Definisi Coping Cat Konsep Teori dalam Program Coping Cat

2.2. Coping Cat

2.2.1. Definisi Coping Cat

Program Coping Cat dikembangkan oleh Philip C. Kendall, seorang ahli psikologi klinis yang memfokuskan terapinya pada anak-anak dan remaja. Program ini sendiri dikhususkan untuk penanganan gangguan kecemasan terutama untuk anak-anak berusia 7 hingga 13 tahun yang memenuhi kriteria diagnostik DSM-IV-TR untuk separation anxiety disorder, social phobia, dan generalized anxiety disorder. Coping Cat mengkombinasikan antara efektivitas pendekatan perilaku dan juga menekankan faktor-faktor kognitif yang berkaitan dengan kecemasan. Program ini juga melibatkan sumber dukungan sosial yang ada, seperti orang tua dan teman sebaya Kendal Hedtke, 2006. Secara keseluruhan, program Coping Cat bertujuan untuk mengajarkan kepada anak dalam mengenali tanda-tanda kecemasan dan menjadikannya isyarat untuk melakukan strategi pengendalian kecemasan. Program ini berdasarkan pada manual yang terstruktur untuk membangun keterampilan anak secara bertahap mulai dari mengidentifikasi proses kognitif yang terkait dengan kecemasan, menerapkan strategi kognitif untuk mengendalikan kecemasan dan mempraktikkannya secara langsung pada situasi yang menimbulkan kecemasan. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Coping Cat adalah suatu terapi yang bertujuan untuk membangun keterampilan anak dalam mengendalikan kecemasan dengan melibatkan pendekatan perilaku dan faktor-faktor kognitif yang terkait dengan kecemasan. Universita Sumatera Utara

