Mengembangkan coping self talk isi pikiran yang dapat membantu mengatasi

sangat takut sekali. Subjek juga dapat mengenali reaksi somatisnya saat cemas, ia mengatakan mengatakan bahwa saat itu ia dapat merasakan dirinya sedang takut dari jantungnya yang berdebar kencang. Peneliti kembali memberikan stiker atas usaha subjek untuk mengerjakan tugas ini. Pada sesi ini juga peneliti memberikan kesempatan kepada subjek untuk menukar stiker yang selama ini telah dikumpulkannya dengan sebuah hadiah kecil untuk meningkatkan keyakinan akan kemampuan dirinya. Peneliti mulai memperkenalkan tentang bagaimana tubuh dapat terasa tegang dan kaku. Peneliti mengajak subjek untuk berpura-pura menegangkan tubuh seperti robot. Peneliti lalu mengajak subjek untuk melemaskan tubuh seperti boneka dari kain. Selanjutnya subjek diajak untuk membedakan antara saat ia menjadi robot dan boneka kain. Subjek disini mengatakan bahwa ia lebih suka saat menjadi boneka kain karena tubuhnya terasa lemas dan santai, sedangkan saat menjadi robot tubuhnya terasa tegang. Kemudian, peneliti memperlihatkan gambar otot-otot yang ada dalam tubuh manusia sambil mengajak subjek untuk menegangkan bagian otot yang ada dalam gambar. Peneliti mulai mengajarkan teknik relaksasi menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya seperti ibaratnya meniup balon. Peneliti disini juga memperlihatkan video agar subjek lebih mudah memahaminya. Subjek terlihat antusias dan mencoba melakukan prosedur ini beberapa kali. Prosedur selanjutnya adalah melakukan progressive muscle relaxation. Peneliti meminta subjek untuk menutup mata dan mendengarkan petunjuk dari terapis. Peneliti mengajak subjek berpura-pura sedang memegang jeruk di tangan sebelah kanan, dan menginstruksikan subjek untuk memerasnya dengan kuat. Lalu subjek diminta untuk melepasnya cepat-cepat dan merasakan perbedaannya. Prosedur ini dilakukan juga pada bagian otot lainnya. Subjek terlihat antusias dan memahami prosedur relaksasi ini. Peneliti menutup pertemuan dengan memberikan tugas dan meminta subjek untuk melakukan latihan relaksasi di rumah dan melaporkan bagaimana prosesnya. E = EXPECTING BAD THINGS TO HAPPEN? Sesi 4: mengenali dan memodifikasi anxious self talk Tujuan: 1. Memahami fungsi self talk dan pengaruhnya terhadap respon yang muncul saat cemas 2. Mengidentifikasi anxious self talk isi pikiran saat cemas

3. Mengembangkan coping self talk isi pikiran yang dapat membantu mengatasi

rasa cemas Jalannya sesi: Pertemuan diawali dengan membahas tugas dari pertemuan sebelumnya. Subjek mengatakan bahwa ia berlatih relaksasi dengan cara melemaskan tubuhnya seperti boneka kain dan menegangkan tubuhnya seperti robot. Berdasarkan hasil tersebut, subjek terlihat masih kurang memahami bagaimana cara melakukan latihan relaksasi. Oleh karena itu peneliti kembali mengulang sedikit mengenai latihan relaksasi agar subjek lebih memahaminya. Subjek juga menuliskan dua kejadian yang dialami yang membuatnya cemas. Kejadian pertama saat ia dimarahi ibu guru karena hanya diam di kelas dan tidak keluar saat jam istirahat. Reaksi tubuhnya saat itu adalah jantungnya berdebar-debar dan tangannya gemetar dan dingin. Kejadian kedua yaitu pada saat seorang temannya memarahinya. Nilai ketakutannya pada saat itu adalah 6. Peneliti pun memuji usaha yang dilakukan subjek dan memberikannya stiker untuk dikumpulkan. Peneliti memperkenalkan konsep self talk isi pikiran kepada subjek dengan memperlihatkan gambar seseorang dengan sebuah gelembung kosong diatas kepalanya. Gelembung itu disebut dengan gelembung pikiran yang berisikan hal-hal yang sedang Universita Sumatera Utara dipikirkan oleh orang tersebut. Peneliti mengajak subjek untuk menebak isi pikiran dari karakter yang ada dalam gambar. Subjek pada awalnya terlihat ragu-ragu untuk menebaknya namun perlahan-lahan