Develop Preliminary from of Product Pengembangan Produk

59 Gambar 4. Software Nero Express Essentials 4 Cutter, spidol, gunting, penggaris, double tape, dan scotlet bening, digunakan untuk membuat buku pinter araning kewan. 5 Kertas ivory 260 gram, digunakan untuk mencetak buku pinter araning kewan. 6 Karton 1 milimeter, digunakan untuk membuat isi buku. 7 Stiker chromo, digunakan untuk mencetak gambar hewan. d. Dalam pengembangan media buku pinter araning kewan ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti antara lain. 1 Mempersiapkan materi. 2 Mempersiapkan isi. 3 Mendesain gambar visual pendukung materi dan cerita dengan bantuan software Corel Draw X6. 4 Menyusun materi, isi, dan gambar menjadi sebuah buku, “Buku Pinter Araning Kewan”.

3. Develop Preliminary from of Product Pengembangan Produk

Langkah pengembangan media pembelajaran buku pinter araning kewan dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal berikut yaitu. 60 a. Melakukan Pengembangan Produk Pengembangan media Buku Pinter Araning Kewan ini memperhatikan beberapa hal yaitu. 1 Segi Media a Format tata ruang Dalam format tata ruang terdapat 2 indikator yaitu konsistensi format dari halaman ke halaman dan jarak spasi serta pemisahan format isi. Konsistensi format mengacu pada format layout pada setiap halaman. Setiap halaman dalam buku pinter araning kewan, layout yang digunakan dibuat sederhana dan sesuai dengan hewan yang ada dalam halaman tersebut. Seperti misalnya layout untuk hewan macan dan singa berupa gambaran lingkungan tempat mereka hidup, yakni sabana. Desain gambar dan layout menggunakan software CorelDRAW X6. b Gambar Terdapat 6 gambar hewan dalam 2 baris kotak dan layout yang sederhana. Setiap 1 baris kotak terdapat gambar hewan yang terdiri dari gambar hewan usia dewasa, gambar anak hewan, dan gambar hewan seperti sedang berbicara. Hal tersebut memudahkan siswa dalam menagkap dan memahami pesan yang disajikan secara visual. Warna yang digunakan dalam buku pinter araning kewan adalah beberapa warna khusus seperti merah, biru, kuning, dan coklat. Nilai warna lebih dipertajam untuk gambar hewan agar fokus siswa terpaku pada gambar hewan. 61 c Huruf Kesesuaian huruf penting diperhatikan agar komposisi pada setiap halaman dapat dipahami siswapengguna lainnya. Huruf yang sederhana dan gaya huruf yang mudah dibaca merupakan salah satu caranya. Buku Pinter Araning Kewan menggunakan huruf comic san MS dengan ukuran huruf 8 sampai 48pt. Elemen dalam setiap halaman Buku Pinter Araning Kewan disajikan dengan jumlah sedang pada setiap halaman. Teks yang menyertai visual tersebut dibatasi antara 15-20 kata agar sesuai dengan siswa, pesan yang ingin disampaikan, dan sesuai dengan lingkungan. d Spasi Ruang spasi kosong disekitar judul pada media buku pinter araning kewan diisi dengan layout suasana langit. Dalam setiap halamannya, barisan kotak hewan dibuat simetris dengan panjang 4 centimeter dan lebar 5 centimeter agar simetris dengan gambar hewan dalam isi buku ketika kotak barisan hewan ditarik. e Kesesuaian media Media buku pinter araning kewan dibuat untuk dapat mencapai 2 indikator dari 4 indikator yang ada pada kompetensi dasar 3.2. indikator tersebut adalah menirukan suara hewan tertentu yang dicapai dengan adanya CD interaktif dan indikator mendeskripsikan ciri-ciri hewan tertentu untuk ditebak teman. Agar siswa dapat mengenali cirri-ciri hewan tertentu maka penekanan dilakukan pada gambar hewan yang disajikan dengan warna yang lebih tajam agar terlihat sesuai dengan 62 aslinya dan menyesuaikan dengan karakteristik siswa kelas II yang masih pada tahap operasional konkret, yakni belajar dari