Situasi yang ditakuti pada social phobia Karakteristik simptom social phobia

H. Apabila disertai oleh kondisi medis atau gangguan mental lainnya maka ketakutan yang tertera pada kriteria A tidak berhubungan dengan kondisi tersebut. Spesifikasi: Generalized: apabila kecemasan muncul hampir pada setiap situasi sosial dipertimbangkan juga Avoidant Personality Disorder sebagai diagnosis tambahan.

2.1.3. Situasi yang ditakuti pada social phobia

Secara umum, terdapat dua situasi yang ditakuti oleh individu dengan social phobia Liebowitz, dalam Heimberg dkk, 1995 yaitu: a. Situasi interaksi sosial Yang termasuk dalam situasi interaksi sosial adalah pesta, bertemu dengan orang asing, percakapan sehari-hari, berbicara dengan figur otoritas, mempertahankan kontak mata, bersikap asertif. b. Situasi performance Berbicara di hadapan sekelompok orang, makan atau minum di depan orang lain, menggunakan toilet umum, tampil di depan orang lain. Sebuah skala kemudian dikembangkan oleh Liebowitz untuk mengetahui tingkat kecemasan individu terhadap masing-masing tipe situasi sosial tersebut. Banyaknya situasi yang dicemaskan oleh individu dengan social phobia dapat bervariasi. DSM-IV- TR sendiri mengkhususkan dua jenis social phobia yaitu “generalized” apabila individu merasa cemas hampir pada setiap situasi sosial, dan “specific” jika kecemasan muncul hanya pada situasi tertentu, misalnya saat berbicara formal atau tampil di depan umum APA, 2004. Universita Sumatera Utara

2.1.4. Karakteristik simptom social phobia

Karakteristik simptom social phobia dapat dilihat melalui 3 aspek sebagai berikut Clarks dan Wells, dalam Crozier Alden, 2001: a. Aspek kognitif Individu dengan social phobia sangat mengkhawatirkan tentang bagaimana orang lain akan mempersepsikan dan menilai dirinya. Kecemasan pada individu dengan social phobia disebabkan oleh adanya distorsi kognitif berupa pikiran- pikiran negatif, persepsi akan kekurangan diri, standar yang tinggi saat tampil di hadapan orang lain, dan keyakinan irasional mengenai standar yang digunakan orang lain untuk menilai dirinya. Pada saat akan memasuki situasi sosial tertentu, individu dengan social phobia memikirkan secara detil tentang apa yang akan terjadi dan bagaimana dia akan menghadapi kesulitannya. Pikiran- pikiran negatif tersebut tetap ada saat ia telah masuk dalam situasi sosial tersebut. Bahkan setelah keluar dari situasi tersebut, individu masih membayangkan secara detil apa yang telah terjadi pada dirinya. b. Aspek perilaku Pada saat menghadapi situasi sosial yang ditakutinya, individu dengan social phobia kerap memunculkan avoidance behavior yang memiliki 3 bentuk sebagai berikut: - Avoidance Hal ini dilakukan dengan cara menghindar sepenuhnya dari situasi sosial yang ditakuti. - Escape Respon ini dilakukan apabila individu tidak mungkin menghindar sepenuhnya dari situasi sosial tertentu. Individu pun akhirnya memasuki Universita Sumatera Utara situasi tersebut namun kemudian berusaha untuk keluar dari situasi tersebut lebih awal. - Safety behaviorpartial avoidance Apabila avoidance dan escape behavior tidak mungkin dilakukan, maka individu dengan social phobia biasanya melakukan safety behaviorpartial avoidance yang digunakan untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan seperti misalnya menghindari kontak mata, berbicara dengan cepat, berbicara dengan suara pelan, atau duduk di kursi bagian belakang. c. Aspek fisiologis Individu dengan social phobia mengalami sejumlah reaksi somatis saat dihadapkan pada situasi sosial yang ditakutinya. Reaksi ini muncul akibat meningkatnya aktifitas sistem saraf otonom, adapun diantaranya adalah jantung berdebar kencang, wajah memerah, keringat, gemetaran, otot tegang, serta perut terasa tidak enak.

2.1.5. Faktor Etiologi