setelah dicontohkan oleh peneliti maka subjek dapat memberikan jawaban yang bagus. Subjek dapat memahami bahwa isi pikiran yang berbeda akan menghasilkan perasaan dan tindakan yang berbeda pula. Peneliti kemudian menyampaikan bahwa langkah kedua mengendalikan kecemasan adalah E expecting bad things to happen?. Peneliti dalam hal ini membuat istilah yang lebih mudah dipahami subjek yaitu A Apa isi pikiranku yang membuatku takut?. Langkah ini dilakukan dengan mencari tahu apa isi pikiran kita yang menyebabkan kita merasa takut. Peneliti pun mencontohkan bagaimana cara untuk menantang isi pikiran negatif tersebut dan mencari bukti untuk menguatkannya. Setelah itu subjek melakukan role play untuk memonitor isi pikirannya sambil membayangkan dirinya sedang berada di kelas pada jam istirahat. Subjek mengatakan bahwa ia berpikir takut keluar kelas karena tidak ada yang mau berteman dengannya, jika ia keluar maka teman-teman akan menganggunya, jika ia ke kantin maka teman-teman akan mendorongnya. Peneliti kemudian menantang pikiran subjek dengan menanyakan apa bukti-bukti yang menunjukkan kalau isi pikiran subjek memang benar. Subjek menjawab bahwa ia juga tidak yakin apakah teman-temannya akan mengganggunya karena selama ini ia memang jarang keluar kelas. Ia terbiasa duduk di dalam kelas sambil membaca buku, sehingga teman-teman pun tidak mempedulikannya dan tidak ada yang mengajaknya bermain. Subjek juga pernah dimarahi oleh gurunya karena tidak bermain di luar kelas. Suatu waktu ia pernah jajan ke kantin bersama temannya dan ada beberapa orang murid yang mendorongnya. Subjek saat itu hanya diam dan kembali ke kelas. Berdasarkan bukti-bukti tersebut, peneliti kembali bertanya apa kemungkinan yang akan terjadi jika subjek mulai sekarang mencoba untuk keluar kelas saat jam istirahat. Peneliti bertanya apa yang harus dipikirkan oleh subjek saat jam istirahat untuk mengganti isi pikirannya yang negatif. Subjek mengatakan bahwa mungkin selama ini teman-temannya tidak ada yang mengajaknya bermain karena ia hanya duduk menyendiri di dalam kelas. Jika ia keluar kelas, mungkin teman-teman akan mengajaknya bermain. Peneliti memuji apa yang dilakukan oleh subjek sambil menjelaskan beberapa bentuk jebakan pikiran yang menyebabkan seseorang menjadi takut tanpa adanya bukti- bukti yang kuat. Pertemuan ini ditutup dengan memberikan tugas untuk pertemuan selanjutnya untuk membuat isi pikirannya pada situasi yang membuatnya takut. A = ATTITUDES AND ACTIONS THAT CAN HELP Sesi 5: mengembangkan keterampilam problem solving Tujuan: 1. Memahami konsep problem solving 2. Menggunakan strategi problem solving untuk mengendalikan kecemasan Jalannya sesi: Sesi ini diawali seperti biasanya dengan membahas homework assignment. Adapun tugas yang diberikan adalah menuliskan kejadian yang membuatnya cemas dan menggambarkan isi pikirannya saat itu. A menuliskan kejadian yang membuatnya cemas yaitu pada saat ia dimarahi oleh temannya. Yang ia pikirkan ketika itu adalah temannya tidak menyukainya dan pasti akan mendorongnya. A kemudian mengubah pikirannya tersebut dan menggantinya dengan berpikir bahwa temannya bukannya tidak menyukainya dan dia tidak akan mendorongnya. Peneliti lalu memberikan stiker kepada A. Universita Sumatera Utara Pada tahap ini, subjek diperkenalkan pada langkah ketiga dari strategi FEAR. Dalam hal ini peneliti menyesuaikannya dengan bahasa Indonesia yaitu huruf K Kalau begitu, aku harus melakukan sesuatu untuk mengatasi rasa takutku agar subjek lebih mudah memahaminya. Setelah memperoleh penjelasan dan melakukan beberapa latihan, subjek pun membuat beberapa rencana yang menurutnya berhasil untuk dilakukan ketika ia takut keluar kelas pada saat jam istirahat berlangsung. Adapun rencana-rencana tersebut antara lain: - Mencari seorang teman untuk menemaninya bermain - Pergi keluar