Kajian Mengenai Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Kelas II

17 Ketercapaian tujuan tersebut tidak lepas dari keberhasilan dalam proses belajar mengajar di kelas. Proses belajar-mengajar di kelas disusun sedemikian rupa agar menarik dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar bahasa Jawa sehingga tujuan mulok pilihan wajib bahasa jawa dapat tercapai.

B. Kajian Mengenai Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Kelas II

Sesuai dengan surat edaran Dikdasmen tahun 2009, kriteria usia siswa sekolah dasar sekurang-kurangnya 6 enam tahun, oleh karena itu Sekolah Dasar wajib menerima siswa dengan prioritas usia 7-12 tahun. Berdasarkan surat edaran tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa kelas II Sekolah Dasar rata-rata berusia 7-8 tahun. Menurut Angela dalam Suharjo, 2006:36 karakteristik siswa Sekolah Dasar antaralain sebagai berikut. 1. Kemampuan berfikir anak itu berkembang secara sekuensial dari konkrit menuju abstrak. 2. Anak harus siap menuju ke tahap perkembngan berikutnya dan tidak boleh dipaksakan untuk bergerak menuju tahap perkembngan kognitif yang lebih tinggi, misalnya dalam hal membaca permulaan, mengingat angka, dan belajar konservasi. 3. Anak memerlukan perkembangan kemampuan penggunaan bahasa yang dapat digunakan secara efektif di sekolah. 4. Setiap anak sebagai seorang individu, masing-masing memiliki cara belajar yang unik. Pandangan tersebut menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan berpikir anak usia 67-12 tahun bergerak secara sekuensial dari berfikir konkret menuju abstrak. Usia 7-12 tahun termasuk dalam kategori masa kanak-kanak akhir, dimana konsep pada awal masa kanak-kanak merupakan konsep yang samar-samar dan tidak jelas sekarang menjadi lebih konkret dalam Rita Eka, dkk, 18 2008:105. Sampai usia 8 tahun, menurut Rita Eka 2008:109 bacaan yang realistis mulai digemari oleh siswa laki-laki, seperti buku tentang petualangan, sejarah, hobi, dan olahraga sedangkan siswa perempuan lebih menyukai cerita- cerita tentang binatang, puisi, dan lain-lain. Rita Eka Izzaty, dkk 2008 : 105 – 117 juga mengemukakan dalam hal perkembangan bahasa, anak usia 7-8 tahun akan mengalami peningkatan dalam perbendaharaan kata. Anak akan mulai belajar dan menulis, serta merespon pertanyaan dari orang yang lebih dewasa. Anak akan mulai menyukai berbicara, karena makin banyaknya kosa kata yang dimiliki. Pada umumnya anak perempuan lebih banyak berbicara daripada anak laki- laki. Brady dalam Burhan, 2005:199 mengemukakan bahwa terdapat hal-hal tertentu yang menjadi dasar pemikiran dalam pengujian tahapan perkembangan anak, yaitu sebagai berikut. Pertama, pertimbangan ketertarikan anak terhadap suatu bacaan harus dilihat sebagai kriteria seleksi yang lebih penting daripada anggapan kecocokan yang dilakukan oleh kacamata dewasa. Kedua, pemahaman terhadap perkembangan anak secara umum dan terhadap tahapan perkembangan secara khusus akan memberikan informasi yang berharga dalam pemilihan bacaan anak. Ketiga, pemahaman terhadap tahapan perkembangan anak akan membantu dalam seleksi bacaan, tetapi itu bukanlah sesuatu yang kaku, bukan sebuah harga mati. Keempat, pemahaman kesesuaian dalam pemilihan bacaan dengan tahapan perkembangan anak perlu diperluas dengan mencakup kontribusi tiap tahapan itu. Selain itu, Burhan 2005:202 juga mengemukakan implikasi terhadap buku atau buku bacaan yang sesuai dengan karakteristik pada tahap 19 perkembangan intelektual usia 7-11 tahun tahap operasional konkret antara lain adalah buku atau buku bacaan yang memiliki karakteristik sebagai berikut. i Buku atau buku bacaan narasi atau eksplanasi yang mengandung urutan logis dari yang sederhana ke yang lebih kompleks. ii Buku atau buku bacaan yang menampilkan cerita yang sederhana misalnya jumlah tokoh yang dilibatkan. iii Buku atau buku bacaan yang menampilkan berbagai objek gambar secara bervariasi, bahkan mungkin yang dalam bentuk diagram dan model sederhana. iv Buku atau buku bacaan narasi yang menampilkan narator yang mengisahkan cerita, atau cerita yang dapat membawa anak untuk memproyeksikan dirinya ke waktu atau tempat lain. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa usia 6-12 memiliki kemampuan yang masih terbatas pada hal-hal konkret ataupun semi konkret. Dengan begitu proses berfikir pada siswa akan lebih mudah dengan melihat berbagai objek gambar secara bervariasi bahkan dalam bentuk diagram dan model sederhana. Anak dalam usia tersebut akan mengalami perkembangan bahasa dalam hal berbicara dan menulis. Untuk itu dalam proses pembelajaran siswa usia 6-12 tahun atau siswa sekolah dasar harus melalui pembelajaran secara langsung. Pembelajaran tersebut dapat dilakukan dengan proses pembelajaran student centered atau berorientasi pada siswa dengan menggunakan media-media yang dapat membantu proses berfikir dan perkembangan bahasa siswa terhadap materi suatu mata pelajaran. 20

C. Kajian Mengenai Media Pembelajaran