16 No.
Araning kewan Araning anak kewan
Araning swarane kewan 13. Jangkrik
Gendholo Ngerik
14. Kebo Gudel
Ngowek 15. Kethek
Munyuk Mere
16. Kidang Kompreng
Mbekik 17. Kodhok
Precil Ngorek
18. Kombang Engkuk
Mbrengengeng 19. Kucing
Cemeng Ngeong
20. Kuthilang Ngoceh
21. Kutuk Kotesan
Kiyik-kiyik 22. Kutut
Manggung 23. Lamuk
Jenthik Nging-nging
24. Macan Gogor
Mbaunganggero 25. Menco
Ngoceh 26. Menjangan
Kompreng Mbekik
27. Merak Uncung
Nyengungong 28. Sapi
Pedhet Mbengah
29. Singa Dibal
Nggero 30. Tikus
Cindhil Citcit
31. Ula Kisiucet
Ngeses 32. Wader
Sriet 33. Walang
Dhogol 34. Wedhus
Cempe Ngembek
35. Welut Udhet
Sumber: Bahasa Jawa Kelas 2 SD dan Pepak Bahasa Jawa
3. Fungsi Dan Tujuan Pembelajaran Bahasa Jawa
Fungsi dan tujuan muatan lokal bahasa Jawa dalam peraturan Gubernur no.64 tahun 2013, bahasa Jawa sebagai muatan lokal lokal wajib
bertujuan untuk : a.
berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika dan tata bahasa yang baik dan benar;
b. menghargai dan menggunakan Bahasa Jawa sebagai sarana komunikasi
lambang kebanggaan, dan identitas daerah; c.
menggunakan Bahasa Jawa untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional dan sosial;
d. memanfaatkan dan menikmati karya sastra dan budaya Jawa untuk
memperhalus budi pekerti dan meningkatkan pengetahuan; dan e.
menghargai bahasa dan sastra Jawa sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
17 Ketercapaian tujuan tersebut tidak lepas dari keberhasilan dalam
proses belajar mengajar di kelas. Proses belajar-mengajar di kelas disusun sedemikian rupa agar menarik dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar
bahasa Jawa sehingga tujuan mulok pilihan wajib bahasa jawa dapat tercapai.
B. Kajian Mengenai Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Kelas II
Sesuai dengan surat edaran Dikdasmen tahun 2009, kriteria usia siswa sekolah dasar sekurang-kurangnya 6 enam tahun, oleh karena itu Sekolah Dasar
wajib menerima siswa dengan prioritas usia 7-12 tahun. Berdasarkan surat edaran tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa kelas II Sekolah Dasar rata-rata berusia
7-8 tahun. Menurut Angela dalam Suharjo, 2006:36 karakteristik siswa Sekolah Dasar antaralain sebagai berikut.
1. Kemampuan berfikir anak itu berkembang secara sekuensial dari konkrit
menuju abstrak. 2.
Anak harus siap menuju ke tahap perkembngan berikutnya dan tidak boleh dipaksakan untuk bergerak menuju tahap perkembngan kognitif yang lebih
tinggi, misalnya dalam hal membaca permulaan, mengingat angka, dan belajar konservasi.
3. Anak memerlukan perkembangan kemampuan penggunaan bahasa yang
dapat digunakan secara efektif di sekolah. 4.
Setiap anak sebagai seorang individu, masing-masing memiliki cara belajar yang unik.
Pandangan tersebut menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan berpikir anak usia 67-12 tahun bergerak secara sekuensial dari berfikir konkret
menuju abstrak. Usia 7-12 tahun termasuk dalam kategori masa kanak-kanak akhir, dimana konsep pada awal masa kanak-kanak merupakan konsep yang
samar-samar dan tidak jelas sekarang menjadi lebih konkret dalam Rita Eka, dkk,