dan bermain sendiri - Menghindar dari orang yang mengganggu - Mengatakan pada ibu guru kalau ada yang mengganggu Subjek selanjutnya melihat kembali rencana-rencana yang telah dibuatnya. Ia mengatakan diantara beberapa rencana tersebut, yang paling mungkin untuk dilakukan adalah mencari teman untuk bermain. Namun jika tidak ada yang bersedia maka ia akan pergi keluar dan bermain sendiri. Apabila ada yang mengganggunya maka ia berencana untuk mengatakannya pada guru sehingga anak yang mengganggunya tidak menganggap subjek anak yang penakut lagi. Pertemuan diakhiri dengan memberikan homework assignment. R = RESULTS AND REWARDS Sesi 6: Melakukan self rating dan self reward Tujuan: Memahami konsep self rating dan dapat memberikan reward terhadap diri sendiri berdasarkan usaha yang telah dilakukan Jalannya sesi: Pertemuan ini seperti biasanya diawali dengan membahas homework assignment yang telah dikerjakan oleh subjek. Berdasarkan tugas tersebut, terlihat bahwa subjek telah memahami bagaimana menerapkan ketiga langkah dari strategi FEAR yang telah dipelajarinya. Subjek menuliskan pengalamannya di sekolah, ketika ia merasa takut saat diganggu oleh teman-temannya. Ia menyadari rasa takutnya dari jantungnya yang berdebar kencang. Ia pun saat itu berpikir bahwa temannya itu tidak mau berteman dengannya, namun ia dapat mengubah pikiran negatifnya tersebut. Subjek pun kemudian mencoba mengajak anak itu berbicara. Peneliti memberikan pujian kepada subjek dan kembali memberikan stiker kepadanya. Subjek diberikan kesempatan untuk menukarnya dengan sebuah hadiah yaitu buku cerita kesukaannya. Peneliti kemudian memperkenalkan langkah selanjutnya dari stategi FEAR yaitu R results and rewards. Agar subjek mudah mengingatnya maka peneliti menyesuaikan singkatan FEAR dengan istilah dalam bahasa Indonesia yaitu TAKUT. Dengan demikian langkah R menjadi U Untuk usaha yang kulakukan, aku pantas mendapat hadiah. Subjek dapat memahami bahwa hadiah adalah sesuatu yang kita terima ketika kita puas dengan pekerjaan yang kita lakukan. Hadiah tidak selalu harus kita terima dari orang lain melainkan juga dari diri kita sendiri. Kata-kata sederhana juga bisa membuat kita merasa senang, misalnya “Yes, aku berhasil”. Subjek lalu menuliskan beberapa bentuk hadiah kecil yang dapat membuatnya senang diantaranya menonton film kartun kesukaannya, bermain, mendengarkan lagu kesukaannya, makan ice cream, makan ayam goreng dan membaca buku cerita. Setelah itu subjek berlatih untuk menilai usaha yang dilakukannya dengan menggunakan feelings barometer. Ia mengatakan apabila ia sudah berani bermain di luar dan tidak menyendiri di dalam kelas lagi maka ia akan merasa sangat senang. Peneliti kemudian merangkum kembali seluruh langkah FEAR yang telah dipelajari. Pertemuan diakhiri dengan tugas untuk menyusun strategi FEAR Universita Sumatera Utara yang akan dilatih pada pertemuan selanjutnya. SKILLS PRACTICE Sesi 7: Latihan menerapkan strategi FEAR pada situasi yang berada di posisi terendah dari fear ladder Tujuan: Memberikan subjek kesempatan untuk menerapkan strategi FEAR dalam situasi simulasi atau nyata secara bertahap berdasarkan tangga kecemasan yang telah disusunnya Jalannya sesi: Peneliti terlebih dahulu membahas tugas yang dikerjakan oleh subjek pada pertemuan sebelumnya. Ia menuliskan kejadian yang membuatnya cemas yaitu ketika ia berada di sekolah dan berpikir bahwa temannya akan mengganggunya dan tidak mau berteman dengannya. A pun menuliskan bahwa ia mengganti pikirannya dengan berpikir tidak apa kalau temannya tidak mau berteman dengannya, yang penting ia sudah berani mencoba. Ia pun mencoba untuk mengajak temannya tersebut belajar bersama. Ia menilai usahanya tersebut bagus sekali dan memberikan reward atas usahanya tersebut dengan mendengar lagu kesukannya sepulang sekolah. Peneliti memberikan