Deskripsi subjek 1 Pemaparan kasus 1 1. Data diri subjek 1

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

4.1. Pemaparan kasus 1 4.1.1. Data diri subjek 1 Berikut adalah data diri subjek 1 yang dituliskan dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.1. Data Diri Subjek 1 Nama inisial A Usia kronologis 8 tahun 4 bulan Jenis kelamin Perempuan Pendidikan Kelas 3 SD Pekerjaan ayah Supir angkutan umum Pekerjaan ibu Pembantu rumah tangga Suku bangsa Batak Agama Islam

4.1.2. Deskripsi subjek 1

Subjek pertama dalam penelitian ini adalah seorang anak perempuan berinisial A dengan usia kronologis 8 tahun 4 bulan. Ia merupakan anak ketiga dan anak perempuan satu-satunya dari empat bersaudara. Saat ini A duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar dengan tingkat kecerdasan yang tergolong rata-rata. Ayah A bekerja sebagai supir angkutan umum, sedangkan ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Mereka tinggal di sebuah rumah kecil yang berada dalam satu pagar dengan rumah majikannya. Menjadi anak perempuan satu-satunya dalam keluarga, membuat A cenderung lebih dimanja dan dituruti keinginannya dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain. Ayahnya adalah sosok yang tegas dan sehari-harinya kerap berbicara dengan suara keras baik terhadap ibu maupun anak-anaknya. Ayah juga tidak jarang memukul anak- anaknya apabila sedang marah meskipun ayah jarang memukul A. Sedangkan ibu adalah sosok yang lebih banyak diam dan penurut. Ibu jarang memarahi anak-anaknya Universita Sumatera Utara karena takut mereka akan dipukul oleh ayahnya. Ibu cenderung membela dan menutupi saat anaknya melakukan kesalahan terutama terhadap A. Sikap ibu tersebut pun membuat A menjadi tumbuh anak yang manja dan selalu menuntut agar keinginannya dituruti. Tinggal satu pagar dengan rumah majikan membuat anggota keluarga majikan juga berperan dalam mendisiplikan A dan saudara-saudaranya. Majikan ibu A sering menasihatinya agar tidak terlalu memanjakan anak-anaknya karena seharusnya orang tua yang mengatur anak, bukan sebaliknya. Majikan ibu A juga sering bersikap tegas dan bicara dengan suara keras terhadap A. Apabila A melakukan kesalahan, majikannya akan langsung menegur dan memarahi A. Menurut majikannya, A sangat manja sehingga harus dididik dengan keras. Ibu A pun akhirnya mulai mengubah sikapnya dan memukul A jika dia melakukan kesalahan. A sejak kecil tergolong anak yang pemalu, hingga kini A juga tidak terlalu banyak bicara dan memiliki banyak teman. Meskipun saat bersama dengan saudara- saudara kandungnya ia lebih dominan, namun tidak demikian halnya ketika A berhadapan dengan orang lain. Sehari-harinya, A sering diberikan tugas sederhana seperti membukakan pintu untuk tamu yang datang atau membantu saat ada acara tertentu di rumah majikannya. Namun, A selalu takut apabila melakukan pekerjaan di hadapan orang banyak, ia akan menolak untuk melakukan pekerjaan tersebut. Ketika bertemu dengan orang yang baru dikenalnya, A biasanya hanya diam dan berusaha untuk menghindar. A juga tidak pernah mau bermain di pusat perbelanjaan atau kolam renang, ia hanya diam di sudut dan mengamati anak-anak lainnya bermain. Demikian juga halnya di sekolah, A hanya memiliki dua orang teman yang biasa bermain dengannya. Namun apabila temannya tidak hadir ke sekolah, maka ia biasanya hanya akan duduk diam di kelas pada saat jam istirahat berlangsung. Apabila A ingin buang Universita Sumatera Utara air kecil, ia tidak berani pergi sendiri atau meminta orang lain untuk menemaninya sehingga ia sering menahan keinginan untuk buang air kecil. A juga tidak berani untuk maju ke depan mengerjakan tugas dari guru. Berdasarkan perilaku-perilaku seperti di atas, dapat disimpulkan bahwa A mengalami social phobia yaitu ketakutan yang menetap dan berlangsung terus menerus terhadap satu atau lebih situasi sosial atau ketika ia harus tampil di hadapan orang lain yang belum dikenalnya dengan baik atau pada situasi ketika dirinya diamati oleh orang lain APA, 2004. Ketakutan ini terlihat dari perilakunya yang kerap kali menghindar saat harus berinteraksi dengan orang lain yang belum terlalu dikenalnya baik di rumah, sekolah maupun tempat umum lainnya. Tidak hanya dengan orang dewasa, A juga menghindar berinteraksi dengan teman-teman sebayanya sehingga ia cenderung tidak memiliki banyak teman dan sering menyendiri. Perilakunya tersebut menimbulkan beberapa hambatan yaitu dalam fungsi akademis karena guru mengeluhkan A yang selalu menolak untuk maju ke depan mengerjakan tugas, serta dalam hubungan sosialnya khususnya dengan teman-teman sebaya.

4.1.3. Analisa fungsional subjek 1