sesuatu yang konkret atau semi konkret. f Kemampuan media Bentuk dalam setiap halaman buku pinter araning kewan dibuat persegi baik pada kotak barisan hewan maupun kotak untuk menulis jawaban siswa yang dapat dihapus jika masih belum tepat dan ditulis kembali setelah mengetahui jawaban yang tepat dengan cara menarik kotak dudut pada tepi buku. Gambar hewan yang disajikan adalah nyata gambar hewan dalam kehidupan sehari-hari hewan tersebut. Hal tersebut merupakan kemampuan media untuk menciptakan rasa senang siswa, alat bantu memahami informasi, mengulang apa yang dipelajari, stimulus belajar siswa, dan memberikan umpan balik dengan segera. g Efisiensi media Garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat menuntun perhatian siswa untuk mempelajari suatu urutan-urutan antara araning kewan, araning anak kewan, dan aran swaraning kewan. Hal tersebut bertujuan agar siswa dapat menggunakannya secara efisien terkait dengan waktu. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan media merupakan bahan-bahan yang mudah ditemukan dan low cost, seperti kertas ivory 230gr, scotlett bening, penghapus whiteboard, spidol boardmarker, CD, dan kertas stiker chromo. Semua bahan tersebut selain mudah didapat dan low price juga aman bagi siswa kelas II SD. 63 2 Segi materi Media pembelajaran buku pinter araning kewan menampilkan materi tentang araning kewan kelas II semester 1. Materi yang disajikan memperhatikan hal-hal berikut. a Relevansi Materi yang disajikan dalam buku pinter araning kewan adalah materi araning kewan kelas II SD dengan dua indikator yang disesuaikan dengan kompetensi dasar 3.2 yaitu mendeskripsikan benda-benda di sekitar. Berdasarkan kompetensi tersebut, maka indikator yang relevan adalah sebagai berikut. 1 Menirukan suara hewan tertentu 2 Mendeskripsikan ciri-ciri hewan untuk ditebak teman Materi araning kewan memiliki cakupan yang luas. Sesuai dengan standar nama-nama hewan untuk kelas II SD yaitu 35 hewan. Namun karena keterbatasan waktu, biaya dan peralatan, maka hewan-hewan yang dipakai dalam buku pinter araning kewan hanya berjumlah 13 ekor. Hewan tersebut dipilih dengan memperhatikan kesesuaian antara materi dan indikator. b Keakuratan Materi yang disajikan dalam buku pinter araning kewan adalah materi tentang nama hewan, nama anak hewan, dan sebutan suara hewan. 64 Materi disajikan dengan gambar hewan yang sesuai dengan kebenaran keilmuan dan sesuai dengan kehidupan siswa sehari-hari. c Kelengkapan sajian Buku pinter araning kewan memuat materi yang sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa yaitu mendeskripsikan benda-benda di sekitar. Kompetensi tersebut penting dikuasai oleh siswa karena siswa harus dapat mendeskripsikan benda-benda di sekitarnya seperti hewan dengan menggunakan bahasa sehari-hari mereka yaitu bahasa Jawa. hal tersebut termasuk dalam upaya pelestarian bahasa Jawa sebagai bahasa tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta. d Kesesuaian sajian dengan tuntutan pembelajaran yang terpusat pada siswa Sesuai dengan fungsi penggunaan media dalam proses pembelajaran adalah untuk melatih kemandirian serta mempermudah pengguna atau siswa dalam memahami materi, maka guru dalam proses pembelajaran berperan sebagai fasilitator sedangkan pengguna atau siswa berinteraksi secara langsung dengan media. Selama proses pembelajaran, media berperan sesuai dengan fungsi dan keunggulan-keunggulan yang dimiliki. Manfaat dan fungsi media pembelajaran dapat membuat siswa 1 mengamati benda yang sukar dikunjungi baik karena jarak, berbahaya, atau terlarang, seperti gajah, macan, singa, dan ular, 2 memperoleh gambaran jelas tentang benda