pujian dan stiker kepada A. Subjek membuat strategi FEAR pada situasi yang berada pada posisi paling bawah dari tangga ketakutannya yaitu berdiri di depan pintu kelas sambil menyaksikan teman- temannya bermain. Ia merasa sedikit takut karena khawatir teman-teman akan melihatnya berdiri di depan pintu dan mengganggunya. Peneliti kemudian berpura-pura menjadi subjek dan mencontohkan cara menerapkan strategi tersebut. Terapis mengajak subjek untuk membayangkan sedang berada di dalam kelas dan terlihat teman-teman sedang bermain di luar. Subjek mengatakan bahwa ia merasa takut untuk berjalan ke arah pintu karena khawatir teman-teman akan melihat dan mengganggunya. Lalu ia berpikir jika teman-teman mengganggunya maka ia akan mengatakan pada ibu guru. Subjek pun mulai berjalan dan berhenti di depan pintu sambil melihat teman-temannya bermain selama beberapa saat. Peneliti memberikan pujian atas usahanya tersebut dan menanyakan bagaimana penilaian subjek terhadap usahanya tersebut. Ia mengatakan bahwa merasa senang karena sudah berani untuk berdiri di depan pintu selama beberapa saat sambil melihat teman-temannya bermain. Pertemuan diakhiri dengan memberikan homework assignment. Sesi 8: Latihan menerapkan strategi FEAR pada situasi yang berada di posisi kedua dari fear ladder Tujuan: Memberikan subjek kesempatan untuk menerapkan strategi FEAR dalam situasi simulasi atau nyata secara bertahap berdasarkan tangga kecemasan yang telah disusunnya Jalannya sesi: Pada pertemuan ini, situasi yang akan dilatih dengan menggunakan prosedur exposure adalah berjalan keluar kelas sebanyak sepuluh langkah. Peneliti terlebih dahulu membahas strategi FEAR yang telah disiapkan oleh subjek sambil memberikan stiker sebagai reward. Subjek mengatakan ia merasa sedikit takut bila harus berjalan keluar kelas karena berpikir teman-teman akan melihatnya dan mulai mengganggunya. Kemudian subjek mengganti pikirannya bahwa belum tentu mereka akan mengganggu, yang penting dicoba dulu agar mereka tidak menganggap dirinya penakut lagi. Tindakan yang akan dilakukannya adalah berjalan keluar kelas, dan jika berhasil ia mengatakan merasa senang karena sudah berani mencoba. Universita Sumatera Utara Peneliti mengajak subjek untuk mencoba latihan melakukan strategi tersebut. Setelah subjek siap, maka peneliti memintanya untuk mencoba melakukannya secara langsung. Subjek pun berjalan perlahan keluar dari kelas sebanyak sepuluh langkah dan lalu kembali lagi ke dalam kelas. Peneliti pun memberikan pujian atas usaha yang dilakukan subjek dan mengakhiri pertemuan dengan memberikan tugas menyusun strategi FEAR untuk pertemuan selanjutnya. Sesi 9: Latihan menerapkan strategi FEAR pada situasi yang berada di posisi ketiga dari fear ladder Tujuan: Memberikan subjek kesempatan untuk menerapkan strategi FEAR dalam situasi simulasi atau nyata secara bertahap berdasarkan tangga kecemasan yang telah disusunnya Jalannya sesi: Pada pertemuan ini, peneliti terlebih dahulu membahas tugas yang telah dikerjakan oleh subjek yaitu membuat srategi FEAR untuk dilatih pada tangga kecemasan subjek yang ketiga. Peneliti lalu memberikan stiker sebagai reward kepada subjek. Situasi yang akan dilatih adalah berjalan di dekat teman-teman yang sedang bermain di halaman sekolah. Subjek mengatakan ia merasa takut karena berpikir bahwa teman-teman akan mengganggu dan mengejeknya. Subjek lalu mengganti isi pikirannya dengan dicoba saja dulu kalau mereka mengganggu maka subjek akan melaporkannya pada ibu guru. Tindakan yang akan dilakukannya adalah berjalan di halaman sekolah dekat teman- teman yang sedang bermain. Reward yang akan diterimanya berupa kata-kata pujian dan toss dari peneliti. Peneliti mengingatkan subjek untuk menenangkan tubuhnya dengan cara menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Subjek pun kemudian