2.2.2. Konsep Teori dalam Program Coping Cat

Teori Cognitive Behavioral Therapy CBT merupakan dasar dalam memahami Coping Cat Kendall. Hanya saja Kendall lebih memfokuskan penerapan CBT pada anak-anak dan remaja. Kendall mengemukakan definisi tersediri mengenai CBT yaitu sebuah amalgam; kombinasi yang rasional, suatu upaya yang bertujuan untuk mempertahankan efek positif yang terlihat dari prosedur perilaku dalam konteks yang fleksibel dengan melibatkan aktivitas kognitif dan pengalaman emosional klien dalam proses terapi untuk menuju pada perubahan Kendall dan Hollon, dalam Kendall, 2006. Sesuai dengan definisi tersebut, maka dalam terapinya Kendall menggunakan prosedur latihan aktif dan sesi yang terstruktur melalui penggunaan manual dan buku kerja serta strategi-strategi yang ditujukan untuk membawa perubahan pada pola pikir, emosi dan perilaku klien. Kendall 2006 memfokuskan terapinya dalam menangangi gangguan pada anak-anak dan remaja dengan mempertimbangkan perubahan-perubahan fisiologis serta aspek-aspek perkembangan lainnya yang terjadi pada fase tersebut. Selain itu terapinya tetap mengutamakan upaya untuk menyelesaikan masalah problem solving dengan melibatkan kekuatan-kekuatan kognitif yang mempengaruhi proses pengolahan informasi, mengkaitkannya dengan aspek sosial dan emosional, mempertimbangkan peran orang tua atau keluarga terhadap permasalahan yang dialami individu serta penekanan pada performa klien. Penerapan teori tersebut dilakukan melalui prosedur yang terstruktur dan berdasarkan pada manual. Menurut Kendall 2006, strategi kognitif untuk pemecahan masalah problem solving dapat dimaksimalkan melalui aktivitas-aktivitas dalam terapi yang bertujuan dan terencana. Berbagai cara dan model pengolahan informasi sangat mempengaruhi bagaimana individu memandang dunia dan menjalaninya. Proses pengolahan informasi Universita Sumatera Utara yang disfungsional harus dapat disadari dan dimodifikasi. Caranya dengan mengajarkan strategi kognitif baru untuk memperbaiki pola pikir yang salah pada anak-anak maupun remaja. Kendall 2006 berpendapat bahwa terapinya juga berkaitan erat dengan aspek emosi baik positif maupun negatif. Hal ini sangat mempengaruhi kemampuan kognitif dan perilaku individu karena ia menganggap bahwa kognisi, emosi dan perilaku saling berhubungan satu dengan yang lain. Kemampuan individu untuk memecahkan masalah juga membutuhkan pemahaman serta modifikasi terhadap kondisi emosi. Oleh karena itu dalam terapinya, Kendall sangat memperhatikan dan memfokuskan pada kondisi emosi klien. Aspek sosial dan interpersonal juga memberikan kontribusi yang tidak kalah pentingnya terhadap gangguan yang dialami klien. Kendall 2006 mempertimbangkan pentingnya hubungan sosial baik dengan keluarga maupun teman sebaya terhadap penyesuaian psikologis yang sehat. Klien harus memiliki kemampuan adaptasi serta coping yang efektif terhadap situasi sosial. Oleh karena itu dalam terapinya, Kendall melibatkan orang tua namun tentunya hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan bentuk gangguan yang dialami anak serta tahap perkembangannya. Pada anak dengan separation anxiety disorder, keterlibatan orang tua akan sangat berpengaruh dan memberi dampak positif. Sedangkan untuk kasus remaja yang mengalami depresi, akan lebih baik apabila orang tua tidak dilibatkan dalam sesi terapi karena mereka pada umumnya lebih nyaman menjalani terapi secara terpisah. Kendall 2006 melakukan prosedur dalam terapinya dengan berdasarkan pada manual yang terstruktur. Sama halnya dengan teori, struktur juga dapat memandu jalannya terapi, fokus pada tujuan yang ingin dicapai dengan mempertimbangkan pengalaman anak berkaitan dengan aspek kognitif, emosi, perilaku, sosial dan keluarga. Universita Sumatera Utara Manual dapat memudahkan terapis mengarahkan anak-anak dalam mengikuti jalannya terapi serta menentukan langkah selanjutnya yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Penting untuk diingat bahwa terapi berdasarkan manual bukanlah bersifat kaku melainkan ditujukan untuk diaplikasikan secara fleksibel Kendall dan Beidas, 2007. Terapis dapat melakukan adaptasi dalam proses terapi berdasarkan manual sesuai dengan kebutuhan klien selama tetap konsisten dengan strategi-strategi CBT. Kendall menggunakan buku kerja workbook Kendall dan Hedtke, 2006 untuk anak agar mereka dapat belajar dan melatih kemampuan yang baru diperolehnya secara terstruktur. Selain itu pemberian buku kerja juga konsisten dengan metode pembelajaran yang diperoleh anak-anak di sekolah. Terapi yang dirancang oleh Kendall 2006 menekankan pentingnya performa klien yang dalam hal ini adalah anak-anak dan remaja. Beberapa intervensi yang dilakukan pada orang dewasa pada umumnya bertujuan untuk membantu klien memperoleh insight atau pemahaman akan masalah yang dihadapinya. Sebaliknya, program intervensi yang difokuskan pada klien anak-anak dan remaja bertujuan untuk memperbaiki distorsi pada pola pikir, emosi, dan perilaku melalui praktek atau latihan secara langsung yang disertai oleh dorongan dan feedback dari terapis. Dengan demikian anak diharapkan mampu menggunakan kemampuan sosial dan kognitifnya dengan lebih baik. Selain itu latihan juga bertujuan untuk meningkatkan motivasi intrinsik klien khususnya bagi klien yang terlihat kurang bersemangat dalam menjalani terapi. Bagi klien usia anak dan remaja, perubahan tidak dapat diperoleh hanya melalui percakapan atau dialog karena tingkat perkembangan kognitif mereka yang belum memadai. Oleh karena itu mereka harus diberikan kesempatan untuk melatih strategi- strategi yang baru diperolehnya secara langsung. Universita Sumatera Utara

2.2.3. Komponen dalam Program Coping Cat Kendall