berukuran terlalu besar atau terlalu kecil seperti nyamuk, dan 3 65 mendengar suara yang sukar ditangkap oleh telinga secara langsung seperti suara gajah, ular, macan, dan singa. Oleh karena itu, disinilah media pembelajaran berperan sesuai dengan manfaat dan fungsinya. e Cara penyajian Penyajian materi araning kewan dalam media pembelajaran buku pinter araning kewan dikemas dengan tampilan cover berupa gambar kartun hewan-hewan dengan background suasana langit biru. Pembukaan materi juga menyajiakan pandom atau panduan penggunaan buku untuk membantu siswa membangun pengetahuan awalnya sendiri. Penyajian media pembelajaran buku pinter araning kewan didesain agar dapat mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran bahasa Jawa tentang araning kewan. Dalam desain penyajiannya, perlu diperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan kemudahan pengguna. Maka untuk mempermudah pengguna dalam hal ini adalah siswa maka peniliti menyediakan petunjuk penggunaan media dengan contoh 1 hewan yakni gajah. Dalam contoh atau panduan penggunaan tersebut siswa akan diarahkan untuk melengkapi nama hewan araning kewan, nama anak hewan araning anak kewan, dan sebutan suara hewan araning swarane kewan.Dalam penutup materi, hal pokok yang diperhatikan adalah feedback yang dapat siswa dapatkan dari sebuah media. Dalam hal ini, media buku pinter araning kewan memberi feedback yang berupa kawruh bahasa Jawa serta pesan moral untuk menyayangi binatang 66 peliharaan. Hal tersebut merupakan upaya agar siswa peduli terhadap bahasa Jawa dan peduli terhadap hewan. f Kesesuaian bahasa dengan kaidah bahsa Jawa yang baik dan benar Dalam penyampaian materi, buku pinter araning kewan menggunakan bahasa Jawa ngoko atau bahasa Jawa. Beberapa nama anak dan sebutan suara hewan masih jarang dimengerti oleh siswa, oleh karena itu buku pinter araning kewan dilengkapi dengan kawruh bahasa Jawa yang membantu sisa memahami nama hewan, nama anak hewan, dan sebutan suara hewan. g Keterbacaan dan keterkomunikatifan Bahasa merupakan unsur yang penting dalam suatu media yakni sebagai alat komunikasi untuk penyampaian materi atau informasi, oleh karena itu dalam media pembelajaran buku pinter araning kewan ini peneliti tidak menggunakan istilah-istilah yang sulit dipahami siswa. Kalimat yang terdapat dalam buku ini dibuat sesuai dengan tingkat pemahaman siswa kelas II yaitu bahasa Jawa ngoko alus. b. Melakukan Validasi Produk Media Media yang telah selesai dibuat untuk selanjutnya dilakukan validasi untuk segi materi dan segi medianya. Validasi tersebut dilakukan oleh dosen ahli materi dan dosen ahli media. validasi dilakukan agar mediaproduk yang dikembangkan memiliki kelayakan awal untuk digunakan dalam kegiatan uji coba di lapangan. Selain memberikan penilaian perihal kelayakan media sesuai dengan indikator pada instrument, validator juga memberikan kritik 67 dan sarannya sebagai masukan untuk perbaikan media yang dikembangkan. Dari kegiatan validasi tersebut yang didapatkan adalah sebagai berikut. 1 Data hasil validasi ahli materi Validasi ahli materi dilakukan oleh ibu Venny Indria Ekowati, M. Litt. Dosen jurusan Pendidikan Bahasa Jawa FBS UNY. Aspek yang divalidasi antaralain aspek relevansi, keakuratan, kelengkapan sajian, kesesuaian sajian dengan tuntutan pembelajaran yang terpusat pada siswa, cara penyajian, kesesuaian bahasa dengan kaidah bahasa Jawa yang baik dan benar, serta keterbacaan dan keterkomunikatifan. Hasil dari validasi tersebut dijelaskan sebagai berikut. a Validasi tahap pertama Validasi tahap pertama dilakukan pada tanggal 25 September 2015. Validasi ahli materi tahap pertama memperoleh data