani pergi sendiri atau meminta orang lain untuk menemaninya sehingga ia sering menahan keinginan untuk buang air kecil. A juga tidak berani untuk
maju ke depan mengerjakan tugas dari guru. Berdasarkan perilaku-perilaku seperti di atas, dapat disimpulkan bahwa A
mengalami social phobia yaitu ketakutan yang menetap dan berlangsung terus menerus terhadap satu atau lebih situasi sosial atau ketika ia harus tampil di hadapan orang lain
yang belum dikenalnya dengan baik atau pada situasi ketika dirinya diamati oleh orang lain APA, 2004. Ketakutan ini terlihat dari perilakunya yang kerap kali menghindar
saat harus berinteraksi dengan orang lain yang belum terlalu dikenalnya baik di rumah, sekolah maupun tempat umum lainnya. Tidak hanya dengan orang dewasa, A juga
menghindar berinteraksi dengan teman-teman sebayanya sehingga ia cenderung tidak memiliki banyak teman dan sering menyendiri. Perilakunya tersebut menimbulkan
beberapa hambatan yaitu dalam fungsi akademis karena guru mengeluhkan A yang selalu menolak untuk maju ke depan mengerjakan tugas, serta dalam hubungan
sosialnya khususnya dengan teman-teman sebaya.
4.1.3. Analisa fungsional subjek 1
Berikut ini adalah analisa S-O-R-C subjek 1 pada beberapa situasi yaitu rumah, sekolah dan pusat perbelanjaan:
S Stimulus:
Saat ada acara di rumah saya
disuruh membuka
pintu
dan membantu
membawa piringgelas
kotor
ke belakang
O Organism: Cognitive C:
Saya akan
melakukan kesalahan
di depan, saya akan
dimarahi lagi,
orang lain akan memperhatikan
saya. Emotion E:
Saya merasa cemas
R Response:
Behavior: Menolak
melakukan pekerjaan itu
CConseque nce:
Positive: Merasa
tenang karena tidak
berinteraksi dengan
orang lain Negative:
Dimarahi ibu dan majikan
Universita Sumatera Utara
Gambar 4.1. Analisa fungsional subjek 1 di rumah
Gambar 4.2. Analisa fungsional subjek 1 di sekolah
Gambar 4.3. Analisa fungsional subjek 1 di area bermain
S Stimulus:
Saat jam
istirahat di sekolah,
teman- teman
sedang bermain di
luar kelas dan jajan
di kantin sekolah
O Organism: Cognitive C:
Tidak ada yang mau berteman
dengan saya, mereka akan
mengejek dan
mentertawakan saya, mereka akan
mengganggu saya.
Emotion E: Saya merasa cemas,
dan takut R
Response: Behavior:
Saya menyendi
ri di
dalam kelas
tugas
CConseque nce:
Positive: Merasa
tenang karena tidak
diganggu teman
Negative: Merasa
kesepian, merasa lapar
S Stimulus:
Saat diajak pergi
ke area
bermain oleh
majikan, anak-anak
lain sedang
asyik bermain
O Organism: Cognitive C:
Mereka akan pergi kalau
saya ikut
bermain bersama
mereka, mereka
tidak mau berteman dengan saya
Emotion E: Saya merasa cemas,
takut dan malu R
Response: Behavior:
Saya menyendi
ri dan
tidak mau bermain.
CConseque nce:
Positive: Merasa
tenang karena tidak
berinteraksi dengan
orang lain Negative:
Dimarahi oleh majikan
dan ibu, merasa
kesepian
Universita Sumatera Utara
Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa subjek 1 memiliki beberapa distorsi negatif yaitu:
The pessimist: saya akan melakukan kesalahan The repetitor: saya akan dimarahi lagi
The mind reader: orang lain akan memperhatikan saya Walking with blinder: mereka akan pergi kalau saya ikut bermain
Pick, pick, pick: mereka akan menertawakan dan mengejek saya
4.1.4. Pelaksanaan intervensi pada subjek 1