mulai berjalan ke halaman sekolah meskipun ia terlihat lebih banyak menunduk. Peneliti pun memberikan pujian dan toss kepada subjek atas usaha yang dilakukannya. Pertemuan diakhiri dengan memberikan tugas untuk menyusun strategi FEAR yang akan dilatih pada pertemuan selanjutnya. Sesi 10: Latihan menerapkan strategi FEAR pada situasi yang berada di posisi keempat dari fear ladder Tujuan: Memberikan subjek kesempatan untuk menerapkan strategi FEAR dalam situasi simulasi atau nyata secara bertahap berdasarkan tangga kecemasan yang telah disusunnya Jalannya sesi: Situasi yang akan dilatih pada pertemuan kali ini adalah menyapa teman-teman yang sedang bermain. Peneliti terlebih dahulu membahas strategi FEAR yang telah disusun oleh subjek. Subjek merasa takut karena berpikir jika subjek mendekati mereka, maka mereka tidak mau berteman dengannya. Lalu subjek mengganti isi pikirannya dengan berpikir bahwa sebaiknya dicoba dulu, belum tentu mereka tidak mau berteman dengannya. Tindakan yang dilakukannya adalah menyapa temannya yang sedang bermain dan menanyakan apa yang sedang mereka lakukan. Reward yang akan diperoleh adalah coklat dan kata-kata pujian. Subjek mempersiapkan dirinya dan menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Ia lalu mulai berjalan mendekati dua orang anak perempuan, ia pun terlihat berbicara dengan mereka. Peneliti pun memberikan pujian kepada subjek dan sebatang coklat kesukaannya. Pertemuan diakhiri dengan memberikan tugas untuk menyusun strategi FEAR untuk pertemuan selanjutnya. Sesi 11: Latihan menerapkan strategi FEAR pada situasi yang berada di posisi Universita Sumatera Utara kelima dari fear ladder Tujuan: Memberikan subjek kesempatan untuk menerapkan strategi FEAR dalam situasi simulasi atau nyata secara bertahap berdasarkan tangga kecemasan yang telah disusunnya Jalannya sesi: Pada pertemuan kali ini, latihan akan dilakukan pada situasi dengan tingkat kecemasan yang lebih meningkat dibandingkan sebelumnya. Adapun situasi yang akan dipraktikkan adalah mengajak seorang teman untuk jajan ke kantin sekolah. Subjek merasa takut karena berpikir bahwa temannya akan menolak ajakannya dan tidak mau berteman dengannya. Subjek kemudian mengganti isi pikirannya dengan berpikir bahwa belum tentu mereka tidak mau menemaninya, dicoba saja dulu. Sebagai hadiah atas usahanya, subjek akan mendapatkan kata-kata pujian dan bermain sepulang sekolah. Subjek kemudian mencoba menerapkan strateginya tersebut dan terlihat bahwa ia dan temannya kemudian pergi ke kantin bersama-sama. Peneliti pun memberikan pujian kepada subjek dan mengakhiri pertemuan dengan memberikan tugas. Sesi 12: Latihan menerapkan strategi FEAR pada situasi yang berada di posisi tertinggi dari fear ladder Tujuan: Memberikan subjek kesempatan untuk menerapkan strategi FEAR dalam situasi simulasi atau nyata secara bertahap berdasarkan tangga kecemasan yang telah disusunnya Jalannya sesi: Pertemuan kali ini adalah untuk melatih keterampilan subjek dalam melakukan strategi pengendalian kecemasan pada situasi yang tertinggi dari tangga ketakutannya. Situasi tersebut adalah jajan di kantin sekolah. Subjek merasa takut karena berpikir bahwa teman-teman akan mendorong dan menganggunya di kantin. Subjek lalu mengubah isi pikirannya dan berpikir belum tentu mereka akan mengganggunya, jika ternyata benar maka subjek dapat melaporkannya pada ibu guru atau mencari teman untuk jajan di kantin. Tindakan yang dilakukan subjek adalah pergi ke kantin sekolah untuk jajan pada saat suasana kantin sudah tidak terlalu ramai. Peneliti pun memuji usaha yang dilakukan subjek dan melakukan toss sambil memberikan kata-kata untuk menyemangatinya. Peneliti kemudian merangkum seluruh strategi FEAR dan memberikan hadiah kepada A lalu mengakhiri terapi. 4.1.5. Hasil penelitian pada subjek 1 4.1.5.1. Hasil per Sesi