yang terdapat pada Tabel 7 sebagai berikut. Tabel 7. Hasil Penilaian Ahli Materi Tahap Pertama No Aspek ∑ Butir ∑ Nilai Rata-rata Kategori 1. Relevansi 5 16,00 3,20 Cukup 2. Keakuratan 3 9,00 3,00 Cukup 3. Kelengkapan sajian 2 7,00 3,50 Baik 4. Kesesuaian sajian dengan tuntutan pembelajaran yang terpusat pada siswa 4 15,00 3,75 Baik 5. Cara penyajian 3 9,00 3,00 Cukup 6. Kesesuaian bahasa dengan kaidah bahasa Jawa yang baik dan benar 3 6,00 2,00 Kurang 7. Keterbacaan dan keterkomunikatifan 4 11,00 2,75 Cukup Jumlah 24 75,00 3,125 Cukup Rata-rata keseluruhan 68 Dari hasil data pada Tabel di atas, maka hasil validasi materi tahap pertama termasuk pada kategori “Cukup” dengan rata-rata penilaian terhadap media yaitu 3,125. Beberapa hal yang perlu diperbaiki yakni sebagai berikut. 1 Merevisisi indikator dan materi pokok yang dapat dicapai siswa, menghilangkan kata “model” pada “model silabus bahasa Jawa kelas II”, dan memperbaiki kalimat pada pandom. Sebelum sesudah Gambar 5. Perubahan pada halaman panduan dan kompetensi dasar. Pada gambar 4 perubahan yang dilakukan adalah mengganti kata “harus” pada kalimat “kompetensi yang harus dicapai siswa” menjadi “dapat”. Sehingga kalimat yang sudah direvii menjadi “kompetensi 69 yang dapat dicapai siswa”. Hal tersebut dilakukan karena tidak semua kompetensi dapat dicapai dengan buku pinter araning kewan ini. Indikator yang direduksi adalah 1 menjelaskan cirri-ciri tumbuhan dan binatang secara rinci. Karena buku pinter araning kewan hanya menyajikan gambar 2 dimensi dengan gambar hewan yang tidak mendetail secara keseluruhan. Dua indikator lain yang dapat dicapai dengan buku ini juga mendapatkan revisi. Indikator tersebut adalah 1 menirukan gerak, suara hewan tertentu, menjadi menirukan suara hewan tertentu dan 2 mendeskripsikan cirri-ciri hewantumbuhan untuk ditebak teman menjadi mendeskripsikan cirri-ciri hewan untuk ditebak teman. Hal tersebut dilakukan karena dalam buku pinter araning kewan ini hanya memuat pengetahuan tentang binatang saja tidak termasuk tumbuhan. Menghilangkan kata “model” pada kalimat “Sumber: Model Sil abus Bahasa Jawa Kelas 2 Sekolah Dasar 2013” menjadi “Sumber: Silabus Bahasa Jawa Kelas 2 Sekolah Dasar 2013”. Hal tersebut dilakukan karena sesuai dengan sumber yang didapatkan, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok tersebut bersumber pada silabus bahasa Jawa kelas 2 sekolah dasar 2013 bukan model silabus bahasa Jawa kelas 2 sekolah dasar 2013. Merevisi ejaan pada pandom agar sesuai dengan ejaan dalam bahasa Jawa. Ejaan yang diganti tersebut adalah mengganti kata “pandhuan” menjadi “pandhom”, “aran swaraning kewan” menjadi 70 “araning swarane kewan”, “dhudut” menjadi “dudut”, “kotakan” menjadi “kothakan”, “salah” menjadi “luput”, “taksih” menjadi “isih”, serta kata “busak” menjadi “busaken”. 2 Mengganti contoh hewan yang tidak memiliki nama anak tersendiri dan kurang familiar bagi siswa. sebelum sesudah Gambar 6. Perubahan contoh hewan pada halaman 1 Hewan burung kutut dan burung kutilang diganti karena pada daftar hewan dalam bahasa Jawa tidak disebutkan nama anak atau araning anak kewan. untuk itu sesuai dengan saran ahli materi peneliti mengganti dengan hewan yang memiliki araning anak kewan sesuai dalam daftar hewan di bahasa Jawa yakni hewan ayam pitik dan bebek. Pertimbangan untuk mengganti perkutut dan kutilang menjadi ayam dan bebek karena ayam dan bebek lebih familiar dalam kehidupan siswa. sebelum sesudah Gambar 7. Mengganti hewan cecak menjadi kirik 71 Pada gambar 7 revisi yang dilakukan adalah mengganti hewan cecak menjadi asu. Hal tersebut dilakukan karena asu lebih familiar dengan siswa dan merupakan salah satu jenis hewan peliharaan seperti kucing. 3 Menyusun penempatan hewan sesuai dengan urutan tingkatan dari familiar ke kurang familiar atau dari mudah ke sedang lalu sukar. sebelum sesudah Gambar 8. Perubahan pada halaman 1 Perubahan yang terlihat pada gambar 8 menunjukkan penggantian hewan pada halaman 1. Pada awalnya hewan yang digunakan sebagai contoh pada halaman 1 adalah perkutut dan kutilang lalu diganti dengan ayam dan bebek. Hal tersebut dilakukan karena perkutut dan kutilang tidak memiliki araning anak kewan serta ayam dan bebek lebih familiar dalam kehidupan sehari-hari siswa. sebelum sesudah Gambar 9. Perubahan pada halaman 2 72 Perubahan yang dilakukan pada halaman 2 seperti yang terlihat pada gambar 9 adalah mengubah urutan hewan. Setelah ayam dan bebek hewan yang lebih familiar atau lebih dekat dalam kehidupan siswa adalah kucing dan anjing. Oleh karena itu pada halaman 2 hewan kodok dan ular diganti dengan kucing dan anjing. sebelum sesudah Gambar 10. Perubahan pada halaman 3 Gambar 10 menunjukkan perubahan pada halaman 3 yang sebelumnya berisi tentang hewan macan dan singa diubah menjadi nyamuk dan tikus. Hal tersebut dilakukan karena sesuai dengan urutan tingkat mudah ke sulit maupun tingkat kefamiliaran hewan dalam kehidupan sehari-hari siswa dimana nyamuk dan tikus lebih familiar dibandingkan dengan macan dan singa. sebelum sesudah Gambar 11. Perubahan pada halaman 4 73 Perubahan yang terjadi pada halaman 4 seperti yang terlihat pada gambar 11 adalah mengganti hewan kucing dan anjing menjadi kodok dan ular. Hal tersebut dilakukan karena sesuai dengan urutan tingkat mudah ke sulit maupun tingkat kefamiliaran hewan dalam kehidupan sehari-hari siswa dimana kucing dan anjing lebih familiar dibandingkan dengan kodok dan ular, sehingga kucing dan anjing dipindahkan ke halaman 2 setelah ayam dan bebek. sebelum sesudah Gambar 12. Perubahan pada halaman 5 Gambar 12 menunjukkan perubahan yang terjadi pada halaman 5 yang ebelumnya berisi hewan nyamuk dan tikus diganti dengan kerbau dan puyuh. Hal tersebut dilakukan karena sesuai dengan urutan tingkat mudah ke sulit maupun tingkat kefamiliaran hewan dalam kehidupan sehari-hari siswa dimana nyamuk dan tikus lebih familiar dibandingkan dengan kerbau dan puyuh, sehingga nyamuk dan tikus dipindah ke halaman 3. 74 sebelum sesudah Gambar 13. Perubahan pada halaman 6 Perubahan yang terjadi pada halaman 6 seperti yang terlihat pada gambar 13 menunjukkan pergantian hewan antara kerbau dan puyuh yang diganti dengan macan dan singa. Hal tersebut dilakukan karena sesuai dengan urutan tingkat mudah ke sulit maupun tingkat kefamiliaran hewan dalam kehidupan sehari-hari siswa dimana kerbau dan puyuh lebih familiar dibandingkan dengan macan dan singa, sehingga kerbau dan puyuh dipindah ke halaman 5. 4 Memperbaiki kawruh basa Jawa dengan mengurutkan kata sesuai dengan urutan alphabet. sebelum sesudah Gambar 14. Perubahan pada halaman kawruh basa Jawa Sesuai dengan aturan yang berlaku bahwa kawruh basa Jawa disusun sesuai dengan urutan alphabet dari A-Z. oleh karena itu 75 perubahan dilakukan sesuai dengan saran ahli materi dengan mengurutkan tembung dari A-Z dan menambahkan arti dalam bahasa Indonesia agar siswa lebih memahami tembung-tembung dalam bahasa Jawa yang ada pada buku pinter araning kewan. b Validasi tahap kedua Media buku pinter araning kewan direvisi sesuai dengan saran kemudian dilakukan validasi tahap kedua yaitu pada tanggal 29 September 2015. Validasi ahli materi tahap kedua memperolehdata yang terdapat pada Tabel berikut. Tabel 8. Hasil Validasi Ahli Materi Tahap II No. Aspek ∑ Butir ∑ Nilai Rata-rata Kategori 1. Relevansi 5 21,00 4,20 Sangat baik 2. Keakuratan 3 12,00 4,00 Baik 3. Kelengkapan sajian 2 9,00 4,50 Sangat baik 4. Kesesuaian sajian dengan tuntutan pembelajaran yang terpusat pada siswa 4 19,00 4,75 Sangat baik 5. Cara penyajian 3 12,00 4,00 Baik 6. Kesesuaian bahasa dengan kaidah bahasa Jawa yang baik dan benar 3 12,00 4,00 Baik 7. Keterbacaan dan keterkomunikatifan 4 16,00 4,00 Baik Jumlah 24 101,00 4,21 Sangat baik Rata-rata keseluruhan Berdasarkan data dari Tabel 7, maka hasil validasi tahap kedua ini masuk dalam kategori “Sangat Baik” dengan rata-rata 4,21. Setelah dilakukan validasi tahap I dan II maka media ini memperoleh 76 rekomendasi bahwa media ini layak diujicobakan. Namun Ibu Venny Indria Ekowati, M. Litt menyarankan untuk mengganti hewan gemak menjadi wedhus agar lebih familiar bagi siswa kelas 2 SD. sebelum sesudah Gambar 15. Mengganti hewan gemak menjadi wedhus Pada gambar 15 menunjukkan perubahan pada halaman 5 dimana hewan puyuh diganti dengan kambing. Hal tersebut dilakukan karena kambing lebih familiar dalam kehidupan sehari-hari siswa, 2 Data hasil validasi ahli media a Validasi tahap pertama Validasi ahli media dilakukan oleh dosen Teknologi Pendidikan FIP, UNY, Ibu Isniatun Munawaroh, M. Pd. Validasi pertama dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 2015 dengan sebagai berikut. Tabel 9. Hasil Validasi Ahli Media Tahap I No. Aspek ∑ Butir ∑ Nilai Rata-rata Kategori 1. Format tata ruang 2 6,00 3,00 Cukup 2. Gambar 1 4,00 4,00 Baik 3. Huruf 3 11,00 3,67 Baik 4. Spasi 2 6,00 3,00 Cukup 5. Kesuaian media 4 14,00 3,50 Baik 6. Kemampuan media 8 31,00 3,87 Baik 7. Efisiensi media 5 18,00 3,60 Baik Jumlah 25 90,00 3,60 Baik Rata-rata keseluruhan 77 Dari hasil data pada Tabel di atas maka hasil validasi tahap pertama masuk dalam kategori “Baik” dengan rata-rata penilaian terhadap media yaitu 3,60. Ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, yakni sebagai berikut. 1 Penyesuaian indikator dengan tujuan pembelajaran. sebelum sesudah Gambar 16. Mereduksi indikator no.2 Gambar 16 menunjukkan perubahan yang terjadi pada halaman kompetensi yang dapat dicapai siswa dengan buku ini. Hal tersebut dilakukan karena indikator nomor 2 tidak sesuai dengan kemampuan buku dalam mencapai indikator tersebut. Buku hanya menyajikan gambar hewan secara 2 dimensi, tidak secara rinci. Selain itu dilakukan juga pemisahan pandom dengan kompetensi dasar, agar siswa lebih memahami pandom. sebelum sesudah Gambar 17. Memisahkan kompetensi dasar dengan pandom 78 Pemisahan pandom dan kompetensi yang dapat dicapai siswa dilakukan agar siswa dapat lebih focus dan memahami contoh yang telah disediakan seperti yang terlihat pada gambar 16. 2 Mengganti judul buku dari “bergeser” menjadi “pinter” sebelum sesudah Gambar 18. Mengganti kata “bergeser” menjadi “pinter” Pada gambar 18 menunjukkan adanya perubahan judul, yakni dari “buku bergeser araning kewan” menjadi “buku pinter araning kewan”. hal tersebut dilakukan karena kata bergeser tidak spesifik menggambarkan media ini. Media buku ini lebih tepat atau sesuai dalam kategori media edukasi buku pintar, sehingga judul “buku bergeser araning kewan ” diganti dengan “buku pinter araning kewan”. 3 Pemisahan cover dengan contoh penggunaan buku sebelum sesudah Gambar 19. Memisahkan contoh dengan cover Gambar 19 menunjukkan pemisahan antara cover dengan contoh hewan. Hal tersebut dilakukan agar pemahaman pada contoh dapat 79 lebih mendalam. Contoh dan pandom dijadikan dalam satu halaman sehingga siswa menjadi lebih paham dengan cara penggunaan buku ini. 4 Penyesuaian ukuran kertas dengan pola geser. sebelum sesudah Gambar 20. Memberikan scotlett secara menyeluruh pada setiap halaman Perubahan pada setip halaman yang berisi hewan tersebut dilakukan agar kertas yang digeser lebih mudah digeser. Selain itu kemasan dirapikan agar lebih layak dengan cara menempelkan scotlett atau stiker bening pada setiap halaman secara menyeluruh. Scotlett ditempelkan agar siswa dapat menggunakan buku secera berulang- ulang. Jawaban siswa yang dibubuhkan dengan spidol boardmarker pada setiap halaman dapat dihapus kembali. 5 Mengubah kemasan audio menjadi CD. sebelum sesudah Gambar 21. Mengubah kemasan audio menjadi CD 80 Perubahan pada audio dilakukan karena mini mp3 yang digunakan kurang familiar dengan keseharian siswa maupun guru. Tombol yang terlalu banyak mempersulit siswa maupun guru untuk menggunakan audio. Selain itu kemasan audio yang berupa box karton tidak tahan lama terhadap penggunaan yang berulang-ulang 6 Penambahan 2 halaman untuk pesan moral dan perlengkapan. Gambar 22. Penambahan halaman pesan moral Gambar 22 menunjukkan penambahan halaman pada media buku ponter araning kewan. hal tersebut dilakukan karena pada format sebelumnya pesan moral terdapat pada halaman perlengkapan, oleh karena itu agar tidak terjadi kekosongan pada halaman sebelum perlengkapan maka halaman pesan moral dipindah pada halaman sebelum perlengkapan sehingga ada 2 muka halaman yang bergambar ketika halaman perlengkapan dibuka. Dalam halaman pesan moral terdapat pula nama creator, dosen pembimbing I, dosen pembimbing II, ahli materi, dan ahli media. hal tersebut bertujuan sebagai ungkapan terimakasih peneliti terhadap pihak-pihak yang sangat bepengaruh terhadap kelayakan media buku pinter araning kewan ini. 81 Gambar 23. Penambahan halaman perlengkapan Halaman perlengkapan ditambahkan agar siswa dapat menggunakan media buku pinter araning kewan ini secara mandiri. Selain itu guru atau orang tua dapat mendampingi siswa dengan cara membantu siswa untuk memutarkan CD suara hewan. Pemutaran suara hewan yang terdapat dalam CD bersifat opsional, sehingga tanpa menggunakan CD interaktif siswa sudah dapat berimajinasi membayangkan suara hewan yang ada pada media buku pinter araning kewan karena hewan yang dipilih adalah hewan-hewan yang masih familiar dalam kehidupan sehari-hari siswa. b Validasi tahap kedua Buku pinter araning kewan direvisi sesuai saran kemudian dilakukan validasi media tahap kedua yakni pada tanggal 12 Oktober 2015. Validasi media tahap kedua tersebut mendapatkan hasil sebagai berikut. Tabel 10. Hasil Validasi Ahli Media Tahap II No. Aspek ∑ Butir ∑ Nilai Rata-rata Kategori 1. Format tata ruang 2 8,00 4,00 baik 2. Gambar 1 4,00 4,00 Baik 3. Huruf 3 12,00 4,00 Baik 4. Spasi 2 8,00 4,00 Baik 5. Kesuaian media 4 18,00 4,50 Sangat baik 82 No. Aspek ∑ Butir ∑ Nilai Rata-rata Kategori 6. Kemampuan media 8 37,00 4,62 Sangat baik 7. Efisiensi media 5 21,00 4,20 Sangat baik Jumlah 25 108,00 4,32 Sangat Baik Rata-rata keseluruhan Berdasarkan Tabel 10, maka hasil validasi tahap kedua ini masuk dalam kategori “Sangat Baik” dengan rata-rata skor 4,32. Setelah dilakukan validasi tahap I dan II maka media ini memperoleh rekomendasi bahwa media ini layak untuk diujicobakan dengan sedikit revisi, yakni sebagai berikut. 1 Penggantian warna huruf pada pandom. sebelum sesudah Gambar 24. Perubahan warna huruf pada pandom Perubahan tersebut dilakukan karena warna huruf yang pada awalnya magenta membuat penglihatan pengguna media buku pinter araning kewan menjadi silau karena warna background yang digunakan adalah biru. Untuk itu warna huruf pada bagian pandom dirubah menjadi putih sesuai dengan saran ahli media.

4. Preliminary Field Testing Uji Coba